M Yasin: Jadi Capres 2009, Kenapa Tidak?

M Yasin: Jadi Capres 2009, Kenapa Tidak?

- detikNews
Sabtu, 06 Sep 2008 16:32 WIB
Jakarta - Sekjen Dewan Ketahanan Nasional (Wantanas RI) Letjen TNI M Yasin akan pensiun mulai 1 Oktober 2008 dari jabatannya. Yasin pun mencalonkan diri sebagai caleg dari Partai Karya Perjuangan (Pakar Pangan).

Tidak hanya menjadi caleg, Yasin juga dilamar menjadi Ketua Umum partai yang berusia setahun itu. Berikut petikan wawancara detikcom dengan Yasin, Sabtu (6/9/2008).

Kabarnya Anda mengundurkan diri dari Wantanas?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nggak ada. Justru aku diberitahu kalau pensiun 1 Oktober kecuali ada penggantinya sebelum pensiun.

Soal pencalonan diri sebagai caleg dari Pakar Pangan?

Iya mencalonkan. Itu pengabdian kedua saya setelah pensiun. Boleh kan?

Anda kan pensiunnya baru tanggal 1 Oktober, tapi nama Anda sudah resmi didaftarkan jadi caleg Dapil 1 Jawa Barat?

Loh kan boleh. Saya tidak perlu mengundurkan diri karena memang akan pensiun. Kalau saya masih aktif, memang harus mengundurkan diri. Tetapi kan saya mau pensiun, jadi nggak mengajukan pengunduran diri. Lagian Pemilunya juga masih bulan April.

Jadi didaftarkan dulu sebagai caleg, terus pensiunnya belakangan?

Jadi begini, aku diberitahu katanya di Pakar Pangan dalam rapat khususnya pada 17 Juli lalu telah mengangkat saya sebagai Ketua Umum terhitung 5 Oktober 2008. Tetapi saya belum jawab setuju atau nggak. Nanti nunggu saya pensiun. Kalau caleg sudah.

Alasan mau jadi caleg Pakar Pangan?

Aku tidak mau mengecewakan mereka. Dari semua, mereka yang sungguh-sungguh mengejar saya. Yang lain kurang agresif. Saya senang karena mereka para anak muda dan aktivis, tidak mata duitan, dan berjuang dengan semangat.

Parpol apa saja yang sudah melamar Anda?

Belum ada yang resmi. Masih ngobrol saja. Saya kira saya laku. Mereka (Pakar Pangan) takut kalau saya disamber orang lain. Masak aku nggak laku. Ha...ha...ha...

Katanya anda juga dicalonkan sebagai capres 2009?

Emang pantes? Aku sudah dikasih tahu mereka, itu hak mereka untuk melamar saya jadi ketua umum dan capres. Tetapi maaf, bukan mengecilkan orang lain. Kalau ngelamar jadi capres, mestinya cocok nggak partainya jadi kendaraan.

Saya bilang ke mereka, kalau memang partainya signifikan di pemilu, kenapa tidak? Tetapi kalau jadi Ketua Umum saja belum (dijawab), disuruh jawa jadi capres. GR banget saya. Tetapi saya hormatlah sama mereka. (gus/djo)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads