Ketika tsunami menerjang Aceh 26 Desember 2004, Maggie Hamilton (saat itu berusia 9 tahun, kini 13 tahun) dan teman-teman sekolahnya menulis surat sebagai tanda keprihatinan mereka. Karena tidak tahu kepada siapa surat itu akan dialamatkan, sekolah Maggie menyerahkan kepada Gedung Putih untuk diserahkan kepada korban tsunami di Aceh.
Setiba surat itu di Indonesia, Jubir SBY bidang luar negeri, Dino Patti Djalal, menyerahkan surat itu kepada Kepala BRR Kuntoro Mangkusubroto. Surat Maggie yang disertai sebuah gelang tangan itu dibalas oleh seorang gadis korban tsunami yang kehilangan orang tua serta sanak saudaranya, Nada Lutfiyyah, kini 12 tahun.
Nada membalas surat tersebut sambil memberikan sebuah ikat rambut untuk Maggie. Dalam sebuah acara The Asia-Pasific Amerika Heritage Event di Gedung Putih pada 25 Mei 2005, surat Nada dan Maggie tersebut dibacakan Presiden SBY.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Maggie yang ditemani kedua orang tuanya tampak begitu gembira ketika bertemu Nada. Begitu juga dengan Nada yang datang bersama saudaranya.
Nada mengaku memberikan ikat rambut kepada Maggie agar sahabatnya tersebut ingat selalu kepada dirinya. "Nada terharu ketika baca surat dari Maggie," kata Nada kepada wartawan.
Surat dari Maggie yang berisi dukungan agar tetap tabah menghadapi cobaan itu menurut Nada dapat menghapus kepedihannya. Makanya, dia begitu bersemangat ketika mengetahui akan dipertemukan dengan Maggie.
Nada juga ingin mengajak Maggie beserta keluarganya datang ke Aceh 20 Agustus nanti untuk melihat sekolahnya. "Saya pingin nunjukin keteman-teman, ini sahabat pena Nada," katanya bangga.
Rencananya, mereka berdua akan bertemu dengan Presiden SBY. Nada-Maggie akan memberikan gelang hasil karya mereka berdua kepada Presiden. (mok/nrl)











































