Usai dilantik, pria kelahiran Palembang, Sumatera Selatan 18 Desember 1956 mengaku dititipi pesan oleh Presiden Jokowi. Budi diminta untuk memperbaiki masalah konektivitas perhubungan baik darat, laut, udara maupun kereta api.
Untuk menjalankan 'titah' Presiden, Budi blusukan ke daerah-daerah untuk meninjau sejumlah terminal, pelabuhan hingga bandara dan lokasi lainnya. Eks Dirut Angkasa Pura II ini mengumpulkan semua informasi yang dibutuhkan untuk kemudian dikembangkan menjadi sebuah kebijakan.
![]() |
Dengan gaya khasnya, berkemeja putih lengan panjang dilipat, Budi terus memantau dan mengevaluasi. Budi juga menemui langsung masyarakat pengguna transportasi untuk mengetahui harapan-harapan mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak hanya 'menggeberak' di luar, Budi juga 'menggeberak' di lingkungan kerjanya sendiri. Hal itu terungkap saat aparat Polda Metro Jaya melakukan tangkap tangan di Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terkait pungli perizinan. Penangkapan itu berawal dari laporan Budi kepada Kapolri Jenderal Tito Karnavian.
"Satu bulan menjabat sebagai Menhub, saya mendapatkan berbagai laporan indikasi pungli di internal Kementerian khususnya di bidang pelayanan perizinan," kata Budi saat itu.
Di tengah kesibukkannya menjalankan tugas menteri, bagaimana Budi membagi waktu dengan keluarga? Budi mengaku selalu ada waktu untuk keluarga tercinta.
"Kalau keluarga, masih ada pagi, sore, Sabtu-Minggu. Jalan-jalan biasa cari makanan," ungkap Budi saat berbincang dengan detikcom di ruang kerjanya pada Jumat (2/12/2016) lalu.
Selain membagi waktu dengan keluarga, Budi juga masih sempat menjalankan hobi olahraganya. Budi mengaku setiap pagi, di rumahnya, dia selalu bermain tenis meja atau pingpong.
"Saya punya hobi baru, tiap hari main pingpong minimal 15 menit hingga 30 menit. Relatif tiap pagi. Di kediaman, nggak usah kemana-mana, pakai celana pendek dan kaos," tuturnya.
![]() |
Sebelumnya menjabat sebagai Menhub, Budi menjabat Direktur Utama Angkasa Pura II. Budi mengomandoi eksekusi proyek prestisius di Bandara Internasional Soekarno-Hatta yaitu Terminal 3 Ultimate.
Sebelum menduduki jabatan sebagai Dirut Angkasa Pura II, dia menjabat Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (Jakpro). Ketika menjabat Direktur Utama PT Jakarta Propertindo, Budi memegang sejumlah proyek di Ibu Kota. Antara lain: revitalisasi taman kota Waduk Pluit dan Waduk Riario, penyelesaian rusunawa di Marunda, serta Electronic Road Pricing (ERP).
Budi juga pernah menjadi Dirut PT Pembangunan Jaya Ancol dan PT Taman Impian Jaya Ancol sejak 2004. Alumni Teknik Arsitektur Universitas Gadjah Mada Yogyakarta itu memulai karirnya pada tahun 1982 sebagai Arsitek Perencana pada Departemen Real Estate PT Pembangunan Jaya. Budi banyak berkecimpung di dunia properti. Salah satu karya Budi adalah kawasan Bintaro yang sukses menjadi "Kota Baru" penyangga Jakarta. (ega/nwk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini