Ridzeki merupakan seorang pilot yang kaya akan pengalaman dengan lebih dari 16.000 jam terbang, dengan sekitar 9.400 jam di antaranya dilalui sebagai pilot in command. Selama perjalanan kariernya sebagai pilot, Captain Ridzeki telah menerbangkan Fokker F-28, Boeing 737-300/400, Boeing 747-200, MD 11 ER, Boeing 747-400 serta Airbus A-320. Selain sebagai captain pilot, Ridzeki juga menjadi Instruktur Boeing 737-300/400 selama tahun 2005-2007, serta Type Rating Instructor (TRI) untuk Airbus A-320 sejak tahun 2009.
Mengenai jabatan barunya sebagai CEO AirAsia Indonesia, Ridzeki mengatakan bahwa hal itu tak jauh berbeda dengan profesinya sebagai pilot selama ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ridzeki juga mengatakan, menjadi pemimpin tidak selamanya harus menunjukkan leadership (kepemimpinan) tapi juga harus bisa mengikuti.
"Ada kalanya harus menunjukkan followship, saat rapat dengan departemen-departemen di perusahaan kita, kita dengarkan masukan-masukan dan kita jalankan atau terapkan mana yang dianggap bermanfaat," kata bos AirAsia Indonesia itu.
Mengenai kecelakaan pesawat, pilot senior ini ingin mengingatkan satu hal, bahwa tak pernah ada hanya satu faktor saja yang membuat pesawat celaka. "Pasti ada faktor-faktor lainnya," tegas Ridzeki yang pernah belasan tahun menjadi pilot di maskapai Garuda Indonesia.
Sebagai pilot senior, kecintaannya pada dunia penerbangan memang sangat kuat. Karena itulah, meski telah disibukkan dengan jabatan barunya sebagai CEO AirAsia Indonesia, Ridzeki selalu memiliki kerinduan untuk menerbangkan pesawat. Bahkan, Ridzeki berencana untuk menerbangkan para penumpang pesawat AirAsia.
"Saya kangen terbang, makanya rencananya nanti saya sendiri akan menerbangkan pesawat kita, mungkin satu atau dua kali sebulan. CEO jadi pilot, bagus juga ya, ini juga bisa untuk makin mendekatkan AirAsia dengan para penumpang," tutur Ridzeki, yang hingga kini juga bertanggung jawab atas program Critical Incident Stress Management (CISM) dan Peer Support untuk Grup AirAsia, serta sebagai salah satu pilot dalam pengiriman perdana pesawat (aircraft acceptance test pilot).
Di sela-sela kesibukannya itu, Ridzeki menghabiskan waktu luangnya untuk menggeluti hobinya.
"Saya suka Electronic Radio Control, merakit sendiri, saya juga suka memanah dan main musik, kalau sempat saja," kata Ridzeki yang hobi memainkan instrumen musik bass gitar ini.
Mengenai AirAsia Indonesia, Ridzeki mengatakan, dirinya bertekad membawa maskapai yang dipimpinnya itu tetap mengutamakan layanan kepada penumpang dan menjaga keselamatan penerbangan. (ita/nwk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini