Angga yang berasal dari Kampung Cluwok, Desa Bono, Kecamatan Boyolangu, Tulungagung, Jawa Timur, ini tengah mempersiapkan studi lanjutan S3 di Kyoto University, Jepang.
Dia merupakan salah satu mahasiswa UGM yang diterima dari jalur Penelusuran Bibit Unggul Tidak Mampu (PBUTM). Berbekal prestasi sekolah dan sertifikat hasil lomba tingkat regional dan nasional dia mantap masuk jurusan Teknik Sipil UGM.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari SMAN 1 Boyolangu ada dua yang diterima lewat jalur PBUTM. Saya bangga karena di kampung saya belum ada yang kuliah di UGM," ungkap Angga kepada wartawan di kampus UGM, Bulaksumur, Sleman, DI Yogyakarta, Selasa (8/7/2014).
Saat diterima di UGM lewat jalur PBUTM, dia tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut. Kuliah S1 diselesaikan dengan cepat. Ia bisa lulus cum laude dengan IPK 3,78. Setelah itu dia mengambil program fast track (percepatan studi) dari S1 ke S2 di jurusan yang sama. Dia lulus cum laude dengan IPK 4,00.
"Saya bersyukur bisa lulus S1 dan S2 semuanya dengan beasiswa. Yang S2 saya mendapatkan beasiswa dari SEAMOLEC," kata pria kelahiran 6 Juni 1989 ini.
Dia mengaku tengah mempersiapkan mengambil beasiswa studi S3 di Kyoto University. Dia berharap program bagi mahasiswa tidak mampu terus diperluas sehingga memberikan kesempatan bagi banyak orang. "Kalau selesai nanti S3, semoga bisa mengabdi menjadi dosen di UGM," pungkas Angga.
(nwk/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini