Monica Witarsa, Remaja Surabaya Pemenang Desain Batik Raja Ampat

Monica Witarsa, Remaja Surabaya Pemenang Desain Batik Raja Ampat

Nograhany Widhi Koesmawardhani - detikNews
Selasa, 17 Jun 2014 12:48 WIB
Monica dan desain batik Raja Ampat yang menang lomba (Foto: dok pribadi)
Jakarta - Kecintaan Monica Witarsa (19) akan batik sudah tumbuh sejak kecil karena melihat lingkungannya selalu ada sentuhan batik. Belajar membatik otodidak akhirnya mendorong Monica ikut lomba Desain Batik Raja Ampat yang digelar pemerintah. Tak disangka gadis yang baru lulus dari SMK jurusan jasa boga ini menang.

Lomba Desain Batik Raja Ampat digelar atas kerjasama Sekretariat Kabinet, Bank BRI, Kemenko Kesra, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Pemerintah Kabupaten Raja Ampat, dan Yayasan Batik Indonesia (YBI). Peserta lomba yang masuk menawarkan desainnya, menurut Seskab Dipo Alam dari situs setkab.go.id adalah 583 peserta. Dan, Monica menjadi jawaranya.

"Dapat idenya dari filosofi Raja Ampat, itu kan ada seorang perempuan yang menemukan 7 telur. Nah, di Raja Ampat sendiri ada 4 pulau besar. Legendanya 7 telur itu menetas menjadi raja di 4 pulau besar itu, dan 3 lainnya menjadi hantu, batu dan perempuan," kisah Monica mengenai ide desain batiknya dari legenda Raja Ampat dalam perbincangan dengan detikcom yang ditulis Selasa (17/6/2014).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Monica yang belum pernah mengunjungi Raja Ampat ini mencari-cari ide dengan berselancar di internet, sepekan sebelum lomba desain batik itu ditutup. Dari internet pula dia mengetahui flora-fauna di kawasan Raja Ampat yang juga dia tuangkan dalam desain batiknya, antara lain bunga anggrek, burung cenderawasih dan taman lautnya yang terkenal.

"Aku masukkan semua dalam satu desain, warna-warnanya warna cerah Papua, biru, merah, kuning, hijau. Observasinya nggak lama sekitar 2-3 hari, browsing dan kemudian sketsa cepat," imbuh gadis kelahiran Surabaya 30 November 1995 yang baru lulus dari SMK Mater Amabilis, Surabaya, Jatim itu.

Sketsa desain batik dia buat di kertas A4 memakai pensil, kemudian diwarna dengan cat air. Dia mengetahui bahwa dirinya menang diberi tahu oleh pembimbing di komunitas belajar membatik binaan Bayu Semilir Surabaya. Pengumuman lomba itu memang melalui situs setkab.go.id.

"Yang ngasih tahu aku dari tempat pembina. Dia mengingatkan agar jangan lupa buka websitenya. Awalnya dikasi tahu pembina saya, ya nggak percaya, kirain bercanda doang," tutur Monica yang akhirnya dihubungi panitia lomba setelah mengetahui via situs Setkab.

Kemenangan desain batik ini bukan kemenangan Monica dalam bidang desain yang pertama. Sebelumnya, Monica pernah menjadi juara 3 lomba desain busana yang diadakan Sekolah Desain Arva Surabaya. Kecintaannya akan batik juga tumbuh karena orang tuanya suka mengenakan batik, baik sebagai busana, kemudian ornamen interior di rumah seperti taplak meja.

Monica yang sangat penasaran akhirnya mencari tempat belajar dan bertemulah dia dengan komunitas belajar membatik binaan Bayu Semilir di kawasan Ketintang Madya, Surabaya yang diasuh pasangan suami istri yang juga berdagang batik.

"Bukan kursus sih karena saya nggak bayar. Itu komunitas, saling belajar secara sukarela. Karena saya suka, saya tiap hari ke sana, membatik sendiri, membantu-bantu mereka juga. Banyak anak-anak lain yang masih sekolah di sana," tutur Monica.

Kendati suka mendesain sejak kecil, namun Monica memutuskan mengambil jurusan tata boga di SMK Mater Amabilis. Kepiawaiannya memang tak cuma menggambar dan mendesain baju, tapi juga memasak.

"Kalau aku dari dulu itu suka masak. Termasuk hobi banget suka masak makanya ambil jasa boga, suka makan juga. Aku mikirnya kalo bisa buat makanan sendiri hasil masak sendiri pasti enak," tutur gadis yang gemar masak dan makan sushi dan ramen ini.

Nah, lulus dari SMK Mater Amabilis jurusan jasa boga, membuatnya kembali melirik dunia desain fashion. Dia masih mencari sekolah desain yang tepat.

Sementara ini, dia deg-degan menunggu hadiah dari lomba desain batik Raja Ampat yang mendapatkan uang tunai Rp 25 juta yang akan diserahkan saat Sail Raja Ampat 2014 yang hendak digelar Agustus 2014. Menurut informasi yang didapatkannya dari panitia lomba di Setkab, desain ini akan dibantu untuk pendaftaran hak ciptanya dan akan menjadi desain seragam batik panitia Sail Raja Ampat 2014 nanti.

Anak bungsu dari dua bersaudara ini juga berpesan generasi muda agar terus melestarikan batik.

"Sesama generasi muda, saya berpesan, jangan berpikir kalau batik itu kuno. Kalau belum mencermati batik itu sendiri, mereka nggak akan tahu nilai seni yang terkandung di dalam batik. Motif batik juga sudah berkembang. Keinginan saya nanti akan membuat motif batik yang punya karakter aku sendiri," pesan dara yang mengidolakan desainer Tex Saverio dan Iwan Tirta ini.

(nwk/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads