Ditemui di sekolahnya, Nur Afifah dengan ramah berbagi cerita atas prestasi yang diraihnya tersebut. Perasaan senang jelas tersirat di wajahnya. Namun awalnya ia sangat kaget dan tidak menyangka bisa menjadi terbaik nasional.
Nur Afifah juga tidak membayangkan akan mendapatkan nilai seperti. Karena baginya, yang penting adalah usaha maksimal. Soal hasil, terserah Tuhan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perempuan kelahiran 5 Maret 1996 ini biasa belajar bersama dengan teman-teman. Di luar itu, ia sempat mengikuti les privat selama 2 minggu meski orangtuanya menyarankan agar ia percaya pada sekolah dalam menghadapi UN.
Setiap hari Nur Afifah datang pagi ke sekolah. Sebelum pelajaran dimulai, ia selalu menyempatkan untuk mengerjakan buku latihan. Ia menargetkan untuk menyelesaikan buku-buku latihan.
Nur Afifah yang juga putri dosen sastra UGM ini sangat menyukai novel dan buku-buku berbahasa Inggris. Novel favoritnya adalah novel karya Jodi Picoult berjudul The Storyteller.
"Saya punya koleksi belasan bukunya, luar biasa, wow banget," ungkap siswi berjilbab yang beralamat di Jogokaryan, Mantrijeron, Yogyakarta ini.
Siswi yang pernah ikut klub jurnalistik di sekolahnya ini juga senang menulis fiksi. Bahkan salah satu karyanya akan segera diterbitkan oleh penerbit dan sudah tanda tangan kontrak. Novel yang ia tulis berkisah tentang klub drama di sekolah.
(try/try)