Hal ini sangat dirasakan oleh hakim agung Komariah Emong Sapardjaja yang akan purna tugas pada (31/7) lusa saat memasuki usia 70 tahun. Apalagi, sebelum menjadi hakim agung, Komariah sehari-hari sebagai guru besar Universitas Padjadjaran (Unpadj) yang aturannya tidak seketat dibanding hakim agung.
"Keluarga lebih senang saya jadi guru besar saja karena boleh makan di pinggir jalan. Sebagai hakim agung nggak boleh makan di mana saja," kata Komariah sambil tertawa saat berbincang dengan detikcom di lantai 3 gedung Mahkamah Agung (MA) Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Senin (29/7/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau hanya persoalan begitu saja bukan prinsip. Saya mudah menyesuaikan diri. Tapi keluarga juga mendukung saya jadi hakim agung karena gajinya lebih besar dibanding guru besar," ujar istri dr Wage Sapardjaja ini.
Ditemani sebuah laptop dan setumpuk berkas, Komariah menghabiskan hari-harinya memeriksa berkas perkara yang menumpuk. Saking banyaknya berkas, ruang ukuran 4x6 meter itu tidak cukup menampung dan dibiarkan berkas bermap merah menumpuk di lantai. Belum lagi ruangan kecil itu juga diisi sofa dan meja sederhana untuk menerima tamu.
Adakalanya dia harus pulang pukul 20.00 WIB saat masa penahanan terdakwa habis.
"Tidak tentu sehari berapa berkas yang diadili. Dulu sebagai hakim anggota 1 ada yang kadang sampai 15. Kalau yang gampang-gampang bisa banyak. Kalau yang sulit sehari satu berkas pun tidak bisa," cerita ibu 3 anak.
Meski posisi berbeda, namun tanggung jawab sebagai akademisi dan hakim agung dinilai sama-sama berat. Sebab sebagai guru besar, Komariah menilai tidak boleh mentransfer ilmu asal-asalan dan tetap memegang teguh nilai akademik.
"Kedua-duanyanya saya enjoy. Duitnya lebih baik jadi hakim agung. Guru besar berapa sih? Plus capai-capai membimbing bertahun-tahun, berbulan-bulan," terang Komariah.
"Bukankah gaji hakim agung sekarang kalah dibanding hakim tinggi?" tanya detikcom. Saat ini, gaji hakim tinggi lebih tinggi sekitar Rp 5 juta dibanding hakim agung.
"Ah, masa bodoh. Ini lebih banyak daripada di kampus kan," jawab nenek 1 cucu ini.
(asp/nrl)