"Saya dihubungi oleh Presiden Ramon Magsaysay Foundation. Dia bilang bahwa saya terpilih menerima Ramon Magsaysay Award untuk kategori Emergent Leadership. Tentu saja saya kaget dan sama sekali tidak menyangka," ujar pria yang akrab disapa Ruwi seperti dikutip dari www.telapak.org, Kamis (26/7/2012).
Pria yang merupakan pendiri LSM Telapak ini akan menerima Ramon Magsaysay Award pada 31 Agustus mendatang di PICC Plenary Hall, Manila, Filipina. Masing-masing peraih penghargaan akan mendapat sebuah sertifikat, sebuah medali, dan hadiah uang tunai, namun tidak disebut jumlahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Award ini bukan karena puncak prestasi, tapi karena lembah lemah. Lembah lemah di diri, di Muara Tae, di organisasi-organisasi, di negeri. Tapi, hei, untungnya dan syukurnya, kalau sudah di lembah tidak ada arah lain selain keluar dari lembah, mendaki bukit kecil itu, mendaki gunung besar di belakangnya itu," sambung Ruwi.
RMAF menilai Ruwi sebagai sosok yang aktif memberikan advokasi bagi pengelolaan sumber daya alam berbasis komunitas di Indonesia. Dia juga dikenal karena memimpin kampanye untuk menghentikan eksploitasi hutan secara ilegal, serta menginisiasi usaha sosial yang melibatkan masyarakat pedalaman sebagai partner.
"Penerima penghargaan Magsaysay tahun 2012 ini merupakan enam sosok yang luar biasa, yang secara mendalam terlibat dalam solusi mengatasi kemiskinan dan ketidakberdayaan masyarakat, baik melalui hutan atau lahan pertanian, atau dalam bidang industri atau pendidikan. Bekerja tanpa pamrih namun dengan semangat besar, mereka menunjukkan komitmen, kompetensi, dan kepemimpinan yang mampu mengubah hidup jutaan orang dan mendorong kemajuan masyarakat," ujar Presiden RMAF Carmencita Abella seperti dikutip dari situs Kementerian Informasi Filipina (PIA), Kamis (26/7/2012).
Selama ini, RMAF diberikan kepada siapa saja tanpa memandang ras, kebangsaan, kepercayaan, ataupun jenis kelamin, yang berperan aktif dalam isu-isu pembangunan kemanusiaan di Asia dengan kreativitas dan keberanian, dan berkontribusi besar dalam mengubah masyarakat menjadi lebih baik.
Hingga saat ini sudah ada 21 orang Indonesia yang menerima penghargaan ini. Mereka antara lain GUs Dur (1993), HB Jassin (1987), Mochtar Lubis (1958), Teten Masduki (2005), Nafsiah Mboi (1986), Pramoedya Ananta Toer (1995), dan Ali Sadikin (1971).
(vit/nwk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini