Rahmat Arifin, Sang Pembela Harimau Sumatera

Rahmat Arifin, Sang Pembela Harimau Sumatera

- detikNews
Rabu, 06 Jun 2012 10:14 WIB
Jakarta - Harimau sumatera bagi sebagian orang adalah 'hama'. Tak jarang, hewan langka itu dibunuh hanya untuk sekadar memuaskan hasrat dendam warga yang ternaknya habis dimakan. Untunglah ada Rahmat Arifin yang membela binatang buas tersebut.

Atas jasa-jasanya, Rahmat diberi penghargaan Kalpataru dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Warga Kecamatan Sungai Penuh, Provinsi Jambi, tersebut dianggap berjasa bagi lingkungan, terutama dalam menjaga kelestarian harimau sumatera yang jumlahnya kian menipis.

Acara penyerahan piala digelar di Istana Negara, Jl Veteran, Jakarta, Selasa (5/5/2012). Bersama Rahmat, ada lima nama lainnya yang mendapat penghargaan serupa. Mereka berjasa dalam bidang pembibitan tanaman hingga pendidikan. Hanya Rahmat yang mendapat penghargaan karena berjuang melestarikan hewan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Itu berawal dari kekaguman saya terhadap harimau, selain itu juga tugas dan fungsi saya sebagai polisi hutan. Jauh di dalam hutan saya melihat ada ancaman terhadap harimau," kata Rahmat yang sudah bertugas sebagai polisi hutan selama 19 tahun ini.

Selain menjaga hutan, Rahmat juga berinisiatif membuat sebuah kelompok khusus yang 'memediasi' warga dan harimau sumatera. Seperti diketahui, saat ini banyak warga yang memburu harimau karena ternak mereka dimakan, atau sekadar untuk menguliti kulit indahnya.

"Saya sering patroli, ada jerat yang dipasang oleh oknum masyarakat. Dari situlah ada beberapa rekan yang bantu saya, sehingga kami terinsipirasi untuk melindungi hewan tersebut, karena itu juga aset bangsa toh," terangnya.

Bersama 8 unit timnya, Rahmat berusaha memberi pengertian pada warga supaya tak membunuh harimau. Komunikasi yang intens dan pemberian informasi soal peluang kerja dan usaha baru diharapkan dapat mengalihkan perhatian warga dari perburuan liar harimau sumatera.

"Dari situlah kami bermain di pinggiran kawasan membina hubungan komunikasi dan masyarakat penduduk. Harapan kami dengan bekerja dan kesibukan itu, mereka tidak melirik kawasan taman nasional," terangnya.

Berdasarkan catatan Rahmat, ada 23 ekor harimau sumatera yang berada di wilayahnya. Dia yakin, jumlah itu akan terus berkurang bila tak dijaga dengan baik. Peran serta masyarakat dan pemerintah setempat pun diharapkan mampu direalisasikan segera.

Meski diakui ada beberapa kasus konflik harimau dengan warga, Rahmat tak mau menyalahkan hewan belang tersebut. Hanya dengan kearifan lokal, hewan tersebut bisa diselamatkan.

"Saya tidak setuju menyalahkan harimau, tapi kami yang memegang teguh adat di kearifan lokal di beberapa daerah, contoh kalau kita tersesat kita panggil harimau untuk menunjukkan jalan itu masih ada,.

"Mari kita sama-sama melestarikan harimau sumatera karena itu aset bangsa, dari pemeirintah daerah juga, mudah-mudahan ada partisipasinya untuk langsung baik memfasilitasi kami dan beberapa gelintir masyarakat yang peduli harimau," pesannya.

(mad/vit)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads