Yingluck, Perempuan Berkuasa dari Thailand

Yingluck, Perempuan Berkuasa dari Thailand

- detikNews
Senin, 12 Sep 2011 17:24 WIB
Jakarta - Hari ini Presiden SBY kedatangan tamu istimewa yang ingin memperkenalkan diri: Yingluck Shinawatra. Cantik dan pintar, begitu kesan pertama bertemu dengan Perdana Menteri Thailand itu. Yingluck merupakan PM perempuan pertama di negeri gajah putih tersebut.

Yingluck lahir pada 21 Juni 1967 di Provinsi Chiang Mai dan akrab disapa Pu. Dia merupakan anak bungsu dari 9 anak pasangan Lert dan Yindee. Selama ini dia dikenal sebagai pebisnis dan politikus, anggota Partai Pheu Thai, lalu terpilih sebagai PM ke-28 lewat Pemilu 2011.

Soal pendidikan, Yingluck mengantongi gelar sarjana administrasi negara dari Universitas Chiang Mai dan master dari Universitas Kentucky, AS. Dia lalu menjadi tenaga sales dan marketing di kerajaan bisnis kakaknya, Thaksin Shinawatra. Kariernya meroket pesat hingga menjadi eksekutif di perusahaan Thaksin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Thaksin pada 2006 dikudeta secara militer dan hidup dalam pengasingan. Pada 17 Mei 2011, Partai Pheu Thai yang memelihara hubungan dekat dengan Thaksin, menominasikan Yingluck sebagai kandidat PM untuk Pemilu 2011. Pada 5 Agustus 2011 parlemen Thailand resmi mengukuhkan dia sebagai PM.

Majalah Time edisi Agustus lalu, memasukkan Yingluck dalam deretan 12 perempuan berpengaruh di dunia, setara dengan Kanselir Jerman Angela Markel dan PM Australia Julia Gillard.

Yingluck juga masuk 100 orang berpengaruh di dunia versi majalah Forbes belum lama ini. Dia duduk di urutan 59, sedangkan Sri Mulyani, eks Menkeu RI, nomor 65.

Banyak yang menyoroti karier politiknya karena dia merupakan adik Thaksin. Tapi banyak juga yang mengometari kecantikannya.

Yingluck bertinggi 1,72 cm, lebih tinggi dari tinggi rata-rata perempuan Thailand. Berbadan langsing dengan kulit yang lembut dan elegan. Dia sering terlihat mengenakan pakaian monokrom, dengan kemeja polos dan jaket berwarna gelap.

Yingluck kini menghadapi tantangan besar untuk merealisasikan janji-janji kampanyenya, utamanya kepada rakyat miskin. Dia berjanji meningkatkan upah minimum, memberikan layanan wifi gratis dan memberikan tablet komputer bagi tiap anak sekolah. Program ini dijanjikan tanpa merusak perekonomian. Para pengamat mengatakan sebagian janjinya tidak realistis.

Dia juga harus menghadapi pengunjuk rasa kaos merah yang membantunya berkuasa. Sebagian dari mereka menuntut penyelidikan menyeluruh operasi berdarah tahun lalu terhadap unjuk rasa Bangkok yang menewaskan sejumlah orang. "Saya hanya meniru dalam berpikir logis, tapi saya akan membuat keputusan saya sendiri," ujarnya dalam sebuah wawancara.




(nrl/gah)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads