Ary Suta, Ekonom yang Sempat Dicibir Gara-gara Jualan Disertasi

Ary Suta, Ekonom yang Sempat Dicibir Gara-gara Jualan Disertasi

- detikNews
Kamis, 08 Sep 2011 18:42 WIB
Jakarta - Ekonom yang sempat memimpin Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) I Putu Gede Ary Suta tidak pernah berhenti pada satu pekerjaan. Di sela-sela kesibukannya, ia menyempatkan diri mengurus pusat studi yang ia gagas, Ary Suta Center.

Di sebuah wilayah rindang di kawasan Brawijaya Jakarta Selatan tersebut, pemikirannya tentang kepemimpinan, strategi dan pemikiran kritis selalu dilontarkan. Berbagai forum diskusi, roundtable, maupun ceramah yang kaya akan soal-soal ekonomi, politik dan kebangsaan kerap digelar. Juga riset dan studi menyeluruh yang melibatkan pakar. Cukup?

"Belum. Kami membuat forum baru yang mewadahi disertasi-disertasi doktoral. Akan didiskusikan di sini, di-share dan kita ambil gagasan yang bermutu buat masyarakat. Ada 15 panelis yang siap di sini," kata Ary Suta di Ary Suta Center, Jl Prapanca, Jakarta Selatan, Kamis (7/9/2011).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejak diluncurkan Mei lalu, beberapa hasil disertasi para doktor tersebut dibuat buku dan dijual bebas di masyarakat. Menurut Ary Suta, ide tersebut sempat mendapat cibiran di kalangan akademisi. Namun ia tidak menggubris.

"Saya sempat ditegur, katanya disertasi tidak boleh dijual. Melanggar aturan. Saya bilang, biarin saja saya dihukum karena menjual disertasi," seloroh ekonom yang sempat mengenyam pendidikan di Universitas Udayana, Universitas Airlangga, UI hingga University of Denver ini.

Disertasi yang terjaring tidak melulu masalah ekonomi. Melainkan lintas studi yang mampu menggerakan kekuatan strategis dan kepemimpinan. Tidak heran, yang terlihat di Ary Suta Center bukan hanya monopoli wajah-wajah ekonom.Β 

Seperti Kamis siang ini, wajah politisi seperti Bursah Zarnubi dan Sukmawati turut terlihat. Serta mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Jimly Asshiddiqie yang didaulat memberikan kuliah umum soal kebebasan, kesenjangan struktural dan penegakan hukum.

"Yang tidak berani mendiksusikan (disertasinya) disini, patut dipertanyakan gelar doktoralnya," tantang Ary Suta disambut tepuk tangan audiens.

Ary Suta lahir di Denpasar, Bali, pada 12 April 1958. Dia menyelesaikan pendidikan doktornya di bidang Manajemen Strategis Universitas Indonesia dengan cumlaude pada 2005. Sebelumnya dia, pernah kuliah di Universitas Udayana Bali pada 1978 dan Universitas Airlangga pada 1982. Sedangkan gelar master di bidang keuangan diraihnya dari Universitas Denver, AS.

Dia pernah menjadi Staf Bagian Akuntansi Biro IV, Bapepam pada 1982- 1984. Kursi Ketua Bapepam didudukinya pada 1995-1998. Dia juga pernah jadi staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Hubungan Ekonomi Keuangan Regional pada 1998-2001, Penasihat Ahli Jaksa Agung Marzuki Darusman, dan Kepala Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN)

Ary Suta kerap menjadi pembicara di berbagai workshop, seminar maupun konferensi di bidang pasar modal, ekonomi sosial, ilmu politik, dan forum pemerintah di tingkal lokal maupun internasional. Topik-topik favoritnya adalah kepemimpinan, reputasi, pemerintahan, pasar modal, strategi, kompetensi publik, analisis kompetitif dan kreasi nilai.

(Ari/vit)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads