"Selamat datang di Hong Kong! Selamat datang? Mari-mari saya antar," sapa Jimmy menyambut rombongan wartawan Indonesia saat mengunjungi Hong Kong atas sponsor Cathay Pacific Airways, Rabu (7/12/2010) lalu.
Jimmy tak lupa dengan Indonesia. Selain lancar berbahasa Indonesia, ia juga senang dengan makanan tradisional khas Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya sering makan sampai sekarang. Kalau main ke Bogor masih dicari, enak kan?" timpal Jimmy sambil terkekeh.
Jimmy memang begitu ramah kepada setiap turis Indonesia. Dari puluhan pemandu wisata di tempatnya bekerja, SouthSea Asia Limited, Jimmy mengaku orang yang paling fasih berbahasa Indonesia.
"Sejak tahun 1986 saya sudah masuk terjun ke dunia ini (tour guide)," aku Jimmy.
Kantor tempat Jimmy bekerja hanya melayani turis dari Indonesia. Untuk pasar wisatawan Indonesia, Jimmy mengaku selalu ramai. Ada tiga musim turis Indonesia berlibur ke Hong Kong.
"Bulan ke tujuh (liburan anak sekolah). Minggu Lebaran. Perayaan Natal dan Tahun Baru pasti ramai. Pasar Indonesia sangat prospektif," terangnya setengah promosi.
Sepanjang 3 hari berkeliling bersama rombongan, mulut Jimmy jarang berhenti. Pria berusia 59 tahun ini terus berucap memberikan penjelasan kepada kami baik sejarah, perkembangan, cerita lucu, hingga kondisi masyarakat Hong Kong seadanya.
Ia juga tampak ramah saat ditanya hal-hal kecil, sepele hingga sensitif tentang Hong Kong mulai dari lokasi prostitusi hingga praktek suap polisi. "Polisi sini takut disuap. Kalau dipotret terus dilaporkan ke atasannya langsung dipecat. Lagian gajinya sudah besar lebih dari 15 ribu dollar Hong Kong (Kurs 1 dollar HK = Rp 1.300). Mana berani dia," tandasnya.
Sebelum terjun ke profesi memandu turis, Jimmy mengaku sempat bekerja sebagai buruh pabrik di Cina. Usia 15 tahun ia sudah merantau dari Indonesia ke Cina daratan untuk sekolah. Di Cina, Jimmy akhirnya menemukan pasangan hidup.
"Istri masih satu. Anak saya umur 25 dan baru satu juga, hehehe," celetuk Jimmy sambil menjelaskan kalau memiliki anak dalam jumlah banyak di Cina cukup ketat.
Setiap perayaan Cap Go Meh, Jimmy selalu menyempatkan waktu ke Bogor. Bertemu dengan saudara-saudaranya saat kecil dulu, yang masih tinggal di Bogor. Meski telah 'sukses' di Hong Kong, pria kelahiran Caringin, Kabupaten Bogor ini selalu ingin menyempatkan waktu pulang ke kota hujan.
"Paling 4-5 hari di sana. kalau sempat mampir ke Bandung-lah. Dinginnya kan hampir sama dengan sini (Hong Kong)," selorohnya.
Β
Bagi Jimmy memperkenalkan Hong Kong kepada turis Indonesia sebuah kebanggaan sendiri. Ia mengaku senang bisa menjelaskan kota Hong Kong yang dikaguminya hingga saat ini.
"Orang Hong Kong hidupnya fight dan disiplin. Bisa dilihat dari jalannya, cepat-cepat kan? Karena kalau telat sedikit, bisa ketinggalan bus," imbuhnya dengan semangat.
Tak hanya itu, meski tur perjalanan habis, Jimmy selalu mengingatkan bahwa dirinya siap dikontak 24 jam untuk hal apapun tentang Hong Kong.
"Saya ingin mengenalkan Hong Kong pada sebanyak mungkin orang. Kalian senang, kita dapat uang, kita juga senang. Hong Kong juga senang," pungkasnya.
(ape/fay)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini