Menurut Peneliti Utama LSN, Dipa Pradipta, ada 3 faktor yang membuat elektabilitas Jokowi menurun dari Prabowo.
"Pertama karena publik sudah mulai jenuh dengan figur Jokowi yang setahun lalu terus di blow up media," jelas Dipa kepada wartawan dalam konferensi pers hasil survei LSN di Hotel Le Meredien, Jl Sudirman, Jakarta Pusat, Kamis (12/6/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dipa mengatakan, turunnya elektabilitas Jokowi-JK terjadi di hampir semua daerah battle ground yaitu sembilan provinsi besar. Dan dari hasil survei terlihat Jokowi-JK hanya unggul di wilayah Jawa Tengah.
"Di Jateng, elektabilitas Jokowi-JK sebesar 47,5 persen dan Prabowo-Hatta hanya 43,3 persen dengan undecided voters sebesar 9,2 persen. Tetapi di delapan daerah lainnya seperti Jawa Barat, Jawa Timur, Sumut, Banten, Sulsel, DKI Jakarta, Sumsel dan Lampung, Jokowi kalah," jelasnya.
Dipa menambahkan, tingkat swing voters yang masih belum yakin memilih Prabowo-Hatta mencapai 15,9 persen. Sedangkan swing voters yang masih ragu untuk memilih Jokowi-JK sampai 21 persen.
"Jika tidak berhasil diyakinkan, suara-suara tersebut dapat berpindah atau akan golput dengan tidak memilih keduanya," jelas Dipa.
(spt/rmd)