Sosok itu adalah Sang Letjen (Purn) Prabowo Subianto yang tinggal di salah satu pucuk barisan bukit itu. Dialah seorang calon Presiden RI yang diusung partai Gerindra.
"Kalian sudah pada nyoblos belum?" tanya Sang Jenderal di TPS 02 pagi hari Rabu (9/4/2014).
Prabowo pun ikut berbaris menunggu giliran untuk mencoblos 'lembar kemenangan'. Setelah prosesi itu usai, dia mengacungkan kedua jari jempol yang pada sebelag kanan terdapat tinta ungu.
"Jempol ini maksudnya optimis, biar lebih gagah juga," ujar Prabowo yang didampingi Waketum Gerindra Fadli Zon.
Seperti gula yang dikerumuni semut-semut, Prabowo dikerubung oleh warga desa. Tak sedikit pula yang menangis.
"Iya, terima kasih, Bu," jawab Sang Jenderal singkat, jelas, dan padat.
Ketegasan semasa menjadi prajurit nampaknya masih melekat dalam diri Prabowo. Tak lama setelah itu dia kembali ke istana yang dia bangun di pucuk bukit.
Tak ada suasana gegap gempita optimisme pada rumah yang dikelilingi tembok yang lebih menyerupai benteng itu. Sunyi di istana itu kemudian menyulap cerah menjadi mendung.
Gemuruh seperti suara geledek pun datang. Rupanya suara itu adalah putaran baling-baling helikopter yang hendak mendarat di istana Letjen (Purn) Prabowo.
Helikopter yang akan digunakan untuk menjemput optimisme di markas Gerindra. Gemuruh yang semakin mengukuhkan kegagahan Letjen (Purn) Prabowo Subianto Djojohadikusumo.
(bpn/van)