Keluhan
Sore itu Senin, 11 Agustus 2008 saya mengambil penerbangan Air Asia (AA) QZ 7527, Padang - Jakarta, pukul 17.45 WIB. Beberapa hari sebelum jadwal terbang sebuah SMS masuk yang memberitahukan bahwa penerbangan AA QZ 7527 delay hingga pukul 19.40 WIB. Dalam boarding pass tertera bahwa boarding time pada pukul 18.55 WIB. Pada saat waktu menunjukkan pukul 18.55 WIB belum ada tanda-tanda pesawat AA dari Jakarta mendarat dan begitu mata ini melihat ke monitor tertera bahwa AA QZ 7527, tujuan Jakarta, pukul 17.45 WIB delay menjadi 20.40 WIB.Saat waktu di layar monitor telah menunjukkan pukul 22.25 WIB. Penerbangan AA QZ 7527 belum menghilang dari layar dan baru menghilang dari layar saat waktu menunjukkan pukul 01.15 WIB. Di sinilah cerita dimulai.
Pesawat AA dari Jakarta mendarat kurang lebih pukul 20.10 WIB (10 menit lebih cepat dari perkiraan yang diberikan) dan bersamaan dengan pesawat mendarat ini terdengar pengumuman bahwa penumpang AA QZ 7527 untuk segera bersiap-siap di Gate 2. 10 menit berlalu, 20 menit berlalu, 30 menit berlalu, 40 menit berlalu, penumpang yang sedari pukul 20.10 WIB sudah berdiri belum juga diizinkan masuk ke dalam pesawat. Beberapa orang mulai capek sehingga memilih duduk di antara barisan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hanya teriakan "huuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu ... " yang bersahut-sahutan yang bisa dilakukan pada saat penumpang merasa terkecoh.
Saat waktu menunjukkan pukul 21.10 WIB dan setelah tiga kali merasa terkecoh,
penumpang mulai benar-benar "panas", tidak hanya teriakan "huuu uuu ... " tetapi penumpang mulai berani meluapkan emosinya dengan memukul pintu Gate yang terbuat dari kaca. Pukulan ini disambut dengan teriakan-teriakan penumpang yang menuntut kejelasan apa yang sebenarnya terjadi.
Akhirnya kejelasan itu didapatkan dan terdengar permohonan maaf dari pihak AA bahwa karena alasan teknis dengan sangat menyesal pesawat yang baru mendarat tidak dapat diterbangkan malam itu (teriakan "huuu .." pun semakin kencang) dan pihak AA memberikan opsi:
1. Akan didatangkan rescue flight dari Jakarta yang diperkirakan akan mendarat pukul 00.10. Malam itu juga akan terbang ke Jakarta (ralat ya Pak, bukan malam lagi ini sih tapi tepatnya pagi alias dini hari).
2. Atau, malam itu semua penumpang terpaksa akan menginap di Hotel Bumi Minang dan akan diterbangkan ke Jakarta keesokan harinya dengan rescue flight (tidak ada kepastian jam), plus kompensasi lain berupa voucher senilai Rp 500,000.
Whether will go with point 1 or 2, pihak AA meminta waktu 30 menit dan sembari menunggu pihak AA akan memberikan makan malam yang diperkirakan akan datang pukul 11.00 WIB.
Negosiasi pun terjadi dan hanya sebagian kecil penumpang yang mewakili dalam proses negosiasi ini. Sebagian lain yang merasa capek lebih memilih untuk duduk dan bahkan tidur (terutama nenek-nenek dan anak-anak kecil). Balita yang juga capek tetapi tidak bisa segera tidur karena suasana yang berisik hanya bisa menangis.
Bukan 30 menit tetapi baru 45 menit kemudian (kurang lebih waktu sudah menunjukkan pukul 22.00 WIB), keputusan baru bisa diambil oleh pihak AA bahwa mereka memilih opsi pertama di atas dan keputusan ini ditanggapi dengan protes para penumpang yang menuntut adanya kompensasi lain.
Negosiasi pun kembali terjadi. Mereka yang terlibat dalam proses negosiasi menuntut ganti rugi berupa Cash. Ruangan yang semakin panas (AC ruang tunggu bandara telah dimatikan) semakin menambah "panas" suasana. Di satu sudut sekelompok penumpang sedang bernegosiasi dan di sudut lain sekelompok penumpang berteriak-teriak agar petugas segera menghidupkan kembali AC yang telah dimatikan.
Dari proses negosiasi dan dari desakan para penumpang membuat pihak AA Padang memberikan keputusan bahwa di samping akan diterbangkan dini hari juga sesampai di Jakarta akan disediakan transportasi sampai ke tempat tujuan oleh pihak AA Jakarta.
Keputusan itu pun masih belum dapat diterima oleh sebagian penumpang, dan protes kembali dilancarkan dengan tetap menuntut diberikan ganti rugi berupa Cash. Waktu sementara telah menunjukkan pukul 23.00 dan makanan malam yang dijanjikan belum juga datang. Proses negosiasi pun semakin panas hingga microphone sempat diambil alih oleh salah satu menumpang. Pukul 23.20 WIB akhirnya makanan pun datang.
Pukul 01.00 WIB rescue flight mendarat dan pukul 01.30 WIB akhirnya kami semua diterbangkan ke Jakarta. Sesampai di Jakarta (waktu menunjukkan pukul 03.00). Sementara yang lain sibuk mengambil bagasi saya segera mampir ke Kantor AA yang terlihat masih terbuka dengan dua orang petugas. Setelah memperkenalkan diri dan memberitahukan maksud kedatangan saya jawaban yang saya dapatkan dari pihak AA Jakarta adalan "tidak ada transportasi yang disediakan ke tempat tujuan". Saya pun ngeloyor pergi. Tidak adanya gunanya berdebat.
So, penerbangan dengan delay terlama yang pernah saya alami (7 jam 45 menit).
Hanya kompensasi sebungkus nasi padang dan segelas air mineral yang saya dapat. Masih untung yang saya dapat lauknya tidak basi. Beberapa yang lain mendapatkan lauk basi.
Overall, dengan kejadian ini, bagi saya, saya cukup menghargai pihak AA yang tidak menerbangkan pesawat malam itu. Artinya pihak AA cukup bertanggung jawab dengan safety. Yang lebih saya sesalkan dalam kejadian ini adalah inconsistent dari pihak AA dalam masalah kompensasi. Bagi saya mendarat jam 03.00 WIB bentuk kompensasi berupa transportasi ke tempat tujuan sudah cukup.
Ni'matul Khasanah
Jl Pajajaran No 24B Bogor
nkhasanah07@gmail.com
08129765604
Keluhan diatas belum ditanggapi oleh pihak terkait
(msh/msh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Kirimkan keluhan atau tanggapan Anda yang berkaitan dengan pelayanan publik. Redaksi detikcom mengutamakan surat yang ditulis dengan baik dan disertai dengan identitas yang jelas. Klik disini untuk kirimkan keluhan atau tanggapan anda.