Ternyata Starbucks Memiliki Budaya yang Jelek

Suara Pembaca

Ternyata Starbucks Memiliki Budaya yang Jelek

- detikNews
Senin, 30 Jun 2008 09:45 WIB
Keluhan
Sesuai dengan judul sebetulnya saya berat menuliskan hal ini. Tetapi, apa boleh buat karena saya suka dengan Starbucks maka saya menuliskan kisah ini. Demi kebaikan Starbucks Indonesia.

Minggu pagi, (29/6/08) ada acara bebersih Bandung dari Batagor.net yang mengambil starting point di Starbucks Bandung Indah Plaza (BIP). Dengan pemikiran bahwa di acara bebersih Bandung silam Starbucks Bandung juga turut berpartisipasi dalam acara bebersih Bandung ini.

Ketika acara telah dimulai dan blogger sedang mengitari BIP memungut sampah, saya dan beberapa orang teman dari Yogya yang baru saja sampai di Bandung duduk di teras depan Starbucks BIP sambil menunggu blogger yang sedang memungut sampah sampai satu putaran BIP. Lalu, akan beranjak ke Taman Balai Kota Bandung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saya sambil sarapan hot dog dari Hypermart saat itu, karena waktu masih menunjukkan pukul sembilan pagi. Ketika selesai sarapan tiba tiba ada seorang pria dengan kulit hitam dan rambut yang agak cepak datang ke kami. Pria tersebut menggunakan seragam dari Starbucks. Sambil menghisap rokok pria tersebut menghardik kami.

"Kamu-kamu ngapain pada duduk di sini? Ini tempat saya. Kalau ngga beli apa-apa di sini jangan duduk duduk. Ini Buat pelanggan saja!" sahut pria tersebut
ke arah kami berempat.

Teman saya menjawab, "kami dari Batagor.net sedang ada acara bebersih Bandung jilid 5. Sedang menunggu blogger lain baru beranjak ke Balai kota".

"Ya, tapi ini tempat saya. Kamu ga boleh duduk di sini kalo ga beli apa-apa. Di sini khusus pelanggan saja. Kamu bisa baca ini tulisan ini kan," dengan nada teriakan yang kasar pria yang diketahui bernama Nanda tersebut menghardik ke arah saya dan ketiga teman saya yang sedang duduk di sana.

Akhirnya saya bilang, "oke. Nanti kamu tunggu saja teman saya yang akan menjelaskan sedang apa kami di sini". Sambil saya menyelesaikan kunyahan makanan yang belum selesai semua.

Memang kami belum memesan karena sejak pagi tadi memang Starbucks belum buka. Ketika orang tersebut datang Starbucks BIP memang baru buka. Padahal tadi niatan saya ketika Starbucks BIP buka an setelah selesai sarapan saya ingin memesan Caramel Machiato yang biasa saya pesan di Starbucks Ciwalk.

Tak lama kemudian Aki Herry datang dan menjelaskan duduk perkaranya. Seorang teman saya yang lain bilang, padahal mereka berdua saling kenal, tetapi tetap saja pria yang mengaku Manager Starbucks BIP tersebut yang bernama Nanda tetap menghardik Aki Herry, yang akhirnya kami mengalah dengan meminta Jaka memesan sebuah minuman.

Ternyata Starbucks memiliki budaya yang jelek. Apabila tidak membeli maka akan diusir dengan kasar. Atau tidak digubris sama sekali. Bukan ditawari membeli minuman dengan ramah. Contoh sederhananya adalah ketika mereka (Aki Herry dan Jaka) meminta nomor telepon seorang staff Starbucks BIP, tidak dilayani dan tidak ditegur, karena tidak membeli.

Ah budaya kapitalis yang amat tidak baik. Pulangkan saja Starbucks ke negeri asalnya. Untuk Starbucks Indonesia saya harap untuk memilih store manager, harap menseleksi orang dengan lebih ketat lagi, tidak baik untuk menghardik calon pembeli.

Saya penggemar starbucks. Terus terang kecewa berat terhadap tindakan Manager Starbucks BIP yang bernama Nanda itu, yang tentunya menghancurkan bayangan yang ada dalam benak saya terhadap nyamannya pelayanan Starbucks, dan keunikan sistem Starbucks yang menjadikan karyawannya sebagai mitra.

Tentu saja setelah Jaka memesan sebuah minuman saya meminta kepada Jaka, Aki Herry, dan teman-teman agar segera meninggalkan Starbucks BIP dengan nada agak keras, "ayo kita jangan lama-lama di sini. Tempatnya ga enak, pelayanannya ga sopan, managernya kasar. Lain kali ga usah ke sini lagi!"

Dan tentunya saya tidak jadi memesan Caramel Machiato yang tadi saya idamkan. Buat apa beli di Starbucks BIP? Nanti dimaki-maki lagi? Bahkan setelah memaki-maki tidak ada sama sekali meminta maaf.

Kalau pesan dimanja-manja. Kalau minuman sudah habis diusir-usir sambil dimaki? Tentu saja saya malu sekali terhadap kedua tamu dari Yogya tersebut. Di mana keramahan orang Bandung? Kok bisa orang seperti itu jadi Store Manager Starbucks BIP?

Rendy Maulana
Jl Cisitu Indah No 8 Bandung
rendy.maulana@gmail.com



Keluhan diatas belum ditanggapi oleh pihak terkait

(msh/msh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Kirimkan keluhan atau tanggapan Anda yang berkaitan dengan pelayanan publik. Redaksi detikcom mengutamakan surat yang ditulis dengan baik dan disertai dengan identitas yang jelas. Klik disini untuk kirimkan keluhan atau tanggapan anda.



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads