Telur "Palsu" di Kereta Jabodetabek

Suara Pembaca

Telur "Palsu" di Kereta Jabodetabek

- detikNews
Rabu, 30 Apr 2008 07:41 WIB
Keluhan
Saya memperoleh forward email mengejutkan pagi ini. Tahun kemarin saya sudah mendapat email dari temen saya mengenai beredarnya telur "palsu" ini di Cina dan Korea. Kami sempat berdiskusi tentang kemungkina telur "palsu" ini sampai ke Indonesia. Apalagi pada kondisi sekarang di mana harga-harga sembako mulai naik.

Pada email saya itu diceritakan bahwa pada tanggal 17 April 2008 pada KRL Ekonomi Jabotabek dijual telur rebus seharga Rp 500. Sedangkan harga pasaran untuk telur mentah sudah sekitar Rp 1,000 per butirnya. Tentu saja dengan harga semurah ini banyak orang yang membeli telur rebus tersebut.

Rasa dan tampilan dari telur tersebut diceritakan mirip dengan telur asli pada umumnya. Yang janggal adalah bahwasannya putih telurnya itu lebih keras seperti Jelly Nata Decoco. Kuning telurnya tidak bulat. Cuma sekilas mirip seperti adonan kue walaupun aromanya mirip telur. Semua telur yang saya kupas posisi kuning telurnya itu sama. Semua dan tidak ada yang bulat. Alias seperti cetakan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut artikel yang saya terima bulan November tahun lalu, di Cina dan Koreaย  beredar telur palsu. Di Cina yang dibuat dari bahan kimia di mana 'Putih telur' dibuat dengan melarutkan sodium alginate dalam air. Larutan tersebut akan terlihat seperti cairan bening yang kental dan sulit membedakannya dengan putih telur yang sebenarnya.

'Kuning telur' dibuat dengan menyekop suatu carian dengan pigmen kuning dan memadatkan serokan cairan tersebut ke dalam larutan kalsium klorida. Akhirnya, 'putih telur' dan 'kuning telur' dibungkus ke dalam 'kulit telur' yang dibuat dari kalsium karbonat.

Jika ditambahkan tepung kanji atau bubuk kuning telur pada 'kuning telur' tersebut, tekstur dari sebuah telur buatan setelah dimasak hampir identik dengan telur yang sebenarnya. "Kulit telur" juga dibuat. Parafin dan sejenis cairan putih yang tidak ketahui jenisnya dituang ke dalam telur palsu itu. Lalu didiamkan untuk kering. Telur buatan ini dapat dijemur dengan sinar matahari atau dikukus.

Dalam artikel tersebut juga disebutkan bahwasannya telur "palsu" tersebut mengandung tawas dan diperingatkan bahwa mengkonsumsi tawas dalam waktu lama dapat mengakibatkan penyakit dementia (penyakit mental yang serius yang dapat mempengaruhi kemampuan berpikir, mengingat, dan bertingkah laku normal).

Mengingat yang mengkonsumsi telur murah ini adalah para pekerja kelas bawah atau masyarakat awam yang tidak tahu apa dampaknya dalam jangka panjang, sebaiknyalah pihak-pihak yang berwenang seperti Badan POM (Pengawasan Obat dan Makanan), Departemen Kesehatan, dan Kepolisian segera menindaklanjuti kebenaran berita ini agar dapat diantisipasi kemungkinan terburuk atas penyebaran telur palsu ini.

Ekos
Jl Angsana J/10 Jakarta Timur
ekos9999@gmail.com
02199997373


Keluhan diatas belum ditanggapi oleh pihak terkait

(msh/msh)
Kirimkan keluhan atau tanggapan Anda yang berkaitan dengan pelayanan publik. Redaksi detikcom mengutamakan surat yang ditulis dengan baik dan disertai dengan identitas yang jelas. Klik disini untuk kirimkan keluhan atau tanggapan anda.



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads