Keluhan
Masalah transportasi massa bagi komuter di sekitar Jakarta menjadi persoalan yang semakin hari semakin sulit diatasi. Kemacetan dan harga BBM yang tinggi menyebabkan inefisiensi yang luar biasa. Biaya transportasi semakin membebani sebagian besar masyarakat Jabodetabek yang menjalankan rutinitas di ibu kota. Maka untuk pulang pergi kantor Bekasi-Jakarta saya putuskan sejak awal 2006 lalu menggunakan jasa Kereta Rel Listrik (KRL) Express AC Jurusan Bekasi - Jakarta. Karena tidak ada pilihan lain pengguna KRL AC seakan tidak bisa protes terhadap kekurangan-kekurangan yang sering terjadi, antara lain:
a. Perjalanan dari Jakarta ke Bekasi (saya menggunakan jadwal kereta yang seharusnya dari Stasiun Juanda pukul 17.16) sering terlambat. Tanpa ada "kata maaf" dan "alasan keterlambatan" dari petugas informasi di stasiun maupun di dalam KRL. Beberapa hari yang lalu bahkan petugas informasi di stasiun kota hanya mengatakan "kereta api Express AC Bekasi yang seharusnya berangkat pukul 17.15 diberangkatkan pukul 17.50". Penumpang hanya bisa mengeluh, bergumam, menghela nafas, dan mengelus dada.
b. Di kabin masinis paling depan (gerbong 8), banyak penumpang gelap. Konon hanya cukup membayar Rp 5.000 kepada petugas secara ilegal. Padahal tertulis jelas di gerbong adanya larangan berada di kabin masinis dan "Bagi yang tidak bertiket akan dikenakan karcis suplisi sebesar Rp 30.000". Tapi apa daya, kondektur dan masinis juga manusia biasa. Kondisi hanya tertib jika ada pemeriksaan oleh petugas-petugas khusus yang memang jarang sekali dilakukan. Jengah jadinya bagi penumpangΒ yang dengan tertib membayar tiket resmi Rp 9.000.
c. Ketika banjir melanda Stasiun Kampung Bandan akhir-akhir ini, kereta ekonomi jurusan bekasi tidak bisa masuk Stasiun Kota. Akhirnya kereta Express AC dari Jakarta ke Bekasi penuh sesak (kemungkinan karena banyak pengguna KRL ekonomi yang berpindah menggunakan KRL Express AC). Ironisnya banyak yang tidak bertiket. Kereta menjadi tidak nyaman, apalagi jadwal menjadi molor (tetap tanpa pemberitahuan dan kata maaf dari petugas stasiun). Ketika banjir Jumat, (1/2/08) kemarin, bahkan
kereta baru sampai di Stasiun Bekasi pukul 20.00 (2,5 jam perjalanan dari Stasiun Kota ke Stasiun Bekasi). Tidak ada informasi dan komunikasi yang jelas dan membuat diri konsumen dihargai hak-haknya.
d. Seringkali, kereta berhenti di Stasiun Manggarai untuk menaikkan penumpang gelap. Padahal petugas keamanan di Stasiun Manggarai sudah memerintahkan kereta terus melaju. Para penumpang bertiket di gerbong 8 bahkan sudah sering berteriak-teriak protes, tapi apa daya. Bahkan kondektur hanya menanggapi protes itu dengan menjawab enteng, "Maaf ya, saya cuma tukang mbolongin tiket, bukan tukang memeriksa karcis". Apakah pernyataan itu benar?
e. Untuk berangkat dari Bekasi ke Jakarta, sudah 3 bulan terakhir ini terpaksa saya beralih ke KRL Ekonomi yang berangkat dari Bekasi lebih pagi (pukul 05.30), karena KRL Express AC Bekasi-Jakarta yang berangkat pukul 06.25 sering terlambat dari jadwal.
Kalau mau disebutkan satu per satu daftar di atas mungkin akan semakin banyak lagi. Mungkin sudah sering ditulis melalui Surat Pembaca di beberapa harian dan media lain. Tapi kurang mendapat respon positif dari PT Kereta Api Indonesia (PT KAI).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mawad Sri Basoeki
Jl Gunung Sahari 25 Jakarta Pusat
mawad.basoeki@pajak.go.id
0817252762
Keluhan diatas belum ditanggapi oleh pihak terkait
(msh/msh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Kirimkan keluhan atau tanggapan Anda yang berkaitan dengan pelayanan publik. Redaksi detikcom mengutamakan surat yang ditulis dengan baik dan disertai dengan identitas yang jelas. Klik disini untuk kirimkan keluhan atau tanggapan anda.