Wong Solo Tidak Layak Dapat Superbrand

Suara Pembaca

Wong Solo Tidak Layak Dapat Superbrand

- detikNews
Senin, 08 Okt 2007 12:45 WIB
Keluhan
Pada hari Minggu kemarin tepatnya tanggal 7 Oktober 2007 saya sekeluarga berniat untuk berbuka puasa di Ayam Bakar Wong Solo di Sektor IX Bintaro (depan CBD Bintaro). Kami datang lebih kurang pukul 17.25 dan disambut seorang pelayan perempuan dan menanyakan mau meja untuk berapa orang. Pertama kami minta meja di depan karena sudah dipesan kami ditunjukkan untuk menempati meja di bagian belakang dan kami memilih di ruangan yang lesehan.Setelah duduk kami menunggu petugas yang datang. Beberapa tamu yang datang setelah kami. Setelah memilih tempat duduk mereka langsung dilayani dengan diberi daftar menu dan dituliskan untuk memilih menu apa saja. Benar-benar perlakuan yang berbeda dengan yang kami alami. Setelah lama tidak dilayani selama 15 menit kakak ipar saya berinisiatif untuk mendatangi pelayan meminta daftar menu dan daftar catatan pesanan. Ternyata kakak saya hanya menerima daftar menu tanpa daftar catatan pesanan. Akhirnya saya pun menuju ke bagian depan untuk meminta daftar menu tambahan dan daftar catatan pesanan. Setelah saya meminta pada pelayan perempuan (yang tadi) akhirnya saya diberi dan daftar menunya diambil dari meja orang lain yang mau memesan.Setelah saya kembali ke meja saya dan sedang menulis pesanan tiba-tiba ada pesanan nyelonong ke meja saya, dan saya bilang bahwa kita lagi nulis pesanan belum pesan apa-apa. Ternyata itu punya meja sebelah. Dari sini saya sadar bahwa pelayanannya nggak profesional. Hal kecil saja saya tidak menemukan nomor meja untuk memudahkan pengiriman pesanan. Tapi hal kecil tersebut masih bisa saya pahami karena dekat waktu buka puasa dan pesanan sedang banyak-banyaknya.Ketika selesai menulis pesanan saya harus menunggu sampai adzan Maghrib berkumandang. Tidak ada pesanan yang datang. Bahkan ketika saya menyerahkan daftar pesanan saya minta minumannya dikirim dulu untuk membatalkan puasa. Ujung-ujungnya kakak ipar saya mesti kembali ke mobil untuk mengambil aqua. Di sini nggak ada perhatian sama sekali terhadap pelanggannya yang sedang melaksanakan ibadah puasa.Sembari menunggu kami bergantian untuk sholat dan akhirnya pesanan pertama datang setelah menunggu lebih kurang 15 menitan. Bukan minuman seperti yang saya sampaikan kepada pelayannya tetapi 2 bakul nasi putih. Padahal jelas-jelas di pesanan saya cuman tertulis 1 bakul nasi putih. Satu hal lagi ketidakprofesionalan dalam hal pelayanan. Setelah itu baru pesanan minuman kami datang.Ternyata kesalahan pengantaran tidak hanya terjadi sekali itu saja. Setelah itu ada beberapa kali salah pengantaran yang dilakukan oleh petugas yang memakai pakai putih hitam. Saya rasa anak PKL (Praktek Kerja Lapangan) sedang training, tetapi selama itu pun ternyata nggak cuman sekali tapi berkali-kali. Tidak hanya terjadi di meja saya. Meja sebelah saya juga mengalami hal serupa. Ternyata kesalahan tidak hanya dilakukan oleh anak PKL, pelayan yang menggunakan kemeja batik pun salah mengantar pesanan ke meja saya. Di meja saya sudah ada 2 bakul nasi putih, eh, malah diantar lagi 3 piring nasi putih. Padahal kami cuman berenam. Akhirnya karena tidak tahan istri kakak ipar saya komplain soal kelebihan bakul nasi tersebut dan kemudian kelebihan tersebut langsung diambil.Setelah menunggu lama sampai waktu menunjukkan pukul 18.30 belum ada pesanan yang datang akhirnya kami pun menanyakan kepada pelayan. Ternyata pesanan kami belum diapa-apakan alias belum diproses. Mengetahui hal tersebut kamipun berniat membatalkan semua pesanan dan saya serta kakak ipar saya langsung ke meja kasir untuk menyelesaikan pembayaran. Di meja kasir juga antri dan pelayanannya boleh dibilang lambat karena petugas kasirnya (pelayan perempuan yang tadi) kebingungan mencari-cari bill. Akhirnya kakak ipar saya yang mengantri dan saya kembali ke meja untuk memberitahu keluarga saya kalau pesanannya dibatalkan. Pada saat saya sampai di sana tiba-tiba ada pesanan ayam bakar yang diantar oleh anak PKL datang ke meja saya yaitu ayam bakar yang sudah dipotong-potong. Padahal di daftar catatan pesanan saya jelas-jelas tertulis 1 ekor ayam bakar utuh. Lalu saya bilang lagi saya pesan 1 ekor ayam bakar utuh bukan yang sudah dipotong-potong. Mungkin salah meja kali. Pelayan tersebut akhirnya kembali.Setelah menunggu di meja dan belum ada kepastian dari kakak ipar saya akhirnya saya berinisiatif mencari tahu. Setelah sampai di pintu pelayan tadi bilang kepada saya bahwa ayam bakar yang utuh sudah habis. Kalau mau, ya, yang sudah dipotong-potong tadi saja,sama saja. Di sini puncak kesabaran saya benar-benar diuji. Kalau memang benar sudah habis mengapa nggak bilang dari tadi. Bahkan saya sempat melihat yang datang setelah saya sudah mendapat semua menu dan sudah berniat mau pulang. Sesampainya di kasir ternyata kami baru dilayani dan kami bilang kalau pesanan kami batalkan karena sudah menunggu terlalu lama dan kami mau membayar yang sudah kami makan/minum saja.Respon kasirnya benar-benar di luar dugaan kami. Dia cuman bilang "oh" dengan ketus. Setelah tahu berapa yang kami bayar benar-benar juga di luar dugaan: 1 jus poligami, 2 es teh manis, 2 teh manis, dan tiga es kelapa muda kami bayar dengan harga Rp. 46.000,- Buat saya harga tidak masalah tapi kalau kami harus membayar dengan harga segitu dengan apa yang kami beli dan pelayanan yang kami dapatkan saya benar-benar kecewa.Saya mohon Pak Puspo Wardoyo bisa lebih memperhatikan pelayanan para pegawainya. Bukan cuman mengejar brand serta keuntungan semata. Saya akui Ayam Bakar Wong Solo enak, punya banyak cabang, bisa delivery lagi. Tapi kalau pelayanan di restorannyasendiri seperti ini. Apakah layak dapat Superbrand? Saya rasa Superbrand Indonesia perlu mengkaji lebih dalam lagi. Kalau perlu timnya menoba makan di sana. Jangan cuman menghimpun survei dari masayarakat saja.Apriyanto Wahyu HKomplek Deplu Transit Bawah No 62 Kreo Selatan Larangan Tangerangapriyanto.wh@pajak.go.id08174844844

Keluhan diatas belum ditanggapi oleh pihak terkait

(msh/msh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Kirimkan keluhan atau tanggapan Anda yang berkaitan dengan pelayanan publik. Redaksi detikcom mengutamakan surat yang ditulis dengan baik dan disertai dengan identitas yang jelas. Klik disini untuk kirimkan keluhan atau tanggapan anda.



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads