Tagihan Siluman Dari BNI

Suara Pembaca

Tagihan Siluman Dari BNI

- detikNews
Rabu, 29 Agu 2007 12:51 WIB
Keluhan
Tanggal 28 Oktober 2003 saya telah menutup kartu kredit BNI No 4105 0400 0259 xxxx melalui Telepon Customer Services (CS) 5728888 (sekarang 57899999) setelah selesai melakukan pembayaran termasuk biaya-biaya. Oleh Sdri Winda dijelaskan bahwa kartu saya telah ditutup dan TIDAK ADA LAGI TUNGGAKKAN. Sejak itu saya tidak pernah menerima tagihan baik ke Kantor maupun ke Rumah (Billing statement biasanya di kirim kantor). Namun pada 9 Januari 2005, tiba-tiba datang seorang yang mengaku dari Debt Collector ke rumah saya meminta pembayaran tunggakan sebesar Rp 250.xxx. Saat itu juga saya menghubungi Customer Services BNI dan diminta menghubungi telepon 2601177 ext. 9619 pada hari kerja. Tanggal 10 Januari 2005 saya menelepon nomor tersebut dan diterima Sdri. Fauzi/Assistant Manager dan dijawab masih ada sisa tunggakan kartu saya, kalau tidak ada Billing Statement selama ini dia tidak tahu, silahkan menanyakan kepada CS. Kemudian saya menghubungi CS (Sdri.YESSI) disampaikan bahwa sejak Oktober 2003 pihak kurir BNI tidak pernah mengirimkan lembar tagihan tersebut dan memang TIDAK ADA TAGIHAN YANG TERTUNGGAK.Kemudian saya menghubungi kembali kepada Sdr Fauzi untuk menyampaikan hal tsb, dijawab saya disuruh membayar pokoknya saja sebesar Rp 170.000, sementara saya merasa tidak mempunyai tunggakkan !. Disampaikan juga, apabila saya tidak membayar, Sdr Fauzi tidak mau menerima telepon dari saya (Dengan nada sombong). Tanggal 12 Januari 2005 saya menghubungi kembali Tele Plus (Sdr. Adam) dan akan segera dibantu diselesaikan dan memerlukan waktu 1 (satu) bulan. Karena Debt Collector datang lagi ke rumah saya, pada 15 Februari 2005 saya menelpon kembali Teleplus BNI (Sdr Ilham) dan dijawab agar saya menghubungi bagian penagihan. Menurut bagian penagihan (Sdr Kantoro), juga mengaku sebagai Asistant Manager) tagihan itu adalah iuran tahunan tahun 2004 yang tercetak dalam tagihan pada January 2004 (kartu telah saya tutup 28 Oktober 2003). Selain itu, menurut Sdr Kantoro lembar tagihan juga tercetak dan otomatis terkirim. Hal ini berbeda dengan apa yang disampaikan CSO/Sdri Yessi tanggal 10 Januari 2005 bahwa sejak penutupan kartu, kurir BNI tidak pernah mengirimkan tagihan karena memang tidak ada tunggakkan. Dan memang sejak bulan tersebut saya tidak pernah menerima lembar tagihan sampai sekarang. Menurut Sdr Kantoro saat ini tagihan saya sudah Rp 285.xxx, - termasuk iuran tahunan tahun 2005. (Aneh kan !). Yang lebih anehnya lagi saat saya menelepon kembali Tele Plus BNI (Sdri Inez) bahwa data tersebut tidak dapat dibuka karena sudah ditutup permanen sejak Oktober 2003. Hal ini juga disampaikan melalui email oleh Sdri Wiwiek Widyowati/Manager bahwa kartu tersebut sudah ditutup permanen dan tidak dapat diakses di Customer Service. Saya juga sudah mencoba mendapatkan copy tagihan pada bagian Penagihan namun mereka tidak memiliki copy/data tagihan. Tetapi mereka mengirimkan copy tagihan Bulan November, Desember 2004, dan Januari, Februari 2005 yang menurut saya, tagihan itu bukan merupakan copy tagihan saya tetapi tagihan yang dibuat sendiri oleh bagian penagihan, karena ada beberapa perbedaan dengan tagihan yang dibuat BNI . Saya juga sudah mencoba menghubungi dan meminta penyelesaikan melalui Teleplus BNI baik telepon, surat maupun e-mail. Tapi tidak ada yang bisa memberikan infomasi yang benar dan tidak ada penyelesaian.Saya juga sudah menyampaikan surat tanggal 11 Januari 2005 dan 16 Februari 2005 ke Fax. 5728800, dan copy ke 5729078, 6906979. Namun tetap saja saya dipingpong kesana - kemari, tanpa ada kejelasan dan tidak kepastian.Saya merasa dipermainkan oleh BNI Card Center dengan munculnya tagihan siluman di ada - adakan oleh BNI. Informasi yang didapat dari setiap CSO atau bagian penagihan berbeda-beda antara satu dengan yang lain. Tidak ada niat BNI untuk menyelesaikan masalah yang sangat kecil, BNI (Bagian Penagihan) hanya tahu nasabah HARUS membayar tanpa memperhatikan bahwa hal itu muncul karena kesalahan BNI.Akhirnya pada tanggal 18 Februari 2005 melalui telepon BNI Card Center (Sdr Kantoro) menyampaikan permintaan maaf atas kesalahan BNI dan tagihan tersebut telah dihapuskan. Dan saya pun lega, namun ternyata belum selesai.Tanggal 28 Agustus 2007 saya ditelepon oleh Debt Collector BNI dengan ancaman dan kata-kata kasar. Tanggal 29 Agustus 2007 suami saya menghubungi Bagian Penagihan BNI telp 2601177 (Sdr Hendrawan) ternyata kartu saya ditutup tanggal 28 Agustus 2004 dan tagihan saya per Agustus 2007 sudah 4 x lipat yaitu Rp687.671 tanpa ada rincian. BNI card center juga tidak memiliki data/file surat/email yang kami kirimkan dan telah banyak mutasi karyawan. Artinya saya telah dibohongi BNI Card Center (Sdr Kantoro) yang menyampaikan tagihan tersebut telah dihapuskan dan juga dibohongi oleh semua Customer Service BNI bahwa kartu saya telah ditutup permanen sejak Oktober 2003. Bahkan menurut Bank Indonesia saya termasuk ke dalam kredit macet sebesar Rp 170.000 (Seratus tujuh puluh ribu rupiah). Padahal ini adalah akibat dari kesalahan BNI Card Center yang saya tidak tahu. Untuk itu kami mohon BNI Card Center dapat menyelesaikan permasalahan ini segera dengan data yang benar, bukan dibuat-buat. Ledya MDM Togatorop Cimanggis DepokEmail : ledyamadona@yahoo.com.sg________________________________Catatan penulis:Surat ini juga kami sampaikan ke :webmail@bnicardcenter.co.idteleplus@bni.co.idbni@bni.co.idsupriyadi@bnicardcenter.co.idsekretariat@akki.or.idhumasbi@bi.go.id qq. Dir. Akuntansi & Sistem Pembayaran

Keluhan diatas belum ditanggapi oleh pihak terkait

(bdi/bdi)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Kirimkan keluhan atau tanggapan Anda yang berkaitan dengan pelayanan publik. Redaksi detikcom mengutamakan surat yang ditulis dengan baik dan disertai dengan identitas yang jelas. Klik disini untuk kirimkan keluhan atau tanggapan anda.



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads