Keluhan
Kejadian kecelakaan adik istri saya ini baru saja terjadi pada sore pukul 5 sore 5 Mei 2007. Dan sampai 6 Mei 2007 ia masih terbaring di Rumah Sakit Tebet.Kronologisnya, suami istri ini mengalami kecelakaan karena mengindari kendaraan bak terbuka yang dalam posisi berhenti di sebelah kanan yang tanpa rambu-rambu peringatan kalau di situ ada pekerjaan yang akhirnya mengakibatkan kecelakaan patah tulang bagian kaki kanan si istri yang nota bene adalah pengantin baru seminggu menabrak ujung bak mobil entah kontraktor mana.Ini terjadi dengan cepat, walau motor yang dikendarai tidak jatuh. Kejadian yang terjadi di daerah fly over Tendean menuju arah Pancoran ini membuat sang suami mengambil inisiatif dan dengan cepatnya membawa sang istri ke rumah sakitterdekat dengan meminta bantuan kepada pengemudi bak terbuka tersebut. Suami meminta ke arah RS Tebet. Ini rumah sakit terdekat dan dengan harapan cepat dapat tertolong.Sesampainya di RS Tebet korban langsung di bawa ke Unit Gawat Darurat untukpenanggulangan sementara. Saya sebagai kakaknya dihubungi setelah korban berada di UGD RS Tebet.Sesampainya di sana, saya masih melihat korban berada di ruang UGD dengan infus dan kaki kanan yang membengkak besar yang dilapisi alas papan yang terbungkus perban.Dokter jaga mengatakan bahwa korban harus segera dibedah/operasi. Akhirnya kami menyepakati agar korban segera dapat dioperasi. Dan kami terkejut disaat kami diwajibkan membayar sebesar Rp 25 juta untuk operasi malam itu juga yangdirencanakan pada jam 21.00 itu juga. Bingung kami bagaimana cara mendapatkan uang sebesar itu dalam hitungan jam. Kami mencoba berdiskusi, dan malam itu kami hanya mampu membayar 3 juta rupiah.Suster pun mengatakan tidak bisa, dan itu harus semuanya dibayarkan pada malam itu juga. Mereka pun bekerja lagi, dan kami berdiskusi lagi.Sementara saya masih melihat korban masih terkapar dengan erangan kesakitannya. Saya menilai mereka tenang-tenang saja.Pada jam 20.30 saya pun dipanggil oleh suami korban untuk bertemu suster di situ. Kelihatannya satu senior dan satu lagi junior dan agak kurang simpatik. Attidute-nya tidak ramah.Mungkin etika masih perlu dibenahi. Karena seolah mengajari kami bagaimana mengisi form yang jelas-jelas kami tidak buta huruf dan pastinya kami menyanggupi untuk melunasi sisa pembayaran biaya operasi itu pada sore hari ini, 6 Mei 2007 sebesar 22 juta rupiah.Saat mengisi form inilah, kami sedikit berdebat karena suster mengatakan agar korban cepat diambil tindakan bedah maka form dan pembayaran dilakukan secepatnya. Namun di awal mereka katakan sebesar 25 juta itu belum termasuk alat-alat sewa apalagi. Seolah operasi saja koq di-subkan? Sementara kami melihat mereka lebih banyak mengurusi form administrasi yang harus kami isi. Dan ini pun kami harus menghadapi 2 orang suster tersebut.Pada pukul 20.30 itu akhirnya suami korban menandatangani kesanggupan bayar, dan dengan kebijakan dari mereka kami sedikit lega karena sisa pembayaran dapatdilakukan pada keesokan harinya.Walau ternyata nilai 25 juta itu belum termasuk tetek bengek lainnya yang sempat disebutkan oleh perawat tersebut. Entahlah yang mereka katakan. Sewa inilah sewa itulah yang katanya masih bisa lebih dari nilai yang disebut awalnya. Kami cukup tenang.Kami tunggu sampai jam yang mereka janjikan untuk operasi. Ternyata meleset. Kami bergerak mendorong kereta pasien ke ruang bedah di lantai 2 sekitar jam 22.00. Kelihatan sekali mereka seperti pemula yang sempat bingung mencari ruang bedah. Akhirnya kami sampai di ruang bedah yang kami pikir para dokter sudah siap didalam.Ternyata nihil. Setelah saya bertanya kepada suster yang ikut mendorong pasiendengan keretanya ini, malah justru mengatakan bahwa dokter akan tiba sekitar 1/2 jam lagi. Berarti kami mengasumsikan dokter datang pada pukul 22.30. Belum ini itu dan lainnya, saya memperkirakan operasi ini akan dimulai pada pukul 23.00.Karena suatu hal, akhirnya saya beserta keluarga lainnya tidak dapat ikut menunggu jalannya operasi. Suami dan kakak kandung korban lah yang menungguinya. Kami pun berpamitan. Dan berharap operasi berjalan dengan lancar. Kami pun pulang. Di perjalanan pulang, saya dihubungi kembali oleh suami korban. Ia mengatakan bahwa menurut dokter jaga, operasi dibatalkan malam ini! Dokter jaga mengatakan bahwa operasi "akan dilakukan besok siang" dengan alasan bahwa rumah sakit tidak memiliki beberapa alat yang akan digunakan pada operasi ini. Entah apa namanya.Ini membuat saya bertambah bingung. Bukankah tadi suster-suster cantik inimengatakan akan dioperasi pada pukul 21.00? Lalu jam karet mulai beraksi pada pukul 22.00. Itupun baru hanya sampai kamar bedah dan akhirnya kembali lagi ke bawah?Ditambah lagi ternyata dokter jaga mengatakan dengan mudahnya "operasi ditundakeesokan harinya?" tanpa berpikir bahwa pasien masih terlihat kesakitan.Lalu di mana komitmen mereka yang dari urusan administrasi yang diminta kami sedang proses pelunasannya. Pastinya hari ini, sisa yang "hanya" 22 juta rupiah akan kami bayarkan pada siang atau sore hari?Dan operasi bisa ditunda sampai siang hari dengan "alasan" yang kami sendiri tidak tahu sebenarnya? Benar tidaknya sempat saya ragukan. Mengingat kami awam dengan hal ini.Mengapa mereka tidak merekomendasikan kami ke RS lain misalnya yang lebihprofesional? Bila memang mereka tidak mampu melaksanakan tugas operasi/bedah pada malam itu?Dengan alasan-alasan ini kami justru berpikir lain. Apakah mereka tidak berpikir bahwa kaki kanan yang "patah tebu" dengan sobekan kulit ini perlu didiamkan selama sehari semalam?Sampai tulisan ini saya tulis dan saya kirimkan ke detik.com masih membuatketar-ketir perasaan kami mengenai si pasien. Bahkan saya sempat berpikir lain... jangan-jangan ini karena pembayaran belum dilunasi dan khawatir kami akan kabur seperti halnya banyak berita-berita yang selama ini ada.Saya sengaka tulis ini agar jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Dengan kata lain. saya menulis ini agar lebih "preventive" sebelum apa yang tidak diinginkan terjadi.Harap kiranya dapat diperhatikan oleh pihak manajemen rumah sakit. Bisa jadi memang istri adik saya ini masih mengerang kesakitan di RS Tebet. Mana yang benar? UGD = Unit Gawat Darurat atau Untung Gue Dapat. Masya Allah!Benny JJl. Bukit Cengkeh II Cimanggis - Depok08888016347--------------------------------------------- Keluhan diatas belum ditanggapi oleh pihak terkait
(nrl/nrl)
Kirimkan keluhan atau tanggapan Anda yang berkaitan dengan pelayanan publik. Redaksi detikcom mengutamakan surat yang ditulis dengan baik dan disertai dengan identitas yang jelas. Klik disini untuk kirimkan keluhan atau tanggapan anda.