Keluhan
Pada hari Kamis, 7 September 2006 sekitar pukul 08:30 pagi istri saya berencana melakukan penarikan tunai dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) KCP Malaka yang terdapat di Jl. Teratai Putih Raya, Perumnas Klender, Jakarta Timur. Ketika datang istri saya mendapatkan nomor antrean 78 (ketika istri saya datang, Teller sedang melayani nasabah dengan nomor antrean 26). Baru pada pukul 10:00 istri saya mendapatkan giliran (setelah menunggu 1,5 jam).Ketika Teller (Ibu Yosi) memeriksa buku tabungan dan verifikasi KTP yang dibawa oleh istri saya, Teller mengatakan transaksi tidak dapat dilakukan karena data alamat yang terdapat pada buku tabungan berbeda dengan yang di KTP. Padahal pada tanggal 21 Februari 2006 istri saya melakukan transaksi di KCP Cakung dan KCP Cakung melakukan penggantian jenis tabungan milik istri saya dari Simaskot menjadi Simpedes (atas permintaan BRI karena ada peraturan baru), seharusnya petugas KCP Cakung sudah melakukan verifikasi data terlebih dahulu terhadap perbedaan alamat di KTP dengan alamat di buku tabungan Simaskot istri saya, tapi kenapa tidak dilakukan? Nomor KTP istri saya juga tidak diinput ketika penggantian buku tabungan , apakah ini bukan kesalahan fatal? Tapi lucunya, dengan data KTP dan buku tabungan yang sekarang ini istri saya sudah 2 kali melakukan transaksi penarikan uang tunai di BRI KCP Malaka (salah satunya dengan Teller bernama Ibu Densy), yaitu yang pertama pada tanggal 2 6 Juni 2006 melakukan penarikan sebesar Rp 800.000,- dan pada tanggal 17 Juli 2006 melakukan penarikan sebesar Rp 500.000. Kenapa baru sekarang Teller (Ibu Yosi) mempermasalahkan masalah ini dan sepertinya tidak peduli dengan penjelasan dan bukti yang diberikan oleh istri saya? Apakah Ibu Yosi dan Ibu Densy menerapkan aturan administratif sendiri-sendiri? Selain itu, setahu saya aturan penarikan tunai itu tidak mempermasalahkan alamat, yang jadi acuan adalah tanda tangan pemilik tabungan.Kalau memang perbedaan data ini menjadi masalah, harusnya sejak pertama kali istri saya melakukan penarikan tunai di BRI KCP Malaka sudah diberitahu, bukannya mendadak seperti ini ketika saya sedang ada keperluan yang mendesak. Akhirnya, setelah pemaparan bukti dari istri saya tidak ditanggapi, maka istri saya dengan sangat kecewa dan kesal membatalkan transaksi karena sudah ada janji lain yang harus ditepati.Sungguh mengecewakan, sebuah bank sebesar BRI yang kerap membanggakan diri sebagai salah satu bank tersehat dan tertua (bangga dengan mengiklankan umurnya yang sudah 100 tahun lebih) ternyata tidak punya standar yang jelas, baik standar administratif maupun standar pelayanan. Yang membuat istri saya tambah kesal adalah, para petugas dalam hal ini Teller selalu melakukan tugasnya sambil mengobrol dengan sesama Teller di sampingnya, sehingga seringkali nasabah (termasuk istri saya) harus menunggu lebih lama sampai obrolan antar mereka selesai, baru kemudian mereka mau menekan tombol untuk mesin penunjuk nomor antrean selanjutnya. Apakah para petugas frontliner ini tidak pernah mendapatkan training Customer Service Mindset? Waktu 1,5 jam untuk menunggu giliran dan dilayani dengan standar yang tidak jelas bukanlan waktu yang sebentar. Saya dan istri saya sangat menghargai janji dan waktu, saya tidak tahu apakah hal seperti ini juga berlaku pada manajemen BRI?Perlu diketahui, saya pribadi dan istri saya sama-sama sudah membuka tabungan di BRI sejak masih duduk di bangku sekolah (saya sejak SD dan istri saya sejak SMP) dan sampai sekarang kami berdua tetap mempercayai BRI sebagai salah satu bank yang dapat saya percaya, tapi kenapa pelayanan seperti ini yang kami dapatkan? Saya berani menilai buruknya pelayanan BRI KCP Malaka karena saya pribadi bekerja sebagai praktisi jasa pelayanan.Saya harap surat pembaca ini mendapat tanggapan yang jelas dari BRI. Terima kasih.andri_h@wahanaartha.comNo. Rek. 094401009294xxx a/n Nurul SetiyoriniJl. Teratai Putih Perumnas Klender - Jakarta Timur Keluhan diatas belum ditanggapi oleh pihak terkait
(nrl/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Kirimkan keluhan atau tanggapan Anda yang berkaitan dengan pelayanan publik. Redaksi detikcom mengutamakan surat yang ditulis dengan baik dan disertai dengan identitas yang jelas. Klik disini untuk kirimkan keluhan atau tanggapan anda.