Keluhan
Tebing Keraton adalah sebuah tempat wisata alam di kawasan Bandung Utara yang mulai dikenal dengan keindahan alamnya sejak tahun 2014. Pada suatu hari saya berkesempatan untuk mengantar tamu dari luar kota yang ingin mengunjungi tempat tersebut.Ketika baru saja sampai di Warung Bandrek, mobil yang kami tumpangi diberhentikan oleh sekelompok tukang ojek yang menyuruh parkir dan meneruskan perjalanan dengan menggunakan jasa mereka.
Kebetulan kami baru pulang dari sebuah resepsi pernikahan dan sebagian tamu yang saya antar adalah ibu-ibu yang berpakaian kebaya sehingga tidak memungkinkan untuk menaiki sepeda motor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saya sudah berusaha menjelaskan kembali bahwa ibu-ibu dengan pakaian kebaya lengkap ini tidak mungkin untuk naik motor. Tapi salah satu tukang ojek tersebut dengan kasar bersikeras menyuruh kami untuk memutar balik mobil ke pangkalan ojek di Warung Bandrek.
Saya tahu ini adalah masalah uang karena jasa ojek dari Warung Bandrek ke Tebing Keraton yang berjarak 1,8 kilometer itu adalah Rp 50.000 pulang pergi per-orang dan pengguna mobil pribadi dianggap mengurangi penghasilan.
Kami yang berjumlah 9 orang diminta membayar uang pengganti ongkos ojek yang jasanya tidak kami pakai. Kami adalah orang-orang yang taat pajak, memiliki NPWP dan membayar pajak kendaraan, tapi tidak bisa menggunakan jalan yang dibangun dengan uang pajak?
Karena kesal kami memutuskan untuk membatalkan perjalanan dan pulang ke hotel. Dan yang paling membuat saya malu adalah ketika salah satu tamu berkomentar, orang-orang Bandung sudah tidak seramah dulu lagi ya?
Sungguh disayangkan, Kota Bandung yang terkenal dengan keramah-tamahan penduduk dan keindahan alamnya ini mulai tergerus oleh kepentingan ekonomi.
Warga Bandung
Keluhan diatas belum ditanggapi oleh pihak terkait
(wwn/wwn)
Kirimkan keluhan atau tanggapan Anda yang berkaitan dengan pelayanan publik. Redaksi detikcom mengutamakan surat yang ditulis dengan baik dan disertai dengan identitas yang jelas. Klik disini untuk kirimkan keluhan atau tanggapan anda.











































