Keluhan
Berikut ini adalah pernyataan Sikap KRL Mania Terkait Evaluasi Pelaksanaan Pola Operasi Baru KRL Jabodetabek.Sehubungan dengan telah diberlakukannya single operation KRL Jabodetabek selama satu bulan dan dikeluarkannya press release KCJ terkait evaluasi pelaksanaan kebijakan tersebut, KRL Mania masih melihat adanya ketidaksiapan dan ketidakseriusan pelaksanaan dan evaluasi single operation tersebut.
Penyusunan jadwal yg masih kurang tepat, kurang adil dan kurang mempertimbangkan kelaspenumpang (pada pola sebelumnya). Misalnya jadwal pada pola sebelumnya jalur Tanahabang-Depok-Bogor pada peak hour kedua (16.00 - 19.00) dilayani oleh 1 KRL Ekonomi+ 5 KRL ekspres+ 1 KRL EkoAC (total 7 perka) tapi pada pola operasi baru, kereta pengganti yaitu Commuter Line yang berhenti ditiap stasiun tapi justru dikurangi menjadi 3 perka + 2 KRL Ekonomi (total 5 perka).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak adanya peningkatan pelayanan dari sisi kualitas petugas lapangan untuk melakukan penertiban dalam kereta dan area stasiun (pemeriksaan tiket rutin, pemeriksaan di pintu stasiun, penertiban penumpang lesehan & kursi lipat). Pemeriksaan yg tak rutin baik di pintu stasiun dan dalam kereta berpotensi & terbukti adanya upaya beberapa oknum penumpang dengan membeli tiket KRL Eko dengan leluasa bisa naik Comuuter Line dalam kondisi padat.
Hal ini berakibat padatnya kereta diluar kapasitas, pintu tak bisa ditutupbahkan ada yang naik atap di Commuter Line. Kalau ini akan berlangsung lama kekhawatiran kami adalah kerusakan fisik yang terjadi pada KRL Eko (pintu, jendela tak bisa menutup, kipas rusak dll) akan menimpa armada Commuter Line. Hal hal yang terkait dengan masalah peningkatan kualitas SDM petugas bisa dilihat di Lampiran-2.
Masih dipakainya tiket Commuter Line dengan harga lama dan bahkan di beberapa stasiun masih menggunakan tiket KRL Ekspres dg stempel harga baru Commuter Line.
Hal ini terbukti berdampak kerugian penumpang non-regular (yang bukan kesehariannya sebagai penumpang KRL) karena kecurangan petugas loket yg tidak memberikan info harga sebenarnya kepada penumpang non-regular yang belum tahu akan adanya perubahan tarif. Hal hal lain yang terkait dengan rendahnya kualitas SDM yg berimbas pada buruknya pelayanan bisa dilihat di Lampiran-2.
Masih seringnya gangguan perjalananan kereta yg berakibat pada keterlambatan yang amat parah dan bahkan pembatalan baik itu gangguan karena masalah sarana (kereta mogok, AC tak berfungsi dll) dan juga prasarana (instrument persinyalan, wesel, rel patah, pasokan listrik dll).
Dengan masih banyaknya gangguan pada pola operasi baru ini maka akan lebih banyak kerugian yg diderita penumpang karena efek domino terhadap satu KRL mogok akan berdampak keterlambatan yg amat parah pada seluruh perka pada jalur tersebut karena tidak ada lagi penyusulan.
Ini jelas bertolak belakang dengan pernyataan KCJ soal kesiapan sarana & prasarana menyongsong pola operasi baru. Hal hal yang terkait dengan gangguan perjalanan akibat masalah saran & prasarana, bisa dilihat di Lampiran-1.
Kesimpangsiuran dan ketidaktepatan informasi status dan posisi kreta masih sering terjadi di beberapa stasiun. Informasi status dan posisi kereta adalah salah satu hak dasar penumpang yang sampai saat ini masih diabaikan oleh operator.
Ketidaktepatan informasi kereta (KRL Eko atau Commuter Line) yang diberikan petugas masih sering terjadi yang berujung kerugian penumpang. Untuk menghindari kejadian tersebut terulang lagi, KCJ dituntut untuk menghidupkan kembali call center khusus KCJ dan diintegrasikan dengan fasilitas traffic monitoring center sebagai ujung tombak pelayanan kepada penumpang KRL Jabodetabek yang terpisah dari call center Kereta Api secara umum.
Karena call center gabungan antara KRL Jabodetabek dan KA jarak jauh yang saat ini dikelola oleh PTKA sebagai induk perusahaan amat tidak efektif dalam memberikan informasi kondisi dan status KRL kepada penumpang.
Penjelasan detail bisa dilihat berdasarkan fakta-fakta diatas, KRL mania mendorong segera diselesaikannya persoalan klasik yang sering mengganggu kenyamanan penumpang sejak pola operasi lama sampai single operation diberlakukan saat ini.
KRL mania mendorong segera dilakukan peningkatan kualitas SDM petugas, pelatihan & pembuatan prosedur penanganan kondisi darurat, perbaikan kualitas manajemen dalam menangani & menindaklanjuti keluhan & masukan penumpang, revitalisasi prasarana KRL (instrument persinyalan, wesel dll) serta pembenahan prosedur dan sistem perawatan KRL.
Jika hal tersebut tidak segera dibenahi, sungguh amat disayangkan karena operator KRL Jabodetabek ini menerapkan pola operasi baru tapi tetap menggunakan pola pikir lama yang tidak berdampak pada peningkatan kualitas pelayanan tapi justru sebaliknya.
Tembusan:
- Direktur Utama PT. Kereta Api (PTKA)
- Direktur Utama PT. KAI Commuter Jabodetabek (KCJ)
- Menteri Perhubungan Republik Indonesia
- Direktorat Jendral Perkeretaapian Kemenhub RI
- Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ)
- Institut Studi Transportasi (INSTRAN)
- Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI)
- Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI)
Rofiq
Jl Perdamaian 4 No. 86 Depok
mrofiqnr@yahoo.co.id
081335370164
Keluhan diatas belum ditanggapi oleh pihak terkait
(wwn/wwn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Kirimkan keluhan atau tanggapan Anda yang berkaitan dengan pelayanan publik. Redaksi detikcom mengutamakan surat yang ditulis dengan baik dan disertai dengan identitas yang jelas. Klik disini untuk kirimkan keluhan atau tanggapan anda.