Mohon Tanggapan Pihak XXI Pluit Village

Suara Pembaca

Mohon Tanggapan Pihak XXI Pluit Village

Adonis Jehian - detikNews
Minggu, 09 Jan 2011 16:02 WIB
Bioskop buka (Vadhia Lidyana-detikcom)
Foto: Bioskop buka (Vadhia Lidyana-detikcom)
Keluhan

Hari ini, Sabtu tanggal 8 Januari 2010 saya bersama pasangan saya pergi untuk menonton film "Little Fockers" di XXI Pluit Village. Saya tiba kurang lebih pukul 16:00 untuk membeli tiket dan mendapatkan tempat duduk B15 dan B16 untuk pertunjukan pukul 16:20.

Ketika saya memasuki studio, sudah ada orang yang menempati tempat duduk kami (B15 dan B16). Saya bertanya pada mereka untuk menunjukkan tiket mereka, dan ternyata mereka pun mempunyai tiket dengan tempat duduk yang sama.

Saya pun kembali ke pintu studio dan mengadukan ini kepada pihak Security tentang hal ini. Dia pun lalu pergi (entah kemana) dan kurang lebih 15 menit kemudian (film sudah dimulai pada saat ini) kembali dan bersama petugas wanita yang memeriksa tiket di pintu studio mencoba untuk mencari potongan tiket orang yang sudah menduduki tempat kami tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah kurang lebih 5-10 menit pihak Security yang sama mulai "ngeles" dan minta maaf atas kesalahan petugas di antrian untuk pembelian tiket dan mengatakan berbagai macam alasan klasik seperti:

"Mohon maaf saja yah mas, sama mbak, petugasnya memang masih training," dll.

Dia menawarkan kompensasi untuk mengganti tiket kami untuk pertunjukan berikutnya, tapi karena saya sempat membeli tiket lain (The Tourist pada pukul 18:45) jadi tidak mungkin saya menonton pertunjukan berikutnya yang mulai pada pukul 18:40.

Dia juga menawarkan alternatif lain yaitu tetap menonton pertunjukan yang sudah mulai dengan tempat duduk yang berbeda (lebih di depan dan lebih di pojok - padahal saya beli di belakang dan posisi duduk ditengah). Tentu saja saya menolak alternatif ini, karena saya tidak suka menonton di pojok ataupun di depan. Apalagi alternatif yang ditawarkan ini adalah kombinasi dari dua2nya (membuat mata sakit saja).

Saya pun meminta kompensasi uang kembali dan dia mengatakan bahwa sudah "policy" (aturan) dari management bahwa hal itu tidak dapat dilakukan.

Saya bersikeras ingin berbicara pada manager XXI, tapi katanya "Itu urusan saya, bukan urusan manager, anda harus lewatin saya dulu, kalo saya kira penting, baru saya akan membolehkan anda berbicara pada Manager kami," seolah-olah dia yang diberikan wewenang sepenuhnya atas XXI Pluit Village.

Memang, akhirnya saya pun tetap menonton (karena saya sudah capek berdebat & tidak mau uang sebesar Rp. 60,000,- hilang begitu saja) walaupun tempat duduk yang saya dapatkan sungguh tidak nyaman (di depan & di pojok).

Saya yakin kompensasi uang bukanlah hal yang sulit. Tinggal di "void" aja kok sebenarnya, karena saya punya beberapa kenalan yang bekerja sebagai kasir / bagian sales / incharge POS (Pre-Order System).

Apakah begini pelayanan XXI (salah satu perusahaan besar di Indonesia) terhadap pelanggan? Dimana hak customer untuk berbicara langsung pada Manager suatu perusahaan? Apakah prinsip "pelanggan adalah raja" tidak ditetapkan di XXI Pluit Village? Atau mungkin sistem training XXI sangat tidak kompeten sehingga staff trainee tidak melakukan hal dengan benar?

Saya sungguh kecewa dengan hal ini. Hampir setiap kali saya ingin menonton, saya lebih memilih XXI dibanding Blitzmegaplex karena pelayanan XXI jauh lebih ramah dan profesional. Tapi tampaknya saya salah besar gara2 hal sekecil ini.

Mohon tanggapannya dari pihak profesional XXI.


Adonis



Keluhan diatas belum ditanggapi oleh pihak terkait

(wwn/wwn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Kirimkan keluhan atau tanggapan Anda yang berkaitan dengan pelayanan publik. Redaksi detikcom mengutamakan surat yang ditulis dengan baik dan disertai dengan identitas yang jelas. Klik disini untuk kirimkan keluhan atau tanggapan anda.



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads