Keluhan
Saya benar-benar merasa kecewa dengan pelayanan Kantor Pos Daan Mogot Jakarta Barat. Saya memesan barang dari China dengan tracking number RR450810758CN. Setelah saya cek di http://ems.posindonesia.co.id/ tanggal 9 Februari 2010 paket tersebut sudah sampai di Kantor Pos Daan Mogot. Setelah saya tunggu lama sampai akhir Februari paket tersebut belum diantar juga. Akhirnya saya memutuskan untuk mendatangi Kantor Pos Daan Mogot untuk mengecek barang tersebut. Berikut kronologinya:
24 Februari 2010 saya datang ke Kantor Pos Daan Mogot untuk menanyakan perihal paket tersebut. Saya diarahkan untuk beretemu dengan Mbak Desti. Setelah saya informasikan tracking numbernya dan dia memastikan memang barang itu sudah sampai di kantor tersebut kemudian dia mengecek ke mandornya. Setelah beberapa saat dia kembali dan mengatakan bahwa barang tersebut sudah dikirim ke alamat saya pas tanggal 9 tersebut. Saya mulai bingung. Kok, tidak ada barangnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
25 Februari 2010 saya kembali lagi ke Daan Mogot untuk memastikan status barang tersebut dengan Mbak Desti. Saya mulai merasa aneh atas jawaban yang saya terima. Katanya bukti tanda terima paket itu hilang. Kemudian saya minta solusinya bagaimana. Barang sudah diantar tapi tidak ada bukti tanda terimanya.
Setelah itu saya dijanjikan bahwa Bapak Saiful sebagai pengantar barangnya akan mampir ke rumah untuk menjelaskan sekalian mengantar paket yang lainnya. Oleh karena saya tidak ada di rumah Bapak Saiful bertemu dengan istri saya dan dia menyatakan bahwa belum menerima barang tersebut untuk diantar. Beliau menunjukan bukti tanda terima paket tanggal 9 Februari ada 2 (dua) buah dan paket yang sedang saya cari itu tidak termasuk di salah satunya.
Lebih aneh lagi mandornya memegang bukti bahwa paket tersebut sudah diserahkan ke pengantar. Sedangkan pengantarnya merasa tidak pernah menerima paket tersebut. Makin aneh saja saya pikir. Karena tanggal 26 Februari hari libur saya putuskan minggu depan saya akan coba untuk mencari tahu.
2 Maret 2010 istri saya menghubungi kembali Mbak Desti untuk memastikan bagaimana solusinya. Tapi, jawaban yang didapat sama saja. Bahwa barang sudah diantar. Istri saya kesal dan emosi karena sepertinya Kantor Pos Daan Mogot tidak mau bertanggung jawab atas hilangnya paket tersebut. Istri saya meminta ganti rugi kalau sampai paket tersebut tidak dapat diketemukan.
Setelah itu Mbak Desti mengatakan bahwa Bapak Saiful akan mampir lagi ke rumah untuk menjelaskan mungkin ada kelalaian dalam pengiriman. Akhirnya saya dan istri saya bertemu dengan Bapak Saiful dan beliau tidak tahu lagi mau bagaimana selain menyatakan bahwa dia belum menerima paket tersebut untuk diantar. Jadi, dia tidak ada bukti tanda terima paketnya.
3 Maret 2010 istri saya mencoba menghubungi lagi Mbak Desti. Dan, lagi-lagi sepertinya tidak mau bertanggung jawab serta melemparkannya lagi ke pengantarnya yaitu Bapak Saiful. Jadi saya makin kesel. Kalau begini terus tidak akan ada solusinya. Dengan kesal juga istri saya minta untuk bicara kepada supervisor atau mandor atau manager atau apalah tingkatannya yang bisa memutuskan bagaimana menyelesaikan masalah ini.
Akhirnya saya diminta menunggu sebentar karena Mbak Desti mau bicara dengan supervisor atau mandor. Setelah beberapa lama katanya nanti siang mau dikabari keputusannya. Dan, setelah itu saya tunggu tidak ada kabar. Pas setelah jam makan siang lewat Bapak Saiful datang mengantar paket sekalian menunjukkan bahwa bukti tanda terimanya ketemu. Ada di Bapak Santoso.
Dalam hati saya pikir kok aneh banget. Satu bukti bisa "keselip" sama Bapak Santoso. Sedangkan bukti yang lainnya pada tanggal yang sama masih dipegang oleh pengantar. Padahal si pengantar biasanya menyetorkan sekalian semuanya ke Bapak Santoso tapi ini ada satu yang "keselip" di Bapak Santoso.
Hal yang membuat saya lebih kaget lagi tanda tangannya bukan tanda tanganย saya atau istri saya. Padahal di rumah hanya ada saya dan istri saya dan anak kecil. Pada saat saya lihat tanggalnya tercantum tanggal 9 Februari. Berarti seharusnya tanggal 9 Februari ada 3 paket yang datang. Dan, bagaimana mungkin tanda terima yang 2 (dua) buah itu sama dan yang satu ini beda. Padahal dalam hari yang sama dan yang terima orangnya sama yaitu istri saya.
Saya merasa ada yang tidak beres di sini. Banyak kejanggalan. Kemudian Bapak Saiful mengatakan supaya datang saja ke kantor pagi-pagi untuk meminta kejelasan mengenai tanda terima tersebut.
4 Maret 2010 saya dan istri pagi-pagi datang ke Kantor Pos Daan Mogot dan bertemu dengan Mbak Desti. Dengan entengnya dia mengatakan bahwa waktu diantar ada yang terima tapi tidak tulis nama. Istri saya langsung emosi dan mengatakan bahwa tidak ada orang lain di rumah yang terima barang selain saya dan istri. Kemudian dia masuk ke dalam tidak tahu mau ketemu siapa dan beberapa saat kemudian keluar Bapak Saiful.
Beliau berkata bahwa orang dalam semuanya sudah angkat tangan, dan masalah ini di timpakan ke Bapak Syaiful sebagai pengantar. Saya tanya kok bisa begitu. Kata beliau soalnya di bukti tanda terima itu ada stempel namanya dan itu semacam kunci mati bahwa dia yang harus bertanggung jawab. Padahal dia merasa tidak pernah memegang bukti tanda terima itu sebelumnya. Lho kok jadi begini saya pikir. Sepertinya beliau dikambing hitamkan untuk masalah ini.
Saya katakan saya minta ketemu dengan supervisor atau mandor ataui manager atau kepala cabang atau siapa saja yang berwenang untuk membahas masalah ini. Tapi, tidak ada yang mau ketemu dengan alasan meeting-lah, dan sebagainya. Kemudian ada satu orang yang keluar. Apakah Bapak Santoso atau bukan saya kurang jelas. Tetapi, lagaknya lepas tangan dan justru malah melemparkan masalah ini ke si pengantar.
Akhirnya Bapak Saiful menawarkan untuk mengganti biaya pembelian paket tersebut. Tapi, saya terus terang tidak tega kalau dia yang harus mengganti rugi. Karena ini adalah tanggung jawab Kantor Pos Daan Mogot. Tetapi, Kantor Pos Daan Mogot malah lari dari tanggung jawab dengan melakukan hal yang memalukan seperti ini.
Saya hanya pesan kepada Bapak Saiful untuk menyimpan stempel namanya di tempat yang aman. Supaya jangan disalahgunakan oleh oknum-oknum Kantor Pos Daan Mogot untuk mengkambinghitamkan para pengantar pos. Bagi saya bukan masalah harganya tapi lari dari tanggung jawab dengan memalsukan bukti tanda terima seperti ini sudah sangat keterlaluan dan memalukan.
Saya mengharapkan pihak-pihak yang terkait PT Pos Indonesia untuk bisa mengusut tuntas masalah ini. Supaya masalah seperti ini tidak terjadi lagi di kemudian hari. Terima kasih atas perhatiannya.
Wendy A Lesar
Taman Kedoya Baru Blok F/30 Jakarta Barat
w.adriaan@gmail.com
081314497574
Keluhan diatas belum ditanggapi oleh pihak terkait
(msh/msh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Kirimkan keluhan atau tanggapan Anda yang berkaitan dengan pelayanan publik. Redaksi detikcom mengutamakan surat yang ditulis dengan baik dan disertai dengan identitas yang jelas. Klik disini untuk kirimkan keluhan atau tanggapan anda.