Keluhan
Pada Hari Sabtu, 20 Februari 2010 pukul 5 sore saya naik Taksi Putra dari Statiun Manggarai ke Rawamangun. Namun, ketika sampai di depan Pasaraya Manggarai saya minta diantar ke Pondok Bambu saja. Tidak jadi ke Rawamanguhn. Sopir Taksi Putra yang bernama Khalimih dengan nomor pintu 001 terlihat tidak senang dan mulutnya mengumpat-umpat tidak jelas. Ketika hendak memutar si supir taksi tidak mau antri. Oleh karena ada lampu merah dan tanpa persetujuan saya dia mencari jalan lain untuk menghindari lampu merah.
Jujur. Jauh tempuhnya tidak sebanding dengan antrian menunggu lampu hijau. Apalagi argo saya jalan terus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekali lagi sopir Taksi Putra setengah memaksa agar lewat Cipinang. Karena tidak mau ribut saya bersedia. Namun, herannya setelah sampai di Klender sopir taksi memutar lagi ke Cipinang. Padahal dari sana juga tinggal lurus sedikit sampai di Pondok Bambu.
Jujur. Saya kesal sekali karena sopir taksi memaksa saya mengikuti jalannya yang berputar-putar. Padahal kondisi jalan waktu itu biasa saja. Tidak terlalu macet. Akhirnya dari Manggarai sampai Pondok Bambu saya habis 47 ribu, yang biasanya hanya 25 ribu.
Belum lagi sopirnya selalu memotong motor dan mobil yang ada di depannya, dan membuat pengemudi lain berang kepada taksi yang saya tumpangi. Saya harap Taksi Putra mengedukasi agar sopir bisa lebih sopan. Mungkin sejak ini saya kapok naik Taksi Putra. Terima kasih.
Lydia
Rasuna Jakarta
koelyd@yahoo.com.com
Keluhan diatas belum ditanggapi oleh pihak terkait
(msh/msh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Kirimkan keluhan atau tanggapan Anda yang berkaitan dengan pelayanan publik. Redaksi detikcom mengutamakan surat yang ditulis dengan baik dan disertai dengan identitas yang jelas. Klik disini untuk kirimkan keluhan atau tanggapan anda.