Punya Boarding Pass Lion Tapi Tidak Bisa Naik Karena Kursi Habis

Suara Pembaca

Punya Boarding Pass Lion Tapi Tidak Bisa Naik Karena Kursi Habis

- detikNews
Senin, 22 Feb 2010 15:18 WIB
Keluhan
Kejadian yang tidak menyenangkan dialami rombongan istri saya saat menggunakan jasa Lion Air. Dia dan enam rekannya memiliki tiket yang sudah dicetak untuk tanggal keberangkatan 20 Februari 2010, dari Makassar dengan tujuan Jakarta, yang dijadwalkan berangkat pukul 07.00 WITA (nomor pesawat kalau tidak salah JT785).

Rombongan tiba di Bandara Makassar pukul 05.30, dan mengantri di loket check in Lion Air bersama calon penumpang lainnya. Saat itu, proses check in memakan waktu sangat lama dibandingkan waktu normal bila check in di bandara lain seperti Soekarno Hatta. Hingga akhirnya baru terlayani sekitar pukul 06.15.

Setelah memasukkan bagasi (milik 7 orang) baru diketahui bahwa ternyata tempat duduk sudah penuh. Hanya tersisa untuk enam orang penumpang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ini disebabkan karena adanya perubahan jadwal penerbangan untuk pukul 8.00 WITA, yang dimajukan ke pukul 06.30 WITA tetapi tidak terinformasikan kepada penumpangnya sehingga penumpang yang tidak terangkut dimasukkan dalam penerbangan pukul 07.00 tersebut. Bagaimana mungkin ini bisa terjadi?

Rombongan sudah diterima check in, yang berarti proses check in masih berlangsung,
tetapi tempat duduk tidak mencukupi. Hal ini tidak dapat dimengerti bagaimana bisa terjadi, dan istri saya tidak pernah mengalami hal ini selama menggunakan pesawat terbang (termasuk Lion Air sebelumnya). Jika pun ada penumpang dari jadwal sebelumnya yang harus dipindahkan ke jadwal berikutnya, bukankan seharusnya menunggu selesainya proses check in untuk jadwal tersebut, sehingga bisa diketahui apabila masih ada kursi tersisa.

Petugas check in menawarkan untuk menggeser jadwal penerbangan rombongan istri saya ke penerbangan berikutnya (sekitar pukul 09.00 WITA), dan akan mengeluarkan kembali
bagasi, yang saat itu sudah masuk ke ban berjalan). Tetapi, berhubung istri saya harus segera kembali ke Jakarta (untuk pulang ke Bandung), akhirnya disepakati bahwa
4 orang dari rombongan berangkat dengan pesawat tersebut, dan 3 lainnya dialihkan ke
penerbangan berikutnya. Ada pun bagasi, akhirnya diputuskan akan diurus oleh rombongan pertama sesampainya di Bandara Soekarno Hatta. Dan, dikeluarkanlah boarding pass untuk 4 orang rombongan pertama.

Saat itu waktu menunjukkan pukul 6.40 WITA, dan panggilan akhir untuk boarding sudah diumumkan. Dengan tergesa-gesa, rombongan pertama tersebut menuju pintu keberangkatan. Ternyata sesampainya di sana, diinformasikan oleh petugas di pintu keberangkatan bahwa pintu telah ditutup, dan kursi telah habis.

Bagaimana mungkin pula ini bisa terjadi. Rombongan istri saya sudah punya boarding pass tetapi tidak bisa naik karena kursi habis. Luar biasa pengaturan Lion Air.

Menghadapi masalah ini, tidak ada satu pun petugas Lion Air yang mau bertanggung jawab membantu rombongan istri saya ini. Akhirnya, setelah didesak karena harus ada yang mengurus bagasi di Jakarta, petugas pintu keberangkatan berkomunikasi dengan
seseorang (kemungkinan berada di pesawat), dan bisa disediakan satu kursi kosong
(kemungkinan setelah dilakukan pergeseran-pergeseran di dalam pesawat).

Luar biasa. Pengaturan kursinya ternyata mirip dengan pengaturan kursi di angkutan
kota. Bisa digeser-geser seenaknya.

Akhirnya, dengan terpaksa karena tetap harus ada yang mengurus bagasi yang terlanjur masuk, diputuskan istri saya yang ikut dalam penerbangan tersebut. Pintu kembali dibuka, dan istri saya masuk ke dalam pesawat.

Selama proses masuk pesawat tersebut, sebagian petugas di pintu keberangkatan, petugas scanner, petugas di garbarata meneriaki istri saya menyuruh untuk bergegas. Apa salah istri saya. Salah siapa kalau terjadi hal seperti ini. Istri saya tidak terima diteriaki begitu dan balas menghardik para petugas tersebut. Respon mereka kemudian adalah meminta maaf dan tidak berani lagi menatap istri saya langsung.

Istri saya masuk pesawat pukul 07.20, dan kemudian diarahkan untuk duduk di kursi 18E
(padahal di boarding pass tertera 38E), dengan diiringi pandangan sebal dari seluruh
penumpang yang ada, karena dianggap sebagai penyebab keterlambatan pesawat untuk berangkat. Entah apa yang diumumkan kepada mereka selama pesawat "menunggu" istri saya.

Begitu duduk, penumpang disebelah istri saya bertanya "darimana saja Mbak? Dari tadi ditunggu ... " Dan, istri saya menjelaskan apa yang terjadi, dengan sengaja suara dikeraskan agar terdengar oleh yang lain. Dan, ternyata penumpang tersebut adalah pindahan dari pesawat sebelumnya, yang entah kenapa jadwalnya dimajukan sepihak oleh Lion Air.

Kritik saya untuk Lion Air, selama masalah tersebut terjadi, dari proses istri saya check in hingga masuk pesawat, tidak satu pun petugas dan awak pesawat yang menunjukkan manner atau sikap yang pantas ditunjukkan sebagaimana pelaku industri jasa hospitality seharusnya bersikap. Bahkan, pelayanan travel Jakarta-Bandung lebih baik dari ini.

Mungkin tidak ada kerugian material bagi istri saya dan rekannya. Tetapi, karena masalah ini, agenda istri saya terganggu dan harus mengurus bagasi rekannya untuk dibawa ke Bandung segera. Belum lagi rasa dipermalukan oleh petugas dan awak Lion Air selama kejadian tersebut. Dan jika mau berhitung, bukan tidak mungkin terjadi kelebihan muatan bagasi yang bisa mengancam keselamatan penerbangan karena proses pemindahan yang tidak profesional seperti itu.

Apa karena now everybody can fly sehingga masalah seperti ini terjadi. Saya hanya berharap semoga tidak terpaksa lagi harus menggunakan jasa Lion Air di kemudian hari. Kapok ... !

Kharisma
Kopo Permai Blok 5CD No 41 Bandung
kharisma235@gmail.com
0811222850





Keluhan diatas belum ditanggapi oleh pihak terkait

(msh/msh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Kirimkan keluhan atau tanggapan Anda yang berkaitan dengan pelayanan publik. Redaksi detikcom mengutamakan surat yang ditulis dengan baik dan disertai dengan identitas yang jelas. Klik disini untuk kirimkan keluhan atau tanggapan anda.



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads