Keluhan
14 Januari 2010 saya mampir ke Harco Mangga Dua dengan niat untuk membeli panel LCD. Saya mengurungkan niat untuk membeli panel LCD seharga kurang lebih Rp 1,500,000 setelah melihat etalase sebuah HP store yang memajangkan sebuah laptop baru seharga USD509 atau kalau dirupiahkan kurang lebih 4,700 ribu-an. Berdasarkan perhitungan kelayakan usia pemakaian saya memilih untuk membeli laptop baru tersebut daripada memperbaiki laptop lama. Merknya HP COMPAQ CQ40 653. Spek-nya tidak terlalu tinggi namun cukuplah untuk sekedar aplikasi perkantoran dan medium computing.
Umum diketahui laptop baru umumnya sudah tidak lagi dijual terintegrasi dengan OS grafis yang gratis sekali pun. No problem lah. Wong saya memang pasti pasang Linux.ย
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Malam harinya saya coba lakukan instalasi Mandriva Free 2010. Saat formatting disk drive bagian kiri laptop terasa panas. Setelah selesai formatting instalasi OS menghasilkan panas yang lebih banyak hingga setengah bagian kiri (touchpad, speaker, dan keyboard) terasa lebih panas daripada sebelumnya. Wah gak beres nih (pikirku).
Setelah selesai instalasi OS saya matikan laptop untuk mendinginkan. Setelah betul-betul adem saya run lagi untuk instalasi software lain baik melalui CD/DVD maupun on-line. Selama kurang lebih 30 menit saya jarang menggunakan keyboard maupun touchpad karena saya menggunakan mouse.
Setelah jeda waktu tersebut saya berniat menggunakan keyboard. Namun, tersentak kaget ketika kelingking tangan kiri saya yang menyentuh case alumunium samping keyboard selama 5 detik dan merasakan panas yang luar biasa (padahal ruangan ber-AC). Setelah lima detik sentuhan tersebut sebagian kecil kulit saya teriritasi walau tidak serius. Dan, lima belas menit kemudian laptop tersebut mati.
Ternyata sekujur tubuh laptop dibanjiri panas yang tidak biasa. Baru kali itu saya mengalami selama perselingkuhanku dengan berbagai merk laptop kecuali HP ini. Sungguh pengalaman yang sensasional.
Karena belum tahu ada atau tidaknya aplikasi core thermometer yang dibuat untuk Linux terpaksa saya install OS lain (yang sudah umum bagi umat Indonesia) milik teman saya dengan tujuan hanya untuk memasang software 'core thermometer tersebut' dan men-log temperature processor dalam beberapa menit.
Setelah instalasi OS yang juga menghasilkan panas yang banyak terukur temperatur processor Dual Core tersebut mencapai maks 103 derajat celcius saat OS melakukan benchmark hardware. Wow. Tinggal dua derajat lagi untuk mematikan dirinya sendiri.
Temperatur reratanya untuk idle /no-loadingย sekitar 75-85 derajat celcius. Terlalu tinggi ternyata. Berdasarkan data tersebut saya yakin sistem pendingin laptop tidak beres. Setelah saya teliti lagi fan processor tidak pernah terdengar bekerja. That's it. Saya telah dibodohi.
Oleh karena berbagai kesibukan saya baru bisa mengunjungi Service Centre (SC) HP Pondok Indah tanggal 19 Januari 2010. Tiga hari kemudian saya menyadari kalau saya belum dihubungi maka saya menghubungi mereka. Teknisi mengatakan, "belum dikerjakan karena harus ganti motherboard".
Saya paham karena overheat memang berisiko menghasilkan welding displacement pada solderan komponen apa pun di motherboard. Selain bisa menimbulkan kerusakan permanen pada komponen itu sendiri. Tanpa banyak tanya saya sudah dapat menilai bahwa Standard Operating Procedure (SOP) HP cukup baik dalam hal ini. "Mungkin dibutuhkan waktu 3-4 harian untuk menunggu kiriman dari Singapura," lanjut si teknisi.
Tanggal 26 Januari 2010 jam 13-an saya telepon lagi. "Saya belum menemukan teknisinya, Pak. Nanti sore pasti saya telepon dan kabari Mas lagi," jawab suara merdu seorang wanita yang menjawab telepon saya.
Hingga tujuh hari berlalu setiap sore saya selalu menunggu telepon wanita itu. Tak kunjung tiba. Maka tanggal 2 Februari 2010 pukul 15.00 saya telepon Service Center lagi. Yang mengangkat seorang pria. Setelah menunggu dua menit mendengar 'waiting tone' yang membosankan. Customer Service mengatakan, "sori ya Mas, sistem kita lagi error, gak bisa cari tahu lebih lanjut, teknisinya gak bisa ditemui. Nanti sore pasti saya telepon dan kabari, lanjutnya. Namun, hingga tulisan ini dibuat saya belum ditelepon lagi.
Hal yang saya pertanyakan dari kasus ini prosedur baku untuk service milik HP seperti apa? Kok penyelesaian service seperti itu saja berlarut-larut tanpa ketegasan. Jangan-jangan tidak punya SOP.
Hal yang saya pelajari dari kasus ini product warranty tidak menjamin kepuasan kepada konsumen. Tapi, justru hanya menjadi jaminan bagi produsen untuk mempertahankan nama besar. Terbukti nama besar bukan jaminan buat saya.
Prestasi HP Compaq meningkat dari laptop baru yang mengalami kerusakan setelah dua minggu (berdasarkan tulisan Pak Manda Hanjaya Poetra di suarapembaca.detik.com tanggal 29 Oktober 2009) menjadi satu malam saja. Bravo. Begitu pula dengan rekor waktu tunggu yang bertambah (berdasarkan tulisan yang sama).
Dany Mulyana
Pusat Standardisasi dan Jaminan Mutu Nuklir
Badan Tenaga Nuklir Nasional
PUSPIPTEK- Serpong
Mail: dmulyana@batan.go.id cc: danymulyana@yahoo.com
Keluhan diatas belum ditanggapi oleh pihak terkait
(msh/msh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Kirimkan keluhan atau tanggapan Anda yang berkaitan dengan pelayanan publik. Redaksi detikcom mengutamakan surat yang ditulis dengan baik dan disertai dengan identitas yang jelas. Klik disini untuk kirimkan keluhan atau tanggapan anda.