Seperti Inikah Layanan TX travel yang Katanya Pertama dan Terbesar

Suara Pembaca

Seperti Inikah Layanan TX travel yang Katanya Pertama dan Terbesar

- detikNews
Senin, 12 Okt 2009 13:34 WIB
Keluhan
Hari Kamis tanggal 9 Oktober 2009 saya ditemani suami saya memesan tiket pesawat di TX Travel Rawamangun (Jl Balai Pustaka No 2 Jakarta). Saya mengatakan kepada salah seorang Customer Service (Pria) bahwa saya akan memesan tiket Air Asia tanggal 14 Oktober 2009 jurusan Jakarta - Denpasar untuk 2 orang (saya dan teman kantor saya).

Setelah itu dia mengecek harga lalu meminta nomer telepon serta KTP saya (baca: Yany Sulistyorini) dan teman kantor saya (baca: Yeni Intan Delima) yang KTP-nya memang sudah dititipkan pada saya saat di kantor. Pada saat itu saya serahkan KTP, nomer telepon, serta saya catatkan 3 tiket pesanan saya yang lain, yaitu:
- 1 tiket Batavia Air tanggal 16 Oktober 2009 jurusan Denpasar - Jakarta.
- 1 tiket Lion Air tanggal 16 Oktober 2009 jurusan Denpasar - Surabaya.
- 1 tiket Batavia Air tanggal 18 Oktober 2009 jurusan Surabaya - Jakarta.

Setelah itu dia menanyakan nama untuk 3 tiket pesawat tersebut. Saya mengatakan Batavia 16 Oktober 2009 atas nama Yany, Lion Air 16 Oktober 2009 atas nama Yeni, Batavia 18 Oktober 2009 atas nama Yeni. Keterangan tersebut dia tulis sendiri pada kertas yang tadi dia berikan ke saya untuk mencatat nomer telepon dan 3 tiket lainnya. Lalu, dia kembali ke komputernya untuk melakukan transaksi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saya menghampiri suami saya yang sedari tadi menunggu saya sambil sibuk melihat-lihat majalah yang ada di situ. Waktu sudah menunjukkan pukul 18.30, dan saya menanyakan masih berapa lama lagi tiket saya selesai prosesnya kepada Customer Service yang tadi melayani saya oleh karena saya belum melakukan sholat maghrib.

Kasirnya mengatakan saya harus melakukan pembayaran terlebih dahulu untuk tiket Air Asia-nya dan Customer Service-nya mengatakan kalau 3 tiket lainnya akan dia booking-kan terlebih dahulu karena pembayarannya bisa dilakukan nanti. Akhirnya saya bayar 2 tiket Air Asia, dan saya menerima bukti pembayaran serta KTP saya dan teman kantor saya. Namun, tiket belum saya terima.

Karena saya terburu-buru akan melakukan sholat Maghrib maka saya berniat tiket-tiket tersebut untuk diambil nanti saja. Customer Service menanyakan pada saya apakah tiket ini akan diambil atau diantar. Saya bilang nanti diambil saja. Saya dan Suami saya pun pulang.

Setelah selesai sholat saya meminta tolong suami saya untuk membayar 3 tiket yang saya pesan dan mengambil semua tiket yang tadi saya pesan. Sesampainya di sana dia masih harus menunggu Customer Service-nya untuk menyelesaikan transaksi. Setelah itu dia menyerahkan kertas print bukan tiket kepada suami saya dan dia meminta suami saya untuk mengeceknya hanya dengan berkata, "Mas, coba cek."

Suami saya bingung karena dia tidak mengerti apa yang harus dicek. Suami saya juga bingung bagaimana cara membaca kertas tersebut karena terdapat format yang berbeda dalam satu kertas dan terdapat banyak singkatan-singkatan yang tidak dimengerti. Suami saya menelepon saya untuk mencocokkan tanggal dan jurusan pada tiket tersebut, dan ternyata sudah benar.

Lalu, Customer Service mencetak tiket. Kemudian suami saya melihat satu-satu tiket tersebut, dan nama yang tercantum pada masing-masing tiket adalah :
- 1 tiket Air Asia tanggal 14 Oktober 2009 jurusan Jakarta - Denpasar atas nama YANY
SULISTYORINI.
- 1 tiket Air Asia tanggal 14 Oktober 2009 jurusan Jakarta-Denpasar atas nama YENI INTAN DELIMA. 
- 1 tiket Batavia Air tanggal 16 Oktober 2009 jurusan Denpasar - Jakarta atas nama
YANY SULISTYORINI.
- 1 tiket Lion Air tanggal 16 Oktober 2009 jurusan Denpasar - Surabaya YENI INTAN DELIMA.
- 1 tiket Batavia Air tanggal 18 Oktober 2009 jurusan Surabaya - Jakarta atas nama
YENI SULISTYORINI.

Suami saya pun melihat keanehan pada tiket Batavia tanggal 18 Oktober 2009. Pada tiket lain yang bernama YENI, nama belakangnya INTAN DELIMA. Tapi, pada tiket Batavia  tersebut nama belakangnya SULISTYORINI.

Akhirnya suami saya pun protes agar nama diganti dengan yang benar. Customer Service-nya mengatakan kalau ganti nama harus membayar uang Rp 100,000. Suami saya pun menelepon saya kembali untuk menjelaskan kejadian tersebut. Saya pun tidak terima untuk membayar uang tersebut karena itu bukan kesalahan saya atau pun suami saya.

Customer service-nya sudah salah ketik. Padahal sebelumnya dia sudah memegang KTP saya dan teman kantor saya, dan dia pun masih mempunyai data lengkap di tiket Air Asia, dan dia juga menawarkan untuk mengantar tiket tersebut ke rumah namun saya memilih untuk mengambil dengan meminta bantuan suami saya.

Jadi, tiket tersebut diambil oleh suami saya atau oleh siapa pun suruhan saya atau pun dengan diantar ke rumah tetap saja hasilnya akan sama. Tetap salah ketik dari Customer Service-nya.

Suami saya pun ngotot tidak mau membayar uang tersebut sampai-sampai suami saya menyerahkan teleponnya kepada Customer Service-nya agar berbicara langsung dengan saya. Saya pun mengatakan itu kesalahan dia. Tapi, dia tidak terima. Dan, Customer Service tersebut bilang kepada saya, "harusnya Ibu datang langsung ke sini".

Dalam hati saya kenapa saya harus datang padahal dia sendiri tadi yang menawarkan mau diambil atau diantar tiketnya. Itu artinya dia sudah mengetahui dengan jelas data-datanya. Dan, terserah saya juga saya mau menyuruh siapa yang mengambil tiket tersebut karena dia sudah berkata seperti itu.

Dan Customer Service-nya pun bertanya pada saya, "ini orangnya kembar ya?" Saya jawab, "nggak, Mas, ini udah dari sanananya namanya begitu". Dan dia bertanya lagi, "ini saudara?" Apakah seorang Customer Service harus tahu hubungan saya dengan teman kantor saya yang sama-sama memesan tiket? Apakah salah kalau yang memesan tiket nama depannya hampir sama? Apa hubungannya memesan tiket dengan hal tersebut?

Customer Service-nya pun bilang kepada suami saya, "harusnya Bapak datang dengan  istri Bapak". Apakah berhak seorang Customer Service menyuruh customer-nya seperti  itu? Padahal sebelumnya dia sendiri yang menawarkan tiket mau diambil atau diantar.  Dan, itu hak saya juga untuk menyuruh siapa saja yang mengambilnya.

Pertanyaan-pertanyaan itukah yang pantas keluar dari mulut seorang Customer Service? Bukankah customer itu Raja? Harusnya dia bisa melayani kami dengan baik. Bagi kami bukan masalah membayar Rp 100,000 tapi kami ingin pertanggungjawaban dari TX Travel Rawamangun atas kelakuan Customer Service-nya.

Seperti inikah pelayanan TX travel yang katanya pertama dan terbesar di Indonesia. Terima kasih. 

Yany S
Taman Pulo Asem Rawamangun Jakarta
orhiex@yahoo.com
0818408840





Keluhan diatas belum ditanggapi oleh pihak terkait

(msh/msh)
Kirimkan keluhan atau tanggapan Anda yang berkaitan dengan pelayanan publik. Redaksi detikcom mengutamakan surat yang ditulis dengan baik dan disertai dengan identitas yang jelas. Klik disini untuk kirimkan keluhan atau tanggapan anda.



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads