Ilustrasi : Edi Wahyono
Selasa, 8 Oktober 2024Sebagai nama baru yang muncul dalam konstelasi Pilgub Jawa Timur, Luluk Nur Hamidah meyakini bisa mengatasi ketertinggalan untuk dikenal masyarakat. Pesaingnya, Khofifah Indar Parawansa, merupakan petahana Gubernur Jawa Timur 2019-2024 dan Tri Rismaharini pernah menjabat Wali Kota Surabaya 2010-2020.
Luluk menyadari dirinya hanya disokong satu partai, yaitu PKB. Dia harus mengandalkan seluruh mesin partai, yang selama ini kerap menjangkau masyarakat dalam pemilu-pemilu sebelumnya. Sebagai santri, katanya, ia akan menggerakkan berbagai jalur karena ia percaya selalu ada kuasa di atas kuasa lain.
“Selama kita (PKB) bisa menjangkau di akar rumput, warga itu sudah mulai bisa melihat mana yang merangkul, mana yang memeluk, mana yang memang benar tulus untuk niat benar-benar berjuang untuk masyarakat Jawa Timur, mana yang hanya untuk kepentingannya sendiri,” ujar perempuan asal Jombang itu kepada detikX.
Adapun Ketua Tim Pemenangan Luluk Nur Hamidah-Lukmanul Khakim di Pilgub Jatim 2024, Fauzan Fuadi, membenarkan pendekatan Luluk melalui beragam cara. Seperti menghidupkan seluruh jejaring lama yang dimiliki Luluk, Lukman, maupun PKB. Terutama melakukan kunjungan ke simpul-simpul pondok pesantren.
Meski sebagian besar pendekatan menggunakan mesin-mesin politik PKB, Fauzan percaya bisa menjangkau seluruh masyarakat. Sebab, pendekatan ini terutama menyasar para tokoh pimpinan kelompok masyarakat. Fauzan menambahkan tim akan menambah basis baru dengan menyasar tokoh-tokoh NU kultural yang selama ini belum mendukung PKB.
“Dengan ceruk masa tradisional di Jawa Timur itu, kami mengenal sami’na wa atho’na dengan guru-gurunya, dengan tokoh-tokoh. Kalau bicara pengaruh politik sebelum direct langsung ke level yang paling bawah, unit paling kecil itu kan ada opini leader. Opini leader itu kalau di Jawa Timur orang-orang NU, orang PKB, sehingga fatsun sami’na wa atho’na tadi itu kan kami yakini ini akan cepat-cepat turun ke bawah,” terang Fauzan.
Fauzan menyebut tentu PKB ingin memenangkan semua daerah. Namun PKB juga hendak menyoroti daerah-daerah dengan hak pilih tinggi, yang suara PKB masih belum maksimal, di antaranya Kabupaten Malang, Surabaya, dan Jember.
Luluk Nur Hamidah-Lukmanul Khakim saat bertemu Din Syamsuddin di kawasan Ragunan, Jakarta Selatan, Kamis (19/9/2024).
Foto : Andhika Prasetia/detikcom
Dengan target suara 15 juta untuk memenangkan Luluk dan Lukman, Fauzan mengatakan telah mengantongi 5 juta suara hasil pemilihan legislatif PKB 2024. Diketahui, PKB memperoleh suara tertinggi di pemilihan legislatif di Jawa Timur 2024 sebanyak 4.517.228 suara. PKB menambah kursi dua kursi di DPRD, yang sebelumnya 25 kini menjadi 27 kursi.
Di sisi lain, menurut Fauzan, kekurangan Luluk-Lukman yang tak memiliki jejak di Jatim seperti dua paslon lainnya menjadi kelebihannya. Luluk-Lukman menawarkan konsep perubahan, menyasar pada masyarakat yang tak puas terhadap kepemimpinan sebelumnya.
Meski demikian, konstelasi Pilkada 2024 berbeda dengan Pilpres maupun Pileg 2024. Sebab, koalisi partai bisa berbeda-beda di setiap pemilihan kepala daerah. PKB, misalnya, di tingkat Pemilihan Bupati di Jombang, ia tergabung dengan koalisi gemuk Partai Gerindra, Golkar, PKS, NasDem, PAN, PSI, dan Gelora. Tetapi terpisah dengan partai-partai tersebut ketika berlaga di tingkat Pilgub Jatim 2024.
Adapun pasangan calon lainnya, Tri Rismaharini (Risma)-KH Zahrul Azhar Asumta (Gus Hans), menyiapkan strategi tersendiri untuk merangkul tokoh-tokoh NU kultural di Jawa Timur. Gus Hans mengklaim, berbekal dirinya sendiri, ia bisa menjangkau jaringan-jaringan yang tak bisa disentuh paslon lainnya.
“Jadi, kalau komunikasi, saya kan langsung dengan pemilik-pemilik pesantren, langsung dengan gus-gusnya, dengan para owner-nya,” kata Gus Hans via sambungan telepon kepada detikX.
Gus Hans menerangkan Risma memfokuskan untuk membersihkan Provinsi Jawa Timur atau resik-resik. Menurutnya, selama ini kesejahteraan masyarakat Jatim terhambat karena berbagai faktor dan membutuhkan kerja-kerja kepemimpinan yang efektif dan efisien.
“Jadi isinya lebih pada keseriusan dan ketulusan dari Bu Risma itu dan juga insyaallah tanpa beban akan membersihkan anasir-anasir yang kira-kira selama ini diindikasikan tidak menggunakan uang dengan uang negara yang bijak,” ujarnya.
Baca Juga : Adu Janji Para Perempuan Jawa Timur
Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak saat lawatan ke pabrik PT Santos Jaya Abadi, Sidoarjo, Senin (7/10/2024).
Foto : Suparno/detikJatim
Sebagai eks tim pemenangan Khofifah pada pilgub sebelumnya, Gus Hans yakin kali ini bisa memenangkan pilgub karena, menurut pengalamannya, mengejar kenaikan tren elektabilitas adalah sesuatu yang sangat mungkin terjadi.
Sementara itu, Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Jatim Budi 'Kanang' Sulistyono mengakui memang ada ketertinggalan elektabilitas. Oleh sebab itu, Kanang mengatakan akan terus mempertajam komunikasi dengan struktural maupun nonstruktural. Menggunakan seluruh jejaring partai, mulai DPC hingga yang menduduki posisi penting di pemerintahan.
“Kami ini kan punya struktur DPC, kabupaten, kecamatan, kemudian ranting yang dekat desa, dusun, itu anak ranting semua akan dijejaringkan kepada ibu-ibunya. Semua kira-kira gitu apakah itu struktural pemerintah maupun struktural dari partai,” jelas Kanang.
Adapun daerah-daerah yang hendak dibabat terutama wilayah Tapal Kuda, Madura, dan Mataraman. PDI Perjuangan tengah menebarkan koordinator penjaring suara di wilayah tersebut.
Berbeda dengan PKB, yang mengalami kenaikan jumlah kursi DPRD di Jatim, PDI Perjuangan justru kehilangan enam kursinya. Sempat menjadi juara pada 2019 dengan capaian 27 kursi, kini PDIP hanya memperoleh 21 kursi dengan 3.735.865 suara.
Selain PDI Perjuangan, dua partai pengusung yang turut mendukung Risma dan Gus Hans adalah Partai Ummat dan Hanura.
Sedangkan Ketua Tim Pemenangan Khofifah-Emil Dardak, Boedi Prijo Soeprajitno, mengaku tak gentar dengan adanya dua pasangan calon lainnya yang turut berlaga di Pilgub Jatim tahun ini. Selama ini, sebutnya, Khofifah dan Emil telah menanamkan ‘investasi’ kepemimpinan dengan hasil menurunnya angka kemiskinan di Jawa Timur. Angka survei menjadi bukti nyata keduanya masih yang teratas.
Tri Rismaharini-KH Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans saat blusukan di Kampung Bandulan Gang 1, Sukun, Malang, Kamis (3/10/2024).
Foto : Dok. Istimewa
“2018 lalu Khofifah Emil meraih suara 10 juta sekian dengan persentase 54 persen. Saat ini, sejumlah lembaga survei menempatkan angka Khofifah-Emil di angka rentan 57-61 persen. Saya kira, jika secara persentase naik, secara jumlah suara tentu akan naik juga. Tapi kami tetap waspada, ikhtiar lahir batin dan tidak jemawa. Kami tetap gas pol turun ke bawah,” kata Boedi kepada detikX.
Dengan bekal investasi kepemimpinan itu pula, kedekatan yang dibangun dengan para pimpinan pondok pesantren NU kultural pun, menurut Boedi, tak perlu dipertanyakan lagi. Jika kemudian banyak pasangan lain yang tampak sowan ke para kiai, baginya tak menjadi soal.
“Khofifah-Emil itu sejak lama memiliki hubungan baik dengan para kiai di Jawa Timur. Bahkan, dalam berbagai perjalanan keduanya memimpin Jatim, melibatkan para kiai. Jadi secara hubungan, Khofifah-Emil sudah 'klik' dengan para kiai. Bagi Khofifah-Emil, restu para kiai tentu sangat penting dalam perjalanan di Pilgub Jatim ini,” ujarnya.
Adapun daerah yang hendak difokuskan oleh paslon ini adalah wilayah Arek dan Pantura. Sebab, kata Boedi, DPT di wilayah tersebut sangat besar. Berkaca pada 2018, Khofifah-Emil unggul di wilayah tersebut. Tahun ini Boedi optimistis keduanya akan mengulang sejarah kembali.
Khofifah dan Emil memperoleh dukungan dari koalisi partai gemuk, di antaranya Golkar, Gerindra, Demokrat, PAN, PKS, PSI, PPP, NasDem, dan Perindo. Juga parpol nonparlemen, yaitu Gelora, Partai Buruh, PBB, PKN, Garuda, dan Prima.
Indikator Politik Indonesia merilis simulasi tiga paslon Pilgub Jatim 2024. Elektabilitas Khofifah-Emil di angka 61,2 persen, disusul Tri Rismaharini-KH Zahrul Azhar Asumta 26 persen. Sedangkan Luluk Nur Hamidah-Lukmanul Khakim (Luman) 2,2 persen. Survei Indikator Politik dilakukan pada 9-14 September 2024 dengan jumlah responden sebanyak 1.000 orang warga Jatim.
Sedangkan hasil dari survei Poltracking Indonesia, elektabilitas cagub-cawagub Khofifah-Emil masih unggul dibandingkan dua cagub lainnya sebesar 57,8 persen. Disusul pasangan Risma-Gus Hans dengan perolehan 22,7 persen. Dan terakhir pasangan Luluk-Lukmanul sebesar 2,2 persen. Survei Poltracking ini dilakukan pada 4-10 September 2024 terhadap 1.200 responden di Jatim.
Reporter: Ani Mardatila, Ahmad Thovan Sugandi
Penulis: Ani Mardatila
Editor: Dieqy Hasbi Widhana
Desainer: Fuad Hasim