SPOTLIGHT

Tajir Melintir Eks Ajudan

Irjen Teddy Minahasa urung menjadi Kapolda Jawa Timur karena diduga menjual narkoba sitaan kepolisian. Di Jawa Timur ia memiliki bisnis hotel, taman wisata, serta 48 tanah dan bangunan.

Ilustrasi : Edi Wahyono

Kamis, 20 Oktober 2022

Kabar ditunjuknya Teddy Minahasa Putra sebagai Kapolda Jawa Timur disambut gembira oleh para anggota sebuah grup WhatsApp. Grup tersebut berisi kolega bisnis dan teman-teman Teddy selama duduk di SMP 1 Pasuruan. Salah satu anggota grup akhirnya mengusulkan untuk mengadakan syukuran dengan cukur gundul. Teddy, yang juga berada di dalam grup itu, membalasnya dengan emotikon tertawa.

"Wah, enak iki. Bapak tambah cedek, tambah sering kumpul, sering-sering dijak Pak Teddy nglencer. Ayo, mene cukur gundul," ucap salah satu orang di grup tersebut menurut sumber detikX.

Akhirnya teman SMP Teddy ramai-ramai mencukur gundul rambutnya di salah satu rumah di Jalan Raden Patah, Panggungrejo, Kota Pasuruan, Selasa, 11 Oktober 2022. Menurut salah satu kolega bisnisnya, penugasan Teddy di Jawa Timur diharapkan makin memperlancar hubungan dengan para rekan dan berbagai bisnisnya.

Dua hari setelah itu, Kamis, 13 Oktober, malam, Teddy mengirim sebuah pesan di grup tersebut. Dia hanya berujar singkat, "Saya tidak sejahat dan seburuk yang mereka tuduhkan."

"Kami tidak paham yang dimaksud waktu itu apa dan mereka itu siapa. Eh, besoknya mbledos kasus itu," ujar rekan bisnis Teddy kepada reporter detikX.

Dikabarkan, pada Jumat, 14 Oktober, pagi, Teddy ditangkap oleh Divisi Propam terkait penyalahgunaan barang bukti dan jual-beli narkoba. Penangkapan tersebut bertepatan dengan pertemuan Presiden Jokowi dengan para pejabat tinggi Polri di Jakarta.

Kedekatan Teddy dengan Jawa Timur telah terjalin sebelum ia ditetapkan sebagai kapolda. Walaupun lahir di Manado pada 23 November 1970, Teddy justru tumbuh besar di Pasuruan, Jawa Timur. Di Pasuruan, ia menjalani pendidikan di SMPN 1 Pasuruan (1984-1987) dan SMAN 3 Pasuruan. Setelah itu, Teddy keluar dari kota tersebut untuk masuk Akademi Kepolisian dan lulus pada 1993.

Irjen Teddy Minahasa saat menjabat Kapolda Sumbar mengungkap kasus peredaran narkoba.
Foto : Jeka/detikSumut

"Dia itu dulu suka kasih sontekan ke saya waktu sekolah," ucap teman Teddy kepada reporter detikX.

Pada 2019, Teddy kembali ke Jawa Timur untuk kuliah di Fakultas Hukum Universitas Brawijaya. Ia dinyatakan lulus dan memperoleh gelar magister hukum pada 2021. Menurut Dekan Fakultas Hukum Universitas Brawijaya Sukarmi, Teddy saat ini juga melanjutkan kuliah S3 di Jurusan Ketahanan Nasional Sekolah Pascasarjana Universitas Brawijaya.

"Kalau sekarang S3 bukan di FH lagi. Saya pribadi sangat kaget dengan berita penangkapannya. Tidak mengira sama sekali itu terjadi. Semoga tidak benar adanya," ujar Sukarmi kepada reporter detikX.

Mantan Ajudan Jusuf Kalla

Karier Teddy mulai terlihat cerah saat ditugaskan sebagai ajudan Wakil Presiden Jusuf Kalla pada 2014. Selanjutnya, ia juga ditunjuk sebagai Staf Ahli Wapres pada 2017. Dari sana, jenjang kariernya tampak menanjak. Ia dilantik sebagai Karo Paminal Divpropam Polri.

Pada 2018, Teddy ditetapkan sebagai Kapolda Banten. Namun jabatan itu hanya ia nikmati kurang lebih tiga bulan. Dalam sertijab yang diadakan pada 27 November 2018, Gubernur Banten saat itu, Wahidin Halim, mengaku terkejut dengan digantinya Teddy secara mendadak. Padahal, menurutnya, ia telah berkoordinasi dengannya terkait berbagai persoalan, termasuk sulitnya mengendalikan jaringan narkoba di Provinsi Banten.

Pada periode itu pula, Teddy memperoleh sejumlah penghargaan. Ketika menjadi Staf Ahli Wapres pada 2017, ia mendapatkan penghargaan Seroja Wibawa Nugraha sebagai lulusan terbaik Program Pendidikan Singkat Angkatan XXI-TA 2017 Lemhannas RI. Ia juga menerima tanda kehormatan Bintang Bhayangkara Nararya. Tanda kehormatan itu diberikan Presiden Jokowi dalam peringatan ke-72 Hari Bhayangkara pada 2018.

Selepas jabatan singkatnya di Banten, Teddy dimutasi menjadi Wakapolda Lampung dan kembali dimutasi ke Mabes Polri sebagai Staf Ahli Manajemen Kapolri pada 2019. Pada 2021, ia akhirnya kembali menjadi kapolda dan ditugaskan di Sumatera Barat.

Menariknya, pada Mei 2022, Polda Sumbar yang dipimpin Teddy Minahasa mengklaim berhasil mengungkap peredaran sabu di Kota Bukittinggi seberat 41,4 kg. Sabu itu disita dari delapan orang yang telah ditetapkan sebagai tersangka. Jaringan tersebut diduga memasok sabu dari luar negeri.

"Pengungkapan penyalahgunaan narkoba jenis sabu sebesar 41,4 kilogram ini adalah capaian terbesar dalam sejarah sejak berdirinya Polres Bukittinggi maupun Polda Sumatera Barat," ujar Teddy kala itu di Polres Bukittinggi, seperti dilansir detikSumut, Sabtu (21/5/2022).

Saat di Sumbar itu, Teddy juga memperoleh gelar kehormatan adat dari Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau. Gelar adat yang disematkan kepada Teddy Minahasa kala itu adalah Tuanku Bandaro Alam Sati. Sementara itu, istri Teddy, Merthy Kushandayani, diberi gelar Puti Sidabayu.

Pebisnis Hotel dan Taman Wisata

Berdasarkan lembar Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara yang diterbitkan pada Desember 2021, total aset Teddy sebesar Rp 29,97 miliar. Sekitar 85 persen kekayaannya bersumber dari aset tanah dan bangunan. Aset itu jumlahnya mencapai 53 bidang tanah beserta bangunan senilai Rp 25,81 miliar.

Tanah dan bangunan tersebut tersebar di Sumatera dan Jawa, yang didominasi berada di Pasuruan, Jawa Timur. Terdapat 43 tanah dan bangunan di Pasuruan, Jawa Timur; 1 tanah di Pandeglang, Banten; 5 tanah dan bangunan di Malang, Jawa Timur; dan 4 tanah dan bangunan di Pesawaran, Sumatera Barat. Aset tanah bangunan termahalnya mencapai Rp 4,23 miliar, yang berlokasi di Kota Malang, Jawa Timur.

Selain tanah dan bangunan, aset transportasi Teddy Minahasa nilainya cukup fantastis. Ia memiliki tiga unit mobil dan satu unit motor Harley-Davidson dengan total aset mencapai Rp 2,08 miliar.

Secara terperinci, sejumlah kendaraan yang dimilikinya berupa mobil Jeep Wrangler tahun 2016 senilai Rp 750 juta, Toyota FJ 55 tahun 1970 senilai Rp 75 juta, Toyota Land Cruiser HDJ 80R tahun 1996 senilai Rp 600 juta, dan Motor Harley-Davidson Solo tahun 2014 senilai Rp 650 juta.

Teman SMP Irjen Teddy Minahasa Cukur Gundul ikut bahagia kini Teddy jadi Kapolda Jatim. 
Foto : Muhajir Arifin/detikJatim

Lebih lanjut, Teddy Minahasa juga memiliki aset lainnya, seperti harta bergerak lainnya senilai Rp 500 juta, surat berharga Rp 62,5 juta, serta kas dan setara kas Rp 1,52 miliar.

Banyaknya kolega bisnis di Pasuruan serta Malang membuat Teddy leluasa membangun kekayaannya. Menurut salah satu rekannya kepada reporter detikX, Teddy awalnya menawarkan diri untuk ikut dalam bisnis distribusi pasokan elpiji 3 kilogram. "Saya ini kan pemasok gas, dia dulu nawarin ikut, katanya ya siapa tahu untuk bekal pensiun," kata rekannya tersebut.

Selain itu, di Pasuruan Teddy merupakan pemilik salah satu hotel terbesar di sana, Hotel Horison Pasuruan. Hotel itu adalah usaha patungan Teddy dengan Harry Parsetyo, pemilik PT Tirta Kencana Asri. Sebelumnya, Metropolitan Golden Management (MGM) selaku operator dan manajemen Horison Hotel Group bekerja sama dengan PT Tirta Kencana Asri selaku investor untuk membuka hotel bintang tiga tersebut.

"Iya, benar, itu hotel patungan Pak Teddy dan Pak Harry. Namun saat ini sudah dilelang," ujar salah satu kerabat Harry kepada reporter detikX.

Tidak berhenti di sana, Teddy juga membangun sebuah objek wisata bernama Taman Ria Suropati. Tempat wisata tersebut terdiri atas kolam renang, kebun binatang mini, dan aneka wahana.

"Iya kepemilikannya atas nama beliau. Saya ini kalau diminta bantu apa, bangun apa, ya saya kerjakan di sana," ujar rekan bisnis Teddy kepada reporter detikX.


Reporter: Ahmad Thovan Sugandi, May Rahmadi
Penulis: Ahmad Thovan Sugandi
Editor: Dieqy Hasbi Widhana
Desainer: Luthfy Syahban

***Komentar***
[Widget:Baca Juga]
SHARE