Jakarta - Publik geger dengan upaya penutupan Kali Sentiong menggunakan waring. Upaya itu dianggap hanya menutup persoalan bukan menyelesaikan persoalan yang sesungguhnya
Foto
Dilematis Permasalahan Kali Item Sentiong Jelang Asian Games 2018

Kali Item atau Kali Sentiong menjadi topik pembicaraaan populer di masyarakat hingga media asing. Keputusan Pemprov DKI Jakarta untuk menutup kali ini dengan waring menimbulkan polemik baru karena dianggap tak memberikan solusi untuk merevitalisasi kali ini.
Pelaksanaan Asian Games 2018 di Jakarta yang semakin dekat tak memberikan pilihan lain bagi Pemprov DKI Jakarta selain menutup Kali Sentiong dengan waring sambil memikirkan solusi terbaik untuk merevitalisasi kali ini. Upaya pembersihan kali pun masih terus dilakukan.
Beberapa waktu belakangan ini DKI Jakarta memang sedang berhias untuk tampil cantik dan menarik banyak wisatawan asing yang akan datang baik sebagai atlet yang bertanding di Asian Games 2018 atau para pendukung yang mendukung negara mereka di ajang perlombaan internasional tersebut. Jakarta bersolek, mempercantik dinding jalanan dengan mural ataupun warna-warna cerah untuk menyambut Asian Games 2018.
Trotoar pun tak lepas dari perhatian. Selain diperluas di beberapa titik tertentu, trotoar juga dihias dengan berbagai macam ilustrasi bertema Asian Games 2018.
Kali Sentiong pun tak mungkin tidak pasti juga dipermak agar dapat memberikan kesan positif bagi para tamu-tamu asing tersebut. Terlebih letak kali ini berlokasi persis di depan Wisma Atlet Kemayoran yang menjadi lokasi menginap sementara para atlet yang bertanding di Asian Games.
Namun, penutupan Kali Sentiong yang airnya berwarna hitam karena sampah dan limbah lainnya dengan waring ini justru mengundang kontroversi di masyarakat. Bagi beberapa orang, penutupan kali ini dengan waring merupakan pilihan yang tepat selagi Pemprov DKI Jakarta memikirkan solusi yang lebih efektif untuk merevitalisasi Kali Sentiong.
Bagi beberapa warga lainnya, penutupan Kali Sentiong dengan waring bukanlah solusi, karena bau tak sedap kali itu masih tercium baunya meski ditutup waring dan dipasangi tanaman hijau untuk menekan bau tersebut. Terlebih terlalu banyak biaya yang harus dikeluarkan dari APBD Jakarta hanya untuk menambal sulam persoalan Kali Sentiong ini. Kurang lebih Rp 580 juta yang harus dikeluarkan Pemprov untuk pentupan Kali Sentiong ini.
Dana Rp 580 juta itu dibagi dengan rincian seperti berikut, untuk segmen satu panjang 240 meter dengan anggaran Rp 192.232.000. Segmen dua, panjang 240 meter denganΒ anggaran 192.232.000 dan segmen tiga, panjang 246 meter dengan pagu anggaran Rp 196.369.000. Selain itu, Kali Sentiong memiliki aliran dari wilayah Jakarta Pusat hingga ke Jakarta Utara perbatasan Kemayoran dan Ancol. Tak mungkin untuk menutup seluruh permukaan kali dengan waring, apalagi dari Jakarta Pusat hingga Jakarta Utara.
Menurut salah satu warga, kali hitam Sentiong akan selalu menimbulkan bau dan berwarna hitam karena kali tersebut terdapat lumpur di dalamnya dan masih banyak warga yang membuang sampah sembarangan di kali tersebut.Β Selain itu menurut warga lagi,Β kali hitam Sentiong harus dikeruk oleh eskavator untuk mengurangi lumpur di kali itu, karena jika dikasih jaring begitu,Β baunya masih tercium oleh warga yang lewat di sekitar wilayah itu.
Upaya pembersihan kali ini pun masih terus dilakukan oleh para petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU). Namun jika masyarakat masih saja membuang sampah sembarangan ke Kali Sentiong, meskipun ditutupi waring kali ini akan tetap kotor dan bertambah bau.
Menurut salah seorang warga problem tentang Kali Sentiong ini tak akan usai jika Pemprov Jakarta tak benar-benar mengkaji solusi terbaik untuk revitalisasi Kali Sentiong, dan upaya Pemprov tak mungkin berjalan maksimal jika warga tak mau merubah kebiasaan untuk tidak membuang sampah sembarangan.