Fraksi Gerindra DPRD DKI Jakarta prihatin dengan banyaknya bunga di depan Kantor Gubernur Anies Baswedan sebagai bentuk kecewa dengan proses penerimaan peserta didik baru (PPDB) DKI. Gerindra berharap agar Dinas Pendidikan DKI Jakarta melakukan evaluasi.
"Saya turut prihatin dan empati terhadap keresahan di PPDB ini, untuk tahun depan harus dilakukan evaluasi atas kebijakan ini," kata Anggota Fraksi Partai Gerinda DPRD DKI Jakarta, Syarif kepada wartawan, Senin (6/7/2020).
Syarif mengatakan setiap kebijakan tentu akan ada dampak positif dan negatif. Dia meminta agar proses PPDB Jakarta dilakukan evaluasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tentu setiap kebijakan ada sisi positif dan negatif. Aspek negatifnya harus dievaluasi dan dicarikan solusi perbaikan," kata dia.
Lebih lanjut, Syarif menilai PPDB DKI Jakarta terutama jalur zonasi yang dikritisi orang tua murid tidak ada sosialisasi. Sehingga menyalut kegaduhan.
"Ini sistem nyaris tidak ada sosialisasi sehingga menyulut kegaduhan. Harapan saya setiap kebijakan patut disosialisasikan," jelasnya.
Kepada orang tua siswa, Syarif meminta untuk bersabar. Serta memberikan motivasi dan membimbing anaknya.
"Bersabar dan terus berikan motivasi dan bimbingan kepada anak-anak supaya tetap menjadi lebih baik," jelasnya.
Diketahui, pada Senin (6/7) pagi, sejumlah karangan bunga berjejer di depan Balai Kota DKI Jakarta. Karangan bunga itu bertuliskan kekecewaan mengenai proses PPDB DKI 2020.
Pantauan detikcom di depan gedung Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin (6/7), ada 8 karangan bunga bernada kekecewaan. Salah satunya bertulisan 'RIP Pendidikan Indonesia, dari anak-anak lulusan angkatan 2020 yang kecewa'.
Kemudian, karangan bunga bertuliskan PPDB DKI lebih mematikan daripada virus Corona. 'Selamat kepada Disdik dan Gubernur DKi atas kebijakan PPDB DKI 2020 yang kekejamannya lebih mematikan dari pada virus Corona'.
Tonton video 'Protes PPDB DKI, Orang Tua Siswa Ngadu ke DPRD':
(lir/idn)