Kritik Anggota Dewan atas Klaim 'Kalung Anticorona' Kementan

Round-Up

Kritik Anggota Dewan atas Klaim 'Kalung Anticorona' Kementan

Tim detikcom - detikNews
Senin, 06 Jul 2020 06:04 WIB
Kalung antivirus Corona (Vadhia Lidyana-detikcom)
Kalung 'antivirus' Corona (Vadhia Lidyana-detikcom)
Jakarta -

Kalung yang diklaim bisa menjadi antivirus Corona menuai kritik dari para wakil rakyat. Mereka skeptis terhadap kemujaraban kalung ini menangkal COVID-19.

Kalung berisi Eucalyptus (kayu putih) ini memang bertuliskan 'Antivirus Corona, Eucalyptus'. Ini adalah produk dari Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian. Bulan depan, kalung ini akan diproduksi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memperkenalkan kalung ini. Dia mengklaim pemakaian kalung ini selama 15 menit bisa membnuh 42% virus Corona. Pemakaian 30 menit bisa membunuh 80% virus Corona.

ADVERTISEMENT
Syahrul Yasin LimpoMentan Syahrul Yasin Limpo (Kementan)

"Ini antivirus hasil Balitbangtan, eucalyptus, pohon kayu putih. Dari 700 jenis, 1 yang bisa mematikan Corona hasil lab kita dan hasil lab ini untuk antivirus, dan kita yakin. Bulan depan ini sudah dicetak, diperbanyak," kata Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo usai menemui Menteri PUPR Basuki Hadimuljono di kantor Kementerian PUPR, Jakarta, Jumat (3/7) lalu.

Dari Fraksi PAN, anggota Komisi IX DPR Saleh Partaonan Daulay mengkritik langsung. Menurutnya, kalung itu belum teruji klinis. Alih-alih menjadi prestasi Kementan, bisa-bisa klaim itu malah menuai persepsi publik yang negatif terhadap kerja Kementan.

"Menurut saya, hasil penelitian Kementan tersebut masih perlu diuji lebih lanjut lagi. Pasalnya, penelitian tersebut dinilai belum benar-benar terbukti ampuh sebagai antivirus Corona. Apalagi, masih ada beberapa lembaga penelitian dan peneliti yang meragukan efektivitas bahan eucaplyptus tersebut," kata Saleh kepada wartawan, Sabtu (4/7).

Tonton video 'Bahas Kalung Anti Corona, Mardhani: Kementan Fokus Swasembada Saja':

Anggota Komisi IV dari Fraksi PKS, Andi Akmal Pasluddin, mengkritik rencana produksi massal kalung itu. Dia meyarankan, Mentan lebih baik fokus saja soal produksi pertanian.

"Publik perlu harus tahu dan Komisi IV tahu apakah sudah melalui kajian yang dalam apakah sudah dipraktikkan juga ke orang-orang yang kena Corona, dengan adanya kalung itu tidak kena. Itu kan harus ada penjelasan ya," kata Andi Akmal Pasluddin kepada wartawan, Sabtu (4/7) kemarin.

Bila langsung diproduksi massal, tentu butuh anggaran besar. Lebih baik anggaran Kementan difokuskan ke peningkatan produksi pertanian, penggarapan lahan baru, dan isu penting terkait pertanian lainnya.

Senada, rekan sefraksi Andi yakni Mardani Ali Sera juga menyarankan agar Kementan foksu saja ke urusan pertanian, utamanya adalah kedaulatan pangan. Soal karya inisiatif di era pandemi, itu perlu diuji dulu secara ilmiah.

"Pertama, niat baik mesti diikuti cara yang baik. Di era sains dan ilmu pengetahuan, semua bisa diuji keandalannya dan juga efek sampingnya," kata Mardani, Minggu (5/7) kemarin.

Mardani Ali SeraMardani Ali Sera (Ari Saputra)

Fraksi Partai Demokrat juga sama, yakni tak langsung percaya dengan kemujaraban kalung itu. Anggota Fraksi Demokrat DPR, Didik Mukrianto, meminta urusan penangana COVID-19 diserahkan kepada ahlinya.

"Saran saya, untuk penanganan COVID-19 dan segala obat serta vaksinnya, secara klinis kita percayakan sepenuhnya kepada ahlinya. Akan lebih bijak bila Pak Mentan tetap fokus untuk menangani ketahanan pangan, termasuk pasokan dan batuannya untuk masyarakat yang saat ini berpotensi mengalami berbagai tantangan dan permasalahan," kata Didik kepada wartawan, Minggu (5/7).

Ketua MPR, Bambang Soesatyo, mengapresiasi jajaran Kementerian Pertanian RI atas inisiatif dan keberanian mempromosikan kandungan minyak Atsiri dari daun kayu putih (eucalyptus) sebagai antivirus COVID-19. Namun ia juga mendorong Kementan untuk melakukan protokol pengujian obat baru sebelum produk obat itu ditawarkan kepada masyarakat.

Ketua MPR RI Bambang SoesatyoKetua MPR RI Bambang Soesatyo (Dok. MPR RI)

"Untuk menghindari kesan tentang klaim sepihak, produk antivirus Corona dari Kementan itu sebaiknya mengikuti dulu protokol pengujian atau uji klinik untuk produk baru obat dan herbal. Termasuk pengujian khasiatnya pada manusia," kata Bamsoet dalam keterangannya, Minggu (5/7).

Halaman 2 dari 3
(dnu/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads