Misteri matinya puluhan hewan ternak di Tapanuli Utara (Taput) mulai terungkap. BKSDA menyebut pelaku kejadian ini diduga hewan binturong.
Peristiwa ini berawal saat puluhan hewan ternak warga ditemukan mati karena diisap darahnya. Ada luka gigitan di sekitar leher, dan darah hewan tampak diisap habis.
Mendapatkan aduan warga, Bupati Taput Nikson Nababan mengadakan sayembara untuk menangkap pelaku pembunuhan puluhan hewan ternak itu. Nikson menjanjikan uang Rp 10 juta bagi yang berhasil menangkap pelakunya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya betul, saya beri hadiah Rp 10 juta bagi siapa yang bisa menangkap makhluk tersebut," kata Nikson saat dimintai konfirmasi, Minggu (21/6).
![]() |
Nikson juga mengungkapkan adanya anggapan warga pemangsa hewan ternak yang mati ini adalah homang. Namun hal itu dibantah Nikson karena ditemukannya jejak hewan di lokasi kejadian.
Pernyataan Nikson itu dikuatkan oleh keterangan yang diberikan BKSDA. Pemangsa hewan ternak ini, menurut BKSDA, diduga adalah binturong, yang masih masuk keluarga musang.
"Kemungkinan besar mengarah ke sana (disebabkan binturong)," ujar Kepala Bagian Tata Usaha BKSDA Sumut Teguh Setiawan, Senin (29/6).
Binturong sendiri masuk ke dalam familia Viverridae atau yang dikenal sebagai musang. Hewan ini disebut berwarna hitam dan punya ekor panjang.
![]() |
Teguh mengatakan dugaan itu masih bersifat sementara karena hewan yang memangsa ternak tersebut belum juga tertangkap. Dugaan ini, kata teguh, muncul berdasarkan ciri-ciri hewan pemangsa yang disampaikan warga.
Teguh mengatakan, berdasarkan informasi masyarakat, hewan itu berbulu hitam, terus ada loreng putihnya. Binturong ini disebut sebagai hewan yang dilindungi.
"Binturong binatang dilindungi. Habitatnya yang pasti dia dekat sungai," jelas Teguh.