Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memimpin acara perayaan Hari Kemerdekaan Amerika Serikat di Gunung Rushmore. Dalam pidatonya, Trump melontarkan tuduhan pedas kepada para demonstran black lives matter.
Dalam pidato di South Dakota, ia mengatakan monumen yang menampilkan ukiran wajah empat presiden AS itu "akan berdiri selamanya sebagai penghargaan abadi pada leluhur kita dan kebebasan kita".
"Monumen ini tidak akan pernah dinodai, para pahlawan ini tidak akan pernah dirusak," katanya kepada khalayak, yang menyambutnya dengan sorak-sorai seperti dilansir BBC, Jumat (3/7/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Trump juga memperingatkan bahwa unjuk rasa memprotes ketidaksetaraan ras di AS baru-baru ini, mengancam fondasi sistem politik AS.
"Negara kita sedang menyaksikan kampanye tanpa ampun untuk menghapus sejarah kita, mencemarkan pahlawan-pahlawan kita, menghapus nilai-nilai kita dan mengindoktrinasi anak-anak kita," ujar Trump dalam pidatonya seperti yang dilansir Reuters.
"Jangan salah, revolusi budaya sayap kiri ini dirancang untuk menggulingkan revolusi Amerika," sebut Trump. "Anak-anak kita diajari di sekolah untuk membenci negara mereka sendiri," imbuhnya.
Unjuk rasa besar-besaran usai pembunuhan seorang pria kulit hitam bernama George Floyd oleh polisi Minneapolis, berujung aksi vandalisme terhadap patung-patung tokoh Konfederasi di beberapa kota di AS. Patung Presiden AS Andrew Jackson di luar Gedung Putih, gagal dirobohkan oleh demonstran. Semasa hidup, Jackson dikenal akan kebijakannya yang populis, memiliki budak dan mengusir ribuan warga pribumi AS dari rumah-rumah mereka.
"Massa yang marah berupaya merobohkan patung-patung Pendiri negara kita, menodai memorial paling sakral dan melepaskan gelombang kejahatan di kota-kota," ucap Trump.
Peringatan di Memorial Nasional Mount Rushmore dihadiri sekitar 7.500 orang, dengan panggung utama terletak di bawah monumen yang menampilkan pahatan wajah Presiden AS George Washington, Thomas Jefferson, Theodore Roosevelt dan Abraham Lincoln. Tempat duduk bagi tamu dan hadirin saling berdekatan tanpa mematuhi batasan social distancing. Masker disediakan untuk para hadirin, namun tidak diwajibkan dan banyak tidak memakainya.
Acara ini tetap digelar meskipun otoritas kesehatan AS mendorong warga untuk menghindari pertemuan yang dihadiri banyak orang mengingat pandemi virus Corona (COVID-19) masih merajalela.