Di hari pertama lockdown di beberapa wilayah di Melbourne, Negara Bagian Victoria mengumumkan 77 kasus baru COVID-19, dan ini merupakan kasus tertinggi per hari sejak bulan Maret lalu.
Dari 77 kasus baru tersebut, 13 di antaranya karena penularan dari tempat yang sudah diketahu sebelumnya, 37 kasus dari pengetesan rutin, dan 27 sisanya masih dalam proses penyelidikan.
Tidak ada kasus baru yang berasal dari karantina di hotel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Bidang Kesehatan Victoria, Brett Sutton, mengatakan bahwa hingga saat ini, sudah ada 31 kasus baru dalam kategori atau penularan di komunitas, sehingga totalnya menjadi 332.
Sebuah kasus dikategorikan sebagai penularan di komunitas apabila setelah melakukan penyelidikan, departemen kesehatan tidak dapat menemukan sumber penularannya.
Karena masih dalam proses penyelidikan, 31 kasus baru ini belum ditambahkan ke total 77 kasus baru yang diumumkan hari Kamis (2/7/2020).
Profesor Brett mengatakan bahwa kasus baru ini kebanyakan berasal dari "zona panas (hotspots) β¦ tapi ada juga dari daerah lain."
Ia mengatakan "tidak menyangka" bahwa jumlah pasien di rumah sakit sudah berjumlah 20 orang dan empat di antaranya sedang dirawat secara intensif.
Ketika ditanya soal apakah lebih banyak warga Victoria akan meninggal karena virus corona, Profesor Brett Sutton mengatakan "ada kemungkinan besar [itu terjadi."
"Ketika sudah ada penularan di komunitas yang signifikan, dan 70 kasus baru 'unik' setiap harinya, tentu saja kemungkinan tersebut ada, sebuah perkiraan bahwa beberapa dari mereka akan ada yang meninggal," kata dia.
"Inilah mengapa menjadi kewajiban kita bersama untuk mengurangi interaksi satu sama lain."
Kekhawatiran penularan di sekolah
Dua kasus baru dilaporkan terjadi di Sekolah Al Taqwa College di Truganina dan lima kasus yang berasal dari SD Albanvale.
Juga ada satu kasus di pusat pengasuhan anak-anak balita Villa Bambini Early Learning Centre di Essendon.
Seorang murid di SD Springside di Caroline Springs juga sudah dinyatakan positif setelah kontak dengan kasus yang diketahui sebelumnya.
Professor Sutton mengatakan sekarang untuk pertama kalinya pihak berwenang melihat meningkatnya penyebaran virus di sekolah.
"Kita jelas melihat adanya bukti penularan antar siswa dan juga antar guru, khususnya dari guru ke guru," katanya.
Namun dia mengatakan para siswa yang berada di kawasan lockdown akan kembali ke sekolah seperti biasa setelah akhir liburan pada hari Senin (6/7/2020).
"Kita akan memantau perkembangan dari hari ke hari," katanya.
"Saya akan memberikan informasi sebanyak mungkin dan secepat mungkin mengenai apakah sekolah akan kembali lagi, khususnya di kawasan kode pos yang dilockdown."
Sedikit kecewa tetapi tetap mendukung lockdown
Preet Cheema adalah salah seorang dari 300.000 orang di Melbourne yang harus kembali menjalani keseharian di bawah aturan yang ketat karena virus corona.
Namun, ia mendukung aturan terbaru yang diterapkan oleh pemerintah, meskipun itu berarti ia harus menutup usahanya.
Mulai hari Kamis (02/07) penduduk yang tinggal di 10 wilayah kode pos yang diumumkan kemarin diharuskan untuk mengikuti aturan tinggal di rumah.
Warga hanya diizinkan keluar rumah untuk keperluan yang esensial seperti belanja ke toko, berobat, olahraga atau sekolah dan bekerja.
Preet Cheema memiliki usaha salon kecantikan di Craigieburn di utara kota Melbourne yang harus ia tutup untuk kedua kalinya karena virus ini.
Carly mengatakan, warganya merasa terkucilkan oleh lockdown lokal ini.
(ita/ita)"Pada awalnya, pesan yang didengungkan adalah bahwa kita menghadapi ini bersama-sama, tapi saya sepertinya tidak merasa begitu lagi sekarang," katanya.