Program upskilling dan reskilling guru SMK beserta bantuan pemerintah bidang kemitraan dan penyelarasan dunia usaha dan industri (DUDI) telah resmi diluncurkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Program tersebut diharapkan dapat menghasilkan kurikulum baru yang lebih sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan industri.
"Jadi yang menyusunnya dengan industri untuk memenuhi hard skill dan soft yang seimbang. Di kurikulum baru ini 60% masih berbasis praktik karena ini SMK, tetapi seluruh pelajaran akan dihubungkan dengan real challenge," kata Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud Wikan Sakarinto, Selasa (30/6/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peningkatan dan perluasan kemampuan guru merupakan salah satu aspek krusial dalam meningkatkan pendidikan SMK. Guru, ungkap Wikan, juga harus menjadi mentor bagi muridnya.
"Kami menilai upskiling dan reskiling guru SMK penting, Kami ingin mereka tidak hanya mengajar tapi juga menjadi mentor bagi muridnya," terang Wikan.
Wikan menerangkan, siswa SMK kerap diberikan praktik tanpa konteks yang jelas. Menurutnya, yang diperlukan siswa adalah kegiatan praktik yang selaras dengan keperluan industri, sehingga proyek yang dikerjakan menjadi pembelajaran dasar untuk diterapkan di dunia profesional.
Di sisi lain, ia menegaskan, bukan berarti SMK harus memiliki peralatan yang persis dimiliki industri. Hanya saja, pembelajaran difokuskan pada kiat-kiat menyelesaikan pekerjaan yang akan dihadapi di dunia industri.
Ia menambahkan, siswa yang masuk SMK seharusnya lebih dulu tertarik pada bidang yang diambil. Pendidikan di SMK, kata Wikan, jangan sampai hanya dijadikan pilihan terakhir sehingga siswa tidak semangat menjalaninya. Sebab, motivasi belajar siswa turut menjadi faktor yang mendukung keberhasilan penerapan kurikulum yang akan disusun.
"Anak-anak SMK juga harus semangat, kalau tidak passion-nya dia maka juga berat melatihnya. Masuk SMK harus benar-benar karena anak ini tertarik dan semangat belajar," kata Wikan.
(ega/ega)