Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) bakal memfokuskan program One Village One Innovation buat 126 desa yang memiliki sektor teknologi tepat guna (TTG).
Program ini nantinya akan melibatkan empat sektor, yaitu pemerintah melalui Kemendes PDTT dan Kemenristek/BRIN, Offtaker atau Kalangan Dunia Usaha, Kampus, dan Komunitas sesuai dengan UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.
Mendes PDTT, Abdul Halim Iskandar mengatakan, program serupa sebenarnya telah diresmikan olehnya di Kawasan Wisata Goa Pindul, Gunungkidul, Yogyakarta, yaitu Bejiharjo Edupark yang merupakan pilot inkubasi inovasi desa pengembangan ekonomi lokal oleh Kemendes PDTT.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan, inovasi desa itu terfokus pada teknologi tepat guna dan pengembangan ekonomi lokal program inovasi desa (PELPID). Dua hal ini juga perlu dilakukan pengembangan dengan menggandeng pihak lain yang memiliki korelasi dengan program ini.
Langkah yang telah dilakukan yaitu kerja sama dengan Kemenristek/BRIN yang telah menyatakan kesiapan untuk melakukan pendampingan terhadap 126 desa dengan catatan terfokus pada teknologi tepat guna.
"Untuk itu, Kemendes PDTT harus persiapkan data yang solid dari sejumlah program TTG yang telah dilakukan dan memastikan model yang bakal dikembangkan," kata Gus Menteri, sapaan akrabnya, dalam keterangan tertulis, Selasa (30/6/2020).
Dari sekian model pengembangan yang dimiliki Kemendes PDTT, Halim berharap TTG yang dikembangkan oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang terlebih dahulu dikembangkan.
Kata Halim, hal ini perlu digenjot karena nantinya Kemendes PDTT tidak hanya berbicara TTG yang dikembangkan oleh BUMDes, tapi yang di desa itu untuk dikembangkan lebih lanjut.
Nantinya, Kemendes PDTT memiliki data yang solid untuk penentuan skala prioritas untuk dikembangkan dengan catatan miliki daya ungkit ekonomi.
"Hal ini perlu segera dilakukan karena pasca BLT (Bantuan Langsung Tunai) Dana Desa, Kemendes PDTT harus bicara soal produktivitas ekonomi desa dan pedesaan," kata Mantan Ketua DPRD Jawa Timur ini.
Kemendes PDTT, kata Pria Kelahiran Jombang ini, harus fokus pada pembangunan geliat ekonomi di desa dari berbagai sektor dan perspektif sebagai bagian dari recovery desa pasca pandemi COVID-19.
Untuk itu, Kemendes PDTT fokus pada recovery ekonomi desa dari seluruh elemen yang dimiliki, seperti BUMDes, di wilayah transmigrasi ada program ketahanan dan diversifikasi pangan serta penguatan manajemen produksi. Seluruh potensi yang dimiliki ditata ulang dan direvitalisasi dengan maksimal.
"Perlu pemetaan ulang berbagai hasil produk inovasi desa dan pengembangan ekonomi lokal yang miliki daya ungkit ekonomi," katanya.
Ia mencontohkan Desa Wisata. Desa itu harus memiliki standardisasi kriteria yang ditetapkan oleh Kementerian Pariwisata dan memang memiliki daya tarik tinggi. Setelah itu, Kemendes PDTT pun bisa menggandeng Kementerian PUPR untuk pembangunan fasilitas jalan agar lebih mudah terjangkau oleh pengunjung.
"Ini prioritas untuk segera dilakukan agar pasca BLT Dana Desa ada langkah untuk daya ungkit ekonomi untuk recovery desa," tandas Mantan Ketuab DPRD Jombang ini.
(ega/ega)