Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan (PPA) Anak I Gusti Ayu Bintang Darmawati menyoroti praktik 'kawin tangkap' di Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT). Polisi mengatakan masih menyelidiki video viral itu.
"Ya ini kita masih lakukan penyelidikan," kata Kapolres Sumba Barat AKBP Khairul Saleh saat dihubungi, Senin (29/8/2020).
Kabupaten Sumba Tengah masuk wilayah hukum Polres Sumba Barat. Khairul mengatakan sejauh ini belum ada laporan ke polisi terkait video itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk laporan kan belum ada, dengan viralnya video ini kita masih melakukan penyelidikan," ujarnya.
Belum diketahui kapan tepatnya aksi di video 'kawin tangkap' itu terjadi. Pihaknya masih melakukan penelusuran.
"Iya memang banyak tradisinya seperti itu, Sumba Timur ada juga, Sumba Barat Daya, kan ada tiga wilayah lah (Sumba).
"Iya kita masih telusuri," tuturnya.
Sebelumnya, video yang menunjukkan seorang perempuan menangis dan berteriak saat digotong oleh sejumlah pria dan dibawa masuk ke satu rumah di Kabupaten Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT), beredar di media sosial sejak sepekan lalu. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Ayu Bintang Darmawati menyoroti praktik itu.
Di samping itu, ada satu video yang menunjukkan seorang perempuan yang 'diculik' oleh empat pria saat berada di satu terminal di Kota Weetabula, Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur.
Kedua rekaman video itu menggambarkan bagian dari proses kawin tangkap, praktik yang dianggap lazim di kalangan masyarakat Sumba, khususnya yang berada di daerah pedalaman.
Menteri PPPA I Gusti Ayu Bintang Darmawati mengatakan praktik kawin tangkap sebagaimana yang terjadi di Sumba Tengah dan Sumba Barat Daya merupakan salah satu bentuk kekerasan terhadap perempuan dan anak.
"Budaya atau tradisi tidak statis, tetapi dinamis. Kasus kawin tangkap adalah praktik kekerasan dan pelecehan terhadap kaum perempuan dan anak. Jadi jangan sampai alasan tradisi budaya dipakai hanya sebagai kedok untuk melecehkan perempuan dan anak," katanya, seperti dilansir Antara.
Beberapa aktivis melaporkan mengenai praktik kawin tangkap di Sumba ini ke pihak kepolisian.