PSBB Jabar Dihentikan, Ridwan Kamil Tak Mau Gegabah Buka Sekolah

PSBB Jabar Dihentikan, Ridwan Kamil Tak Mau Gegabah Buka Sekolah

M. Sholihin - detikNews
Jumat, 26 Jun 2020 22:08 WIB
Ridwan Kamil di Bogor
Gubernur Jabar Ridwan Kamil (tengah) saat di Pesantren Al Falak, Kota Bogor. (Foto: M. Sholihin/detikcom)
Bogor -

Pemprov Jabar menghentikan Pembatasan Berskala Besar (PSBB). Kini digulirkan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) atau new normal. Pesantren diizinkan melaksanakan kegiatan, sedangkan sekolah umum belum dibuka.

"Kalau pesantren sudah mulai, saya persilakan. Tetapi kalau sekolah umum kita menunggu ada zona hijau yang disepakati, baik oleh pemerintah kota, provinsi dan pusat," kata pria yang akrab disapa Kang Emil ini usai mengunjungi pesantren Al Falak, Pagentongan, Kota Bogor, Jum'at (26/6/2020).

"Karena ada lebih dari 10 juta anak sekolah itu rata-rata sehat, jauh dari Covid. Kami tidak mau gegabah, karena Covid ini paling rawan terhadap usia anak sekolah dan lansia," ujar Emil menambahkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Emil menyebut pesantren dibuka lebih dulu karena memiliki kurikulum dan jadwal belajar yang berbeda-beda jika dibanding sekolah umum. Dia menjelaskan keputusan ini juga merupakan hasil masukan dari para ulama di Jabar.

"Nah pesantren memang dibuka lebih dahulu dibanding sekolah umum, karena pesantren itu start dan finish-nya berbeda, kurikulumnya juga berbeda-beda. Jadi kalau satu buka, satu belum, saya kira tidak masalah. Berbeda dengan sekolah umum, kalau sekolah umum kan start dan finish-nya harus berbarengan, kurikulumnya sama dan berbarengan," ujar Emil.

ADVERTISEMENT

"Kami di Kota Bogor, termasuk di provinsi sangat mendengar kepada ulama, kiai, termasuk saya pribadi punya delapan pesantren, sama juga. Kita pastikan keamanan Covid diutamakan," tuturnya lagi.

Emil bersama Wali Kota Bogor Bima Arya meninjau langsung persiapan aktivitas Pesantren Al Falak di Pagentongan, Kota Bogor, Jum'at (26/6/2020) sore. Di saat bersamaan, Dinkes Jabar juga melakukan rapid test kepada puluhan santri yang sudah datang ke pesantren yang dipimpin Kiai Asep Zulfikar tersebut.

"Setelah diamati semua sudah berjalan dengan baik, ada ekstra pengecekan rapid test pada santri. Kemudian juga masker menjadi kewajiban utama sudah disampaikan, juga jaga jarak, cuci tangan akan dilakukan dalam proses belajar mengajarnya," ucap Emil.

Asep Zulfikar meminta santri untuk melakukan karantina selama 14 hari di rumah masing-masing sebelum datang ke pesantren. Kedatangan santri juga dilakukan bertahap.

"Ada satu kelebihan di pesantren itu, si anak kan tidak kemana-mana. Jadi kalau pakai istilah dikarantina, ini benar-benar dikarantina. Jadi kita berjamaah di masjid sendiri, belajar di masjid sendiri, sehingga polanya sudah seperti di rumah saja. Itulah yang membuat kami sedikit berani membuka, walaupun dengan cara bertahap," ujar Asep.

Halaman 2 dari 2
(bbn/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads