Jadi Klaster Corona, Pesta Pernikahan di Semarang Banyak yang Dibatalkan

Jadi Klaster Corona, Pesta Pernikahan di Semarang Banyak yang Dibatalkan

Angling Adhitya Purbaya - detikNews
Jumat, 26 Jun 2020 17:38 WIB
Juru bicara Gabungan Penyelenggara Pernikahan Semarang (GPPS) Kota Semarang Nanang Khusnaini saat deklarasi di Hotel Horison Nindya Semarang
Foto: Juru bicara Gabungan Penyelenggara Pernikahan Semarang (GPPS) Kota Semarang Nanang Khusnaini saat deklarasi di Semarang (Angling Adhitya Purbaya/detikcom)
Semarang -

Munculnya klaster pernikahan sebagai klaster baru penyebaran virus Corona atau COVID-19 di Semarang ternyata berdampak pada banyaknya acara pernikahan yang dibatalkan. Para pengusaha di bidang pernikahan mengaku pendapatan mereka pun terpukul.

"Drastis empat bulan nonaktif, ditambah jujur berita yang itu, repot, mulai sudah ada pembatalan dan pemunduran lagi, dampaknya juga tidak hanya Semarang," kata Juru bicara Gabungan Penyelenggara Pernikahan Semarang (GPPS) Kota Semarang Nanang Khusnaini usai deklarasi penyelenggara pernikahan Semarang di era new normal, di Hotel Horison Nindya, Semarang, Jumat (26/6/2020).

Nanang mengaku belum tahu pasti jumlah pasangan yang membatalkan atau memundurkan pesta pernikahannya sejak berita klaster pernikahan itu ramai Sabtu (20/6). Menurutnya pesta pernikahan tetap bisa digelar namun dengan mematuhi protokol kesehatan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Maka perlu edukasi. Di deklarasi ini kita mendorong termasuk keluarga pengantin harus patuhi protokol kesehatan," tegasnya.

Nanang menyebut pihak vendor bakal menjelaskan protokol kesehatan yang wajib dijalankan selama pernikahan berlangsung. Pesta pernikahan tetap bisa berlangsung selama ada komitmen dari mempelai dan vendor untuk menjalankan protokol kesehatan tersebut.

ADVERTISEMENT

"Sampaikan kepada semua vendor kalau ketemu calon pengantin jelaskan soal protokol kesehatan, sanggup tidak," terangnya.

Dia lalu mencontohkan beberapa vendor pernikahan yang sudah melakukan simulasi bahkan melakukan inovasi seperti drive in wedding maupun live streaming. Nanang menyebut pernikahan yang tidak menggunakan wedding organizer (WO) akan sulit mengawasi protokol kesehatan. Salah satu cara solusinya membentuk panitia yang khusus mengawasi jalannya protokol kesehatan ini.

"Pastikan keluarga dan panitia yang mengelola tahu protokol kesehatan. Panitia ini berperan sebagai WO," ujarnya.

Di lokasi yang sama, salah satu calon pengantin mengakui takut menggelar pesta saat pandemi Corona. Meski begitu, calon pengantin bernama Wanda Oktavia Putri (20) itu yakin jika protokol kesehatan dijalankan pestanya akan aman.

"Ketakutan ada, tapi ini sesuai protokol kesehatan nanti dibantu vendor. Keluarga kami juga sudah paham. Akan kami adakan live Instagram juga, biar keluarga dan teman yang tidak datang bisa tahu prosesi pernikahannya," ujar Wanda yang hadir dalam deklarasi tersebut.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads