Begini Detik-detik Penyerangan Milisi di Kongo hingga Serma Rama Gugur

Begini Detik-detik Penyerangan Milisi di Kongo hingga Serma Rama Gugur

Sachril Agustin Berutu - detikNews
Jumat, 26 Jun 2020 17:19 WIB
Dua orang prajurut TNI menjadi korban dalam penyerangan patroli misi perdamaian PBB di Kongo. Satu orang prajurit TNI bernama Serma Rama gugur dan satu lainnya terluka.
Prajurit TNI Serma Rama Wahyudi tewas saat diserang milisi di Kongo (Foto: dok. Mabes TNI)
Jakarta -

Serma Rama Wahyudi, prajurit TNI yang bertugas dalam misi perdamaian PBB di Republik Demokratik Kongo, tewas diserang milisi. Dalam peristiwa itu, para milisi juga merampas seluruh perlengkapan.

"Mulai senjatanya, kemudian vest jacket, helmnya, pengamanannya, diambil semuanya oleh milisi," kata Komandan Pusat Misi Pasukan Perdamaian (PMPP) TNI Mayjen TNI Victor Hasudungan Simatupang di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (26/6/2020).

Victor menjelaskan kejadian berawal ketika Serma Rama Wahyudi, yang merupakan komandan tim (dantim), bergerak ke arah Mavivi, Senin (22/6) sore. Mereka semua berangkat setelah melakukan tugas di Halulu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tapi sekitar pukul 15.45 WIB, anggota TNI yang bertugas diserang. "Mereka ditembus oleh milisi dari Uganda yang masuk ke wilayah Kongo. Anggota kita ini diserang dan mengakibatkan Sersan Mayor Wahyu mengalami luka tembak di dadanya dan perutnya," ucapnya.

"Kemudian anggota kita pada saat penembakan itu semuanya melarikan diri, turun dari kendaraan, turun dan bersembunyi di antara roda truk. Mereka merayap ke belakang menuju (berlindung ke mobil) APC pengawal, bersama-sama dengan dua personel tentara Malawi," lanjutnya.

ADVERTISEMENT

Victor melanjutkan personel dapat menyelamatkan diri masuk ke dalam kendaraan APC. Namun Serma Wahyudi tertinggal karena terkena tembakan milisi.

"Jadi (kendaraan) APC berhasil dibuka, (pasukan) masuk ke dalam. Setelah itu dihitung jumlahnya, tahu-tahu masih ada ketinggalan satu personel kita, yaitu Sersan Mayor Rama Wahyudi. Anggota kita yang di dalam berteriak untuk minta dantimnya dijemput. Karena si Wahyudi waktu terkena serangan itu tidak bisa melarikan diri karena sudah kena luka tembak. Kemudian anggota kita minta tolong sama team leader-nya Malawi supaya dijemput kembali," ungkapnya.

Serma Wahyudi gugur akibat kejadian ini. Satu anggota TNI, yakni Pratu M Syafii Makbul, juga terluka akibat serangan ini. Pratu Syafii mengalami luka di dahi dan bagian atas kepalanya akibat serpihan kaca.

"Menurut rumah sakit, dalam tempo 3-4 hari, (Pratu Syafii) sudah bisa dikembalikan ke kesatuan asal di Mavivi," kata Victor.

Sementara itu, Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Mabes TNI Mayjen Sisriadi menambahkan anggota TNI sulit berlindung ketika diserang milisi.

"Tapi memang mungkin kalau dilihat dari foto-foto medannya, memang medan yang tepat untuk abuse, itu yang tadi disampaikan Pak Viktor. Itu medan yang kalau kita meng-abuse, medannya memang seperti itu. Kalau kita di-abuse kan memang kita harus turun dari kendaraan, mengambil medan yang namanya terlindung. Di situ sulit mencari medan yang terlindung," ujar Sisriadi.

"Apalagi almarhum itu berada di truk yang besar, lobet, itu salah satu truk untuk membawa barang-barang dan itu pasti pelan, tidak mungkin kencang, karena memang kondisi jalannya menikung, tanah, dan mepet sekali. Ban kiri-kanan dengan dinding tebing. Jadi kalau kita sebagai prajurit, sulit," ungkap Sisriadi.

Sebelumnya, Kemlu menyatakan dua orang prajurit TNI menjadi korban dalam penyerangan patroli misi perdamaian PBB di Kongo. Satu orang prajurit TNI dinyatakan gugur dan satu lainnya terluka.

"Berdasarkan laporan yang diterima dari MONUSCO, sejauh ini terdapat dua korban personel Indonesia dari pertempuran bersenjata di wilayah Kongo tersebut. Serma Rama Wahyudi dinyatakan meninggal dunia, sementara korban lainnya, Prt M Syafii Makbul, masih dalam perawatan intensif," demikian bunyi pernyataan dari Kemlu yang dilihat di laman resmi Kemlu, Rabu (24/6/2020).

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads