MPR Sebut SDM Tentukan Nasib Maju atau Tidaknya Suatu Bangsa

MPR Sebut SDM Tentukan Nasib Maju atau Tidaknya Suatu Bangsa

Reyhan Diandri - detikNews
Kamis, 25 Jun 2020 21:18 WIB
Jazilul Fawaid
Foto: MPR
Jakarta -

Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid menuturkan bahwa suatu bangsa maju atau tidak akan ditentukan oleh sumber daya manusia (SDM)-nya. Ia pun menegaskan arti penting akan pendidikan dan kewajiban untuk meraihnya.

Menurut Jazilul mencari ilmu juga merupakan suatu tuntunan hidup yang wajib ditempuh dari ayunan hingga liang lahat. Dengan ilmu itulah seseorang bisa sukses hidupnya.

"Ilmu dapat mengangkat derajat hidup seseorang," jelas Jazilul, dalam keterangannya, Kamis (25/6/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal itu ia sampaikan dalam suatu acara diskusi dengan tema "COVID-19 Di Tengah Masa Kenormalan Baru" yang disiarkan secara langsung oleh salah satu station radio di Jakarta.

Jazilul menuturkan lebih lanjut bahwa pada masa pandemi COVID-19, dunia pendidikan di Indonesia dan di banyak negara lain juga terdampak. Hal tersebut akibat adanya larangan berkerumun yang membuat sekolah ditutup, sehingga sebagai gantinya proses pendidikan dilakukan dengan cara jarak jauh secara online.

ADVERTISEMENT

Untuk itu, Jazilalul meminta dunia pendidikan agar lebih diperhatikan dalam masa new normal khususnya dengan memberikan layanan penyediaan internet. Dengan jaringan yang bagus dan ketersediaan internet maka proses pendidikan akan tetap berlangsung.

"Kita butuh jaringan komunikasi yang bagus," ungkapnya.

Jazilul pun turut bersedih ketika proses pendidikan selama masa PSBB, stay at home, dan work from home menjadi terganggu. Bila hal demikian terus terjadi, menurutnya akan menyebabkan hilangnya satu generasi.

"Anak-anak selama masa pandemi COVID-19 jadi kekurangan asupan pendidikan," ujarnya.

Ia berharap agar dunia pendidikan juga dapat diperhatikan layaknya seperti dunia usaha. Diakui sekarang kebutuhan internet merupakan kebutuhan salah satu kebutuhan primer.

"Dulu kebutuhan primer sandang, pangan, dan papan, sekarang ditambah dengan kebutuhan internet," tegasnya.

Selain itu, menurut Jazilul yang terdampak dari pandemi COVID-19 tidak hanya dunia pendidikan umum. Dunia pendidikan pesantren pun juga terkena dampak yang sama. Ia pun mengajak masyarakat untuk mengambil hikmah dari wabah COVID-19 yang melanda sejak awal tahun 2020. Dengan adanya wabah membuat manusia dituntut untuk hidup bersih.

"Bersih badan dan lingkungan," ujarnya.

Untuk mengatasi COVID-19, di saat vaksin belum ditemukan, Jazilul meminta masyarakat untuk tetap waspada. Diharapkan masyarakat dapat mematuhi aturan protokol kesehatan yang diberlakukan seperti aktivitas di komplek parlemen yang sudah menerapkan protokol kesehatan.

"Namun yang sifatnya kerumunan masih kita hindari. Meski hidup dalam masa pandemi, kita jangan kehilangan produktivitas," jelasnya.

Jazilul mengatakan bahwa hal yang paling penting dalam masa pandemi COVID-19 adalah penanganannya. Dirinya pun mengajak masyarakat untuk saling membantu di dalam kebersamaan, agar dapat memenangkan perlawanan melawan COVID-19.

"Dalam masa new normal kita melakukan aktivitas seperlunya, sepentingnya, saja dengan menerapkan protokol kesehatan," pungkasnya.

(mul/mpr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads