Badan Nasional Narkotika (BNN) dibandingkan dengan kepolisian dalam konteks penangkapan kasus penyalahgunaan narkotika. BNN yang sejatinya instansi khusus memberantas narkoba dianggap tidak lebih hebat dari kepolisian dalam penangkapan kasus.
Kritikan itu datang dari anggota Komisi III DPR Fraksi PDIP, Arteria Dahlan, dalam rapat bersama KPK, BNN, dan PPATK. Dia menyebut polisi lebih hebat dibandingkan BNN dalam menangkap kasus narkoba.
"Tapi saya lihat memang ada penghematan, ada refocusing, pagu kita turun. Kita juga mohon maaf, belakangan ini kan polisi lebih hebat nangkepin narkoba dibanding BNN, saya nggak kelihatan itu siapa abang kita ini? Iya Bang Arman Depari biasanya luar biasa semangatnya, tapi sekarang dia udah melipir dia," kata Arteria, Kamis (25/6/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arteria meminta BNN lebih progresif dalam menjalankan tugasnya. Dia mengatakan PDIP mendukung penuh langkah yang dilakukan BNN.
"Kami juga ingatkan, minta BNN biar lebih progresif lagi, politiknya PDIP politik afirmatif, politik keberpihakan, kami mendukung penuh. BNN ini lahir zamannya Ibu Mega, kita mendukung penuh segala gerak dan langkah BNN, apa pun itu, bahkan BNN salah kita bilang selalu benar, kenapa? Biar teryakinkan publik, urusan benar salahnya biarkan dengan Komisi III, tapi untuk berantas narkoba biarkan butuh keyakinan," ujarnya.
Menanggapi hal itu, Kepala BNN Heru Winarko mengatakan pihaknya bekerja sama dengan Polri dalam hal penangkapan pelaku kasus narkotika. Heru mengatakan Polri selalu berkoordinasi dengan BNN dalam penangkapan, baik kasus besar sekalipun.
Hanya, Heru mengatakan, pihaknya tidak ingin terlalu tampil.
"Untuk Polri, terus terang saja kita gabungan dengan mereka, kita operasi-operasi gabungan dengan Bea-Cukai. Kalau misalnya ditangani polisi mereka tangani, mereka informasi ke kita, lalu yang di Banten dan Sukabumi, itu kita sama pak,mereka laporkan ke kita. Jadi kita nggak mau tampil sebenarnya Pak," katanya.
Heru juga menjelaskan kaitan antara polisi dan instansinya. Menurutnya, banyak petinggi Polri yang sebelumnya memiliki jabatan di BNN.
"Dan sebenarnya terus terang saja, yang sekarang di polisi kebanyakan orang BNN Pak. Jadi kaya kemarin zaman Budi Waseso kita apresiasi yang itu sespati atau apa mereka kembali ke polisi Pak, nggak apa mereka dapat promosi di sana, dan bagi saya nggak ada masalah. Jadi bukan hanya itu tapi bagaimana kita berantas," ujarnya.
(eva/gbr)