Para aplikator penyedia jasa ojol juga sudah mengembalikan menu pengantaran penumpang dalam layannya. Hanya saja, hal tersebut belum tersosialisasikan dengan baik kepada warga sehingga pengguna layanan tersebut masih minim.
Kondisi itu cukup dikeluhkan oleh para pengemudi ojol. Pasalnya sangat berpengaruh terhadap pendapatan pengemudi ojol.
"Memang senang dengan kembalinya layanan go-ride ataupun grabbike di Cianjur. Tapi penumpang masih minim, karena banyak warga Cianjur yang belum tahu layanan yang sempat dihilangkan sudah kembali lagi. Dari pagi saja baru dapat satu penumpang," kata Abdurahman (30), salah seorang pengemudi ojol saat ditemui, Rabu (24/6/2020).
Selama pandemi, dia mengungkapkan, pendapapatannya sangat jauh berkurang. Dalam sehari, kata dia, paling hanya bisa mendapat Rp 30 ribu. Padahal, biasanya dia mampu membawa uang ke rumah sebesar Rp 100 ribu hingga Rp 150 ribu.
"Karena kondisinya pandemi, jadi tidak banyak yang keluar rumah. Tadi pun penumpang yang dibawa jaraknya dekat," kata dia.
Agung Pradana (27), pengemudi ojol lainnya mengungkapkan minimnya jumlah penumpang juga diakibatkan pelajar yang masih belajar di rumah. Hal itu cukup berpengaruh karena pelajar banyak memanfaatkan layanan ojol untuk berangkat atau pulang dari sekolah.
"Biasanya kalau pagi atau jam pulang sekolah itu dapat penumpang, sekarang hanya mengandalkan warga yang memang masih kerja atau ada aktivitas mendesak," kata dia.
Di sisi lain, dia juga mengaku dilema dalam menjalankan protokol kesehatan saat membawa penumpang. Sebab tidak sedikit penumpang yang belum paham terkait protokol baru layanan ojol agar bisa mengangkut penumpang.
"Di satu sisi kita harus menerapkan protokol kesehatan, jika tidak akan ditegur dan disanksi oleh penyedia layanan. Tapi di sisi lain, ketika kita jalankan protokol kesehatan apalagi pakai pembatas khusus juga membuat penumpang yang tidak paham menjadi risih dan risikonya juga penilaian akan kurang baik yang akhirnya juga kena tegur lagi. Makanya dilematis," ucap dia.
Selain itu, dia juga mengeluhkan pihak aplikator yang belum sepenuhnya mengakomodir kebutuhan driver untuk hand sanitizer hingga pembatas khusus. Saat ini baru beberapa yang memiliki.
Pada akhirnya mayoritas driver harus membeli sendiri hand sanitizer ataupun alat pelindung diri lainnya. "Katanya bertahap, tapi mau kapan semuanya bisa dapat. Sedangkan kita sudah mulai beroperasi normal sejak kemarin. Sementara kita perlu, bukan hanya keamanan penumpang, tapi driver sendiri," kata dia.
Dia dan driver lainnya berharap pandemi segera berlalu. Sehingga pihaknya bisa kembali beraktivitas seperti biasa.
Diberitakan sebelumnya, pemerintah Kabupaten Cianjur bakal mengizinkan ojek online beroperasi kembali. Namun sejumlah protokol kesehatan mesti dijalankan, bahkan pengemudi ojol akan diminta untuk menjalani rapid test.
"Secara prinsip saya mengizinkan agar ojek online bisa beroperasi kembali selama rekan-rekan di lapangan juga siap," kata Plt. Bupati Cianjur Haji Herman menerima audiensi dari perwakilan pengemudi ojek online Cianjur di Pendopo Kabupaten Cianjur, Sabtu (20/6/2020).
(mso/mso)