"Kemungkinan penularan dari orang terdekat, paling banyak berasal dari usia sekolah," ujar Berli saat dihubungi detikcom, Rabu (24/6/2020).
Sebelumnya, Dinkes Jabar mencatat terdapat 190 kasus anak yang terinfeksi COVID-19 dari rentang 0-18 tahun. Paling banyak kasus ini terjadi pada anak-anak usia sekolah yakni (6-18 tahun) yakni 131 kasus.
Ia meminta peran aktif orang tua untuk mengawasi aktivitas anak di rumah, termasuk mendorong anak dan keluarga lainnya yang melakukan kontak erat untuk mematuhi protokol kesehatan selama pandemi, seperti memakai masker dan mencuci tangan.
"Diduga dari orang terdekat atau pada saat mereka melakukan kegiatan yang kontak dengan orang lain, seperti pada saat silaturahmi. Ini masih kemungkinan, karena tidak ada yang mengawasi aktivitas masyarakat, termasuk anak sekolah di saat PSBB," kata Berli.
Dari 190 kasus, tersebut 105 anak masih menjalani perawatan atau berstatus positif aktif. Mereka paling banyak datang dari kelompok usia sekolah, yakni sebanyak 80 anak.
Berli mengatakan, definisi anak tersebut mengacu kepada UU Perlindungan Anak yang menyatakan status anak-anak dari rentang usia 0 sampai 18 tahun.
Sementara itu jumlah pasien anak yang sembuh dari COVID-19, sebanyak 82 anak.
Terdiri dari bayi 0-1 tahun L (laki-laki) =6, P (perempuan)= 2; Balita 1-5thn L=6, P=11; Pra-sekolah 5-6 tahun L=3, P = 5 ; Usia sekolah 6 - 18 tahun L=20, P=29 anak.
Dari jumlah 190 kasus, 3 orang anak meninggal dunia. "Terdiri dari balita satu orang perempuan, laki-laki usia sekolah dua orang. Total tiga yang meninggal," katanya.
(yum/mso)