Trump Kembali Ancam Pakai Kekerasan ke Demonstran di Washington DC

Trump Kembali Ancam Pakai Kekerasan ke Demonstran di Washington DC

Novi Christiastuti - detikNews
Rabu, 24 Jun 2020 09:30 WIB
President Donald Trump returns to the White House after visiting outside St. Johns Church, Monday, June 1, 2020, in Washington. Part of the church was set on fire during protests on Sunday night. (AP Photo/Patrick Semansky)
Donald Trump (AP Photo/Patrick Semansky)
Washington DC -

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali melontarkan ancaman untuk para demonstran di Washington DC. Trump bersumpah akan memakai kekerasan jika para demonstran berupaya menciptakan 'zona otonomi' bebas polisi di ibu kota AS tersebut.

Seperti dilansir AFP, Rabu (24/6/2020), ancaman itu disampaikan Trump dalam cuitan terbaru via akun Twitter-nya pada Selasa (23/6) pagi waktu AS. Trump juga mengancam akan memberlakukan hukuman penjara yang berat bagi para 'anarkis' yang merusak monumen nasional saat berunjuk rasa.

"Saya telah memberikan wewenang terhadap Pemerintah Federal untuk menangkap siapa saja yang melakukan vandalisme atau merusak monumen apapun, patung apapun, atau properti Federal lainnya semacam itu di AS, dengan hukuman maksimal 10 tahun penjara," tulis Trump dalam cuitannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tidak akan pernah ada 'Zona Otonomi' di Washington DC, selama saya menjadi Presiden Anda. Jika mereka mencoba (menciptakan Zona Otonomi), mereka akan berhadapan dengan kekuatan serius," tegas Trump.

Diketahui bahwa para demonstran di Seattle, negara bagian Washington, menciptakan 'Zona Otonomi' dua pekan lalu, yang memicu kemarahan di kalangan konservatif AS. Zona otonomi itu dibangun di sepanjang enam blok setelah seseorang ditembak mati pada Sabtu (20/6) lalu.

ADVERTISEMENT

Sementara di Washington DC, ibu kota AS, polisi menggunakan semprotan merica untuk membubarkan demonstran yang berupaya merobohkan patung Presiden ke-7 AS, Andrew Jackson, yang berdiri di Taman Lafayette, dekat Gedung Putih. Patung itu menjadi target karena riwayat Jackson sebagai pemilik budak dan kebijakan brutalnya terhadap warga pribumi AS.

Polisi membubarkan demonstran dengan tongkat pemukul dan semprotan merica, namun patung Andrew Jackson sudah penuh coretan slogan dan berbagai julukan. Aksi merusak monumen dan patung di AS marak usai terjadi unjuk rasa besar-besaran menuntut keadilan ras yang dipicu kematian pria kulit hitam bernama George Floyd di tangan polisi Minneapolis.

Selain berupaya merobohkan patung Presiden ke-7 AS, para demonstran di Washington DC juga berupaya mendirikan tenda-tenda di taman dekat Gedung Putih. Coretan berbunyi 'BHAZ' yang merupakan kependekan Black House Autonomous Zone terlihat di dekat gereja setempat.

Dalam komentarnya sebelum terbang ke Arizona untuk menemui pendukungnya, Trump menyebut orang-orang yang merusak monumen federal 'bukanlah demonstran', melainkan para 'anarkis'.

Tonton video 'Popularitas Menurun, Trump Mainkan Isu Rasial di Kampanyenya':

(nvc/rdp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads